Garap TPPAS Lulut Nambo, Ridwan Kamil Sambut Investor Baru asal Jerman
Selasa, 23 Maret 2021 - 18:12 WIB
"Insya Allah kita melakukan prakualifikasi di akhir bulan ini dan mudah-mudahan dalam dua bulan mendatang, begitu kita tahu berapa bidder yang masuk, kita seleksi menjadi empat sebagaimana arahan dari Kementerian Keuangan. Kemudian, kita akan lakukan lelang untuk penentuan pemenang," jelasnya.
Adapun rencana pembangunan TPPAS di kawasan Ciayumajakuning serta Bekarpur, Prima mengaku masih dalam tahap persiapan lahan, seperti rencana lahan TPPAS Ciayumajakuning yang sebagiannya masuk kawasan miliki Perhutani, sehingga diperlukan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Dan juga yang Bodekarpur kemarin kita lagi melakukan survei terhadap lahan atau lokasi yang memang secara standar nasional Indonesia ada persayaratan yang harus dilakukan untuk TPPAS regional di wilayah tersebut," katanya.
Diketahui, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil memimpin peletakan batu pertama (ground breaking) TPPAS Lulut Nambo di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jumat 21 Desember 2018 lalu.
Ground breaking merupakan tindak lanjut perjanjian kerja sama yang telah dilakukan Pemprov Jabar dengan PT JBL untuk pembangunan TPPAS Lulut Nambo pada 21 Juni 2017 lalu dengan nilai investasi sebesar USD46 juta.
Berdasarkan perjanjian kerja sama, pelaksanaan pembangunan membutuhkan waktu paling lambat 18 bulan. Berdasarkan hal tersebut, PT JBL menargetkan, TPPAS Lulut Nambo dapat beroperasi paling lambat Juli 2020 mendatang. Namun sayang, kerja sama tersebut akhirnya berakhir karena PT JBL melakukan wanprestasi.
TPPAS Lulut Nambo sendiri merupakan TPPAS yang diklaim berskala besar pertama di Indonesia dengan kapasitas pengolahan sampah yang mencapai 1.650 ton/hari hingga maksimum 1.800 ton/hari. Kehadirannya akan dimanfaatkan untuk mengolah dan memproses sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.
TPPAS Lulut Nambo akan menerapkan teknologi mutakhir MBT yang ramah lingkungan dalam pengolahan dan pemrosesan sampah hingga menjadi sumber energi berupa refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. agung bakti sarasa
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyambut baik kehadiran investor asal Jerman, Uwell yang bakal melanjutkan proyek TPPAS Lulut Nambo. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
Adapun rencana pembangunan TPPAS di kawasan Ciayumajakuning serta Bekarpur, Prima mengaku masih dalam tahap persiapan lahan, seperti rencana lahan TPPAS Ciayumajakuning yang sebagiannya masuk kawasan miliki Perhutani, sehingga diperlukan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Dan juga yang Bodekarpur kemarin kita lagi melakukan survei terhadap lahan atau lokasi yang memang secara standar nasional Indonesia ada persayaratan yang harus dilakukan untuk TPPAS regional di wilayah tersebut," katanya.
Diketahui, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil memimpin peletakan batu pertama (ground breaking) TPPAS Lulut Nambo di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jumat 21 Desember 2018 lalu.
Ground breaking merupakan tindak lanjut perjanjian kerja sama yang telah dilakukan Pemprov Jabar dengan PT JBL untuk pembangunan TPPAS Lulut Nambo pada 21 Juni 2017 lalu dengan nilai investasi sebesar USD46 juta.
Berdasarkan perjanjian kerja sama, pelaksanaan pembangunan membutuhkan waktu paling lambat 18 bulan. Berdasarkan hal tersebut, PT JBL menargetkan, TPPAS Lulut Nambo dapat beroperasi paling lambat Juli 2020 mendatang. Namun sayang, kerja sama tersebut akhirnya berakhir karena PT JBL melakukan wanprestasi.
TPPAS Lulut Nambo sendiri merupakan TPPAS yang diklaim berskala besar pertama di Indonesia dengan kapasitas pengolahan sampah yang mencapai 1.650 ton/hari hingga maksimum 1.800 ton/hari. Kehadirannya akan dimanfaatkan untuk mengolah dan memproses sampah dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.
TPPAS Lulut Nambo akan menerapkan teknologi mutakhir MBT yang ramah lingkungan dalam pengolahan dan pemrosesan sampah hingga menjadi sumber energi berupa refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. agung bakti sarasa
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyambut baik kehadiran investor asal Jerman, Uwell yang bakal melanjutkan proyek TPPAS Lulut Nambo. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
(shf)
tulis komentar anda