Elektabilitasnya Melesat, Ridwan Kamil Bayangi Prabowo Subianto di Bursa Capres 2024
Senin, 15 Maret 2021 - 12:07 WIB
Selain itu, Hendri menyebut, kenaikan elektabilitas Ridwan Kamil turut dipicu aktivitas politiknya yang relatif tak berdinamika.
"Kalau Kang Emil gak ada satu hal yang bersifat menyerang dan mendelegitimasi dia," ucapnya.
Menurut Hendri, tingkat elektabilitas dan popularitas kandidat capres 2024 dari kalangan kepala daerah punya fenomena yang hampir serupa. Karena itu, penting bagi kepala daerah untuk tetap menjaga popularitas dan elektabilitasnya dengan prestasi dan kinerja.
"Kalau kepala daerah yang elektabilitasnya relatif stabil ini karena program yang sudah dilakukan, tapi ini masih lama waktunya. Memang dibutuhkan menjaga l, agar mereka punya ruang pemberitaan positif. Karena kalau negatif, popularitas tidak ekuivalen dengan elektabilitas. Ada kan yang dikenal, tapi tidak disukai dan dipilih, termasuk menjaga prestasi," papar Hendri.
Baca juga: 88 Tahun Persib, Ini Harapan Wakil Wali Kota Bandung
Salah satu fenomena menarik lainnya, lanjut Hendri, yakni kenaikan elektabilitas dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merangsek naik ke posisi empat dengan raihan elektabilitas sebesar 7 persen. Menurutnya, kasus kudeta Partai Demokrat membuat elektabilitas AHY naik.
Baca juga: Cerita Inspiratif Albis Group Bertahan Hadapi Ketatnya Persaingan Industri Fashion
"Contoh Kasus AHY kalau ada kasus tertentu popularitas dia ekuivalen dengan elektabilitas. Sebelum ada kasus kudeta dia relatif di bawah," katanya.
"Kalau Kang Emil gak ada satu hal yang bersifat menyerang dan mendelegitimasi dia," ucapnya.
Menurut Hendri, tingkat elektabilitas dan popularitas kandidat capres 2024 dari kalangan kepala daerah punya fenomena yang hampir serupa. Karena itu, penting bagi kepala daerah untuk tetap menjaga popularitas dan elektabilitasnya dengan prestasi dan kinerja.
"Kalau kepala daerah yang elektabilitasnya relatif stabil ini karena program yang sudah dilakukan, tapi ini masih lama waktunya. Memang dibutuhkan menjaga l, agar mereka punya ruang pemberitaan positif. Karena kalau negatif, popularitas tidak ekuivalen dengan elektabilitas. Ada kan yang dikenal, tapi tidak disukai dan dipilih, termasuk menjaga prestasi," papar Hendri.
Baca juga: 88 Tahun Persib, Ini Harapan Wakil Wali Kota Bandung
Salah satu fenomena menarik lainnya, lanjut Hendri, yakni kenaikan elektabilitas dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merangsek naik ke posisi empat dengan raihan elektabilitas sebesar 7 persen. Menurutnya, kasus kudeta Partai Demokrat membuat elektabilitas AHY naik.
Baca juga: Cerita Inspiratif Albis Group Bertahan Hadapi Ketatnya Persaingan Industri Fashion
"Contoh Kasus AHY kalau ada kasus tertentu popularitas dia ekuivalen dengan elektabilitas. Sebelum ada kasus kudeta dia relatif di bawah," katanya.
(boy)
tulis komentar anda