Kisah Tenganan, Desa Terkuno di Bali yang Tidak Mengenal Nyepi

Minggu, 07 Maret 2021 - 05:00 WIB


Ketika upacara akan dilaksanakan mendadak kuda Onceswara mendadak hilang. Bhatara Indra memerintahkan semua warga Peneges untuk mencari kuda tersebut. Warga Penegea berhasil menemukan kuda tersebut tetapi dalam keadaan mati. Mereka sangat berduka karena kuda Onceswara sudah mati.

Bhatara Indra mengetahui keadaan ini dan bersabda“Orang Peneges janganlah bersedih, walaupun kuda Onceswara kalian temukan dalam keadaan mati aku akan membalas jasa-jasamu. Untuk itu aku menganugrahkan daerah ini untuk kalian. Mengenai luas wilayah samapai batas terciumnya bangkai kuda Onceswara”.

Mendengar sabda itu warga Peneges lalu memotong-motong bangkai kuda tersebut serta membuang potongan-potongan kuda ke segala arah yang berjauhan, sehingga dengan demikian bisa lebih luas menguasai daerah itu.

Keadaan itu dapat kita lihat sampai kini dengan adanya peninggalan-peninggalan megalitik yang oleh masyarakat setempat dianggap tempat suci.

Kakidukun. Tempat ini terdapat di bukit bagian utara Desa Tenganan Pegringsingan. Merupakan bentuk yang menyerupai phallus (kemaluan) kuda dalam keadaan tegak. Menurut anggapan masyarakat setempat, apabila ada sepasang suami istri belum memperoleh keturunan dalam perkawinannya maka mereka mohon ke tempat sucikakidukun, agar bisa mempunyai keturunan.

Batu TaikikatauBatu Talikik. Tempat ini juga terdapat di bukit bagian utara dandianggap sebagai bekas isi perut atau kotoran kuda Onceswara. Upacara yang dilaksanakan di sini dengan tujuan memohon kemakmuran.

Penimbalan. Tempat ini terdapat di bukit bagian barat desa yang oleh masyarakat setempat dianggap sebgai bekas pahanya kuda. Upacara yang dilaksanakan di tempat ini berkaitan dengan upacara untukTeruna Nyoman.

Batu Jaran. Tempat suci ini terdapat di bagian utara yang dianggap sebagai bekas matinya kuda Onceswara.

Sejak diberikan hak untuk mendiami wilayah seperti yang sudah ditentukan tersebut maka warga Peneges membangun sebuah desa di antara tiga buah bukit yaitubukit kangin(timur),bukit kauh(barat) danbukit kaja(utara). Karena letak desa di antara tiga buah bukit maka desa ini disebutTengahan. Dalam perkembangan selanjutnya menjadiTenganan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More