Penanganan Stunting Bantaeng Dinilai Bisa Jadi Percontohan Nasional
Selasa, 02 Maret 2021 - 19:46 WIB
"Ada anak yang pernah saya dapati, tubuhnya baik, tinggi, tetapi daya ingatnya rendah. Diajar kemudian dalam satu jam sudah lupa pelajarannya," jelas dia.
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, berharap gedung ini bisa menjadi refleksi untuk penanganan gizi di Indonesia. Terutama untuk gizi ibu hamil.
Ia menyebut, gizi untuk ibu hamil sangat menentukan masa depan anak-anaknya selama tiga generasi. Oleh karena itu, dia menyebut hal ini sebagai bentuk upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Bantaeng.
"Keturunan tiga generasi ditentukan ibu hamil yang sekarang. Mencegah stunting tiga generasi harus dilakukan dari sekarang. Bisa bayangkan, ketika seorang ibu hamilkan anak perempuan dengan kondisi gizi yang tidak baik, maka efeknya bisa terjadi tiga generasi," jelas dia.
Dia juga berharap kepada gedung penanggulangan Gizi ini untuk ikut melakukan sosialisasi 75 hari persiapan nikah. Dia mengatakan, 75 hari persiapan nikah ini terkait dengan gizi untuk perbaikan kualitas sperma.
"Ini juga terkait dengan peningkatan SDM. Karena sperma yang digunakan hari ini adalah sperma yang diproduksi 75 hari lalu," jelas dia.
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, berharap gedung ini bisa menjadi refleksi untuk penanganan gizi di Indonesia. Terutama untuk gizi ibu hamil.
Ia menyebut, gizi untuk ibu hamil sangat menentukan masa depan anak-anaknya selama tiga generasi. Oleh karena itu, dia menyebut hal ini sebagai bentuk upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Bantaeng.
"Keturunan tiga generasi ditentukan ibu hamil yang sekarang. Mencegah stunting tiga generasi harus dilakukan dari sekarang. Bisa bayangkan, ketika seorang ibu hamilkan anak perempuan dengan kondisi gizi yang tidak baik, maka efeknya bisa terjadi tiga generasi," jelas dia.
Dia juga berharap kepada gedung penanggulangan Gizi ini untuk ikut melakukan sosialisasi 75 hari persiapan nikah. Dia mengatakan, 75 hari persiapan nikah ini terkait dengan gizi untuk perbaikan kualitas sperma.
"Ini juga terkait dengan peningkatan SDM. Karena sperma yang digunakan hari ini adalah sperma yang diproduksi 75 hari lalu," jelas dia.
(agn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda