Penuhi Kebutuhan Gizi, Kantin Sekolah Didorong Punya Standarisasi
Selasa, 23 Februari 2021 - 15:32 WIB
MAKASSAR - Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel , Lies F Nurdin, menginginkan agar setiap kantin sekolah memiliki standarisasi, dengan menggandeng ahli gizi. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk pemenuhan gizi anak-anak.
Ia mengaku sangat prihatin melihat kondisi kantin sekolah saat ini. Khususnya kantin-kantin Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang berada di bawah tanggung jawab pemerintah provinsi.
"Ada yang berdekatan dengan toilet sehingga terkesan jorok, tidak dilengkapi wastafel untuk cuci tangan, dan menu-menu yang dijual di kantin juga sangat tidak sehat," ungkapnya, saat menerima pengurus Yayasan Daarut Tauhid (DT) Peduli, di kediaman pribadinya, di Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea, Selasa, (23/02/2021).
Lies mengungkapkan, kecerdasan anak sangat tergantung pada asupan gizi mereka. Ia pun berharap, bisa mengadopsi sistem yang diterapkan di Jepang. Di mana pemerintah sangat concern pada asupan gizi anak-anak.
"Apa ini bisa kita lakukan? Tentu saja bisa. Asalkan pemerintahnya mau membuat sistemnya. Kita buat sistemnya dari atas, di bawah harus ikut. Kenapa tidak kita atur menu yang dijual di kantin ? Paling tidak, jual makanan yang mengandung serat lebih banyak, tapi dengan harga yang terjangkau," terangnya.
Ia mengaku telah menyampaikan hal tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Sulsel. Dan berharap, apa yang direkomendasikan bisa segera dilaksanakan.
"Ini sangat penting, karena berkaitan dengan masa depan anak-anak kita. Bagaimana anak-anak kita bisa cerdas, kalau makanannya tidak sehat," imbuhnya.
Lies juga menceritakan mengenai pengalamannya saat melakukan sidak ke sejumlah sekolah di Sulsel. "Saya lihat ada kaleng yang sudah berkarat. Saya tanya ke petugas kantinnya, itu kenapa masih dipakai? Katanya, untuk ditempati kerupuk. Ini yang membuat kita miris. Belum lagi cara mereka mencuci piring yang menurut saya sangat jauh dari kata bersih," tuturnya.
Bunda PAUD Sulsel ini berharap, secepatnya sudah ada standarisasi untuk kantin sekolah . Dilengkapi wastafel cuci tangan, kebersihannya terjaga, hingga menu-menu yang sudah diassesment atau direskomendasikan oleh ahli gizi.
Ia mengaku sangat prihatin melihat kondisi kantin sekolah saat ini. Khususnya kantin-kantin Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang berada di bawah tanggung jawab pemerintah provinsi.
"Ada yang berdekatan dengan toilet sehingga terkesan jorok, tidak dilengkapi wastafel untuk cuci tangan, dan menu-menu yang dijual di kantin juga sangat tidak sehat," ungkapnya, saat menerima pengurus Yayasan Daarut Tauhid (DT) Peduli, di kediaman pribadinya, di Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea, Selasa, (23/02/2021).
Lies mengungkapkan, kecerdasan anak sangat tergantung pada asupan gizi mereka. Ia pun berharap, bisa mengadopsi sistem yang diterapkan di Jepang. Di mana pemerintah sangat concern pada asupan gizi anak-anak.
"Apa ini bisa kita lakukan? Tentu saja bisa. Asalkan pemerintahnya mau membuat sistemnya. Kita buat sistemnya dari atas, di bawah harus ikut. Kenapa tidak kita atur menu yang dijual di kantin ? Paling tidak, jual makanan yang mengandung serat lebih banyak, tapi dengan harga yang terjangkau," terangnya.
Ia mengaku telah menyampaikan hal tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Sulsel. Dan berharap, apa yang direkomendasikan bisa segera dilaksanakan.
"Ini sangat penting, karena berkaitan dengan masa depan anak-anak kita. Bagaimana anak-anak kita bisa cerdas, kalau makanannya tidak sehat," imbuhnya.
Lies juga menceritakan mengenai pengalamannya saat melakukan sidak ke sejumlah sekolah di Sulsel. "Saya lihat ada kaleng yang sudah berkarat. Saya tanya ke petugas kantinnya, itu kenapa masih dipakai? Katanya, untuk ditempati kerupuk. Ini yang membuat kita miris. Belum lagi cara mereka mencuci piring yang menurut saya sangat jauh dari kata bersih," tuturnya.
Bunda PAUD Sulsel ini berharap, secepatnya sudah ada standarisasi untuk kantin sekolah . Dilengkapi wastafel cuci tangan, kebersihannya terjaga, hingga menu-menu yang sudah diassesment atau direskomendasikan oleh ahli gizi.
(agn)
tulis komentar anda