Banjir, Longsor Gempa hingga Tsunami Mengintai, Ini Daerah Rawan Bencana di Jabar

Minggu, 14 Februari 2021 - 15:57 WIB
"Hal ini juga bisa menjadi pengukur kesiapsiagaan pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. Melalui simulasi, akan terlihat fungsi rantai peringatan dini, teknologi komunikasi, dan tindakan reaksi masyarakat yang terbangun untuk mengantisipasi ancaman gempa bumi dan tsunami di daerah Pangandaran," tandasnya.

Siaga I Bencana

Jauh hari sebelum prediksi multirisiko bencana, termasuk ancaman gempa bumi dan tsunami tersebut mengemuka, Pemprov Jabar sebenarnya telah mengambil langkah tanggap darurat.

Melalui kebijakannya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menyatakan, Provinsi Jabar berstatus Siaga 1 hingga Mei 2021 menyusul prediksi peningkatan potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem dan fenomena La Nina pada musim hujan tahun ini.

Dengan status tersebut, Gubernur yang akrab disapa Emil itu menginstruksikan seluruh pemangku kepentingan di 27 kabupaten/kota bersiaga menghadapi berbagai potensi bencana alam dan penanganan dampaknya.

"Jadi, kesiagaan ini berbanding lurus dengan prediksi BMKG bahwa akan ada curah hujan lebih banyak dan lebih ekstrem. Sehingga, kita menetapkan kesiagaan itu dari November (2020) sampai Mei (2021)," tegas Emil dalam Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2020-2021 di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (4/11/2020) lalu.

Menurut Emil, fenomena La Nina membawa dampak curah hujan yang tinggi dan naiknya gelombang laut. Kondisi tersebut berakibat pada tingginya potensi banjir. Bahkan, khusus wilayah di kawasan pesisir pantai selatan Jabar, harus juga mewaspadai potensi bencana tsunami.

"Saya sudah perintahkan BPBD Jabar melakukan simulasi penyelamatan tsunami, harus segera dilakukan di selatan jabar. Masyarakat harus paham, harus tahu early warning system kalau (tsunami) terjadi, kemana larinya sudah tahu," katanya.

Lebih lanjut Emil mengatakan, seluruh pemangku kepentingan di 27 kabupaten/kota di Jabar harus bersiaga, terutama dalam penanganan pascabencana.

"Seperti pada peristiwa banjir besar di Jabodetabek pada awal tahun 2020 lalu. Peristiwa tersebut bisa dijadikan rujukan untuk menerapkan pola mitigasi yang diterapkan, termasuk menyiapkan sarana, alat, hingga teknologi pendukungnya," paparnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content