Cerita Bupati Madiun Pasca Evakuasi Pasien COVID-19, Sempat Buat Keluarga Takut Mendekat
Sabtu, 16 Mei 2020 - 14:51 WIB
MADIUN - Evakuasi terhadap pasien positif COVID-19 oleh tim medis di Madiun, Jawa Timur yang tak berjalan mudah sehingga membuat Bupati Ahmad Dawami turun tangan membantu untuk memberikan pemahaman kepada keluarga pasien ternyata mempunyai cerita tersendiri.
Dimana adu argumentasi antara Bupati Madiun dengan orang tua pasien berlangsung hampir satu jam. Meski berjalan alot, keluarga akhirnya mengizinkan anaknya dievakuasi tim medis untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Dolopo.
Tak disangka, video perdebatan antara Bupati Madiun dengan orang tua pasien positif COVID-19 itu viral di media sosial, hingga akhirnya sampai ke keluarga Bupati. (Baca: Keluarga Pasien Positif COVID-19 Tolak Anaknya Dievakuasi, Bupati Pimpin Negosiasi)
Bupati menceritakan jika anak kandungnya ada yang sempat melihat video itu. Lalu sang anak sempat melarang dirinya mendekat karena khawatir membawa virus saat pulang dan masuk ke rumah. "Ayah di situ saja, jangan mendekat. Ayah membawa virus," cerita Kaji Mbing (sapaan akrab Bupati Madiun) Sabtu pagi (16/05/2020).
Mendengar perkataan sang anak, orang nomor satu di Pemkab Madiun itu tersenyum dan hanya menjawab jika dirinya sudah mandi bersih dan menjalankan protokol kesehatan.
"Sambil tersenyum ya saya jelaskan Mas. Ayah sudah mandi, ganti baju dan bersih semua ini. Jadi gak apa apa kalau ayah peluk dan sayang kamu. Saya jelaskan begitu kepada anak saya," ujarnya.
Dialog sesaat dengan anak anak tercintanya itu membuat Kaji Mbing berpikir panjang. Tetapi bukan memikirkan dirinya, melainkan ratusan tim gugus tugas pencegahan dan penanganan COVID-19 yang ada di wilayahnya. Sebagai Kepala Daerah dirinya membayangkan bagaimana kondisi serupa juga dialami anggota gugus tugas, khususnya tim medis yang bersentuhan langung dengan pasien positif COVID-19.
"Dari pengalaman saya itu, saya membayangkan bagimana tim medis dan anggota gugus tugas yang lain saat di lapangan dan ketika pulang ke rumah keluarganya. Begitu berat beban psikologis yang harus dihadapi. Rasa kangen, sayang dan khawatir berbaur jadi satu," tutur suami Pentalianawati Ahmad itu penuh haru.
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat bersama sama menanggulangi penyebaran virus COVID-19 ini. Bukan hanya oleh tim medis dan gugus tugas, tetapi juga peran serta masyarakat luas. Caranya tidak lain dengan menerapkan kedisiplinan mulai rajin mencuci tangan dengan air mengalir, memakai masker serta menjaga jarak sosial dan fisik seperti anjuran pemerintah.
Sedangkan bagi keluarga pasien positif COVID-19 diharapkan untuk tetap mengisolasi diri di rumah dan tidak ke mana mana. Alasannya untuk memutus penularan wabah itu karena tidak menutup kemungkinan juga sudah ikut terpapar.
Penambahan pasien positif di Kabupaten Madiun 15 Mei 2020, kemarin menjadi contohnya. Lima diantaranya karena tertular dari anggota keluarga yang dinyatakan positif COVID-19. Soal kebutuhan harian keluarga yang mengisolasi diri tidak perlu khawatir karena akan di bantu pemerintah desa dan kabupaten Madiun.
Data Pemkab Madiun menyebutkan hingga 15 Mei 2020 total jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 21 orang. Rincianya, lima orang diantaranya klaster tenaga pelayanan Haji Surabaya dimana tiga diantaranya sudah sembuh. Sebanyak 11 lainnya klaster sebuah pondok di Magetan. Sedangkan lima sisanya adalah pasien positif baru yang tertular dari klaster pondok di Magetan yang hasil swab-nya keluar 15 Mei 2020.
Dimana adu argumentasi antara Bupati Madiun dengan orang tua pasien berlangsung hampir satu jam. Meski berjalan alot, keluarga akhirnya mengizinkan anaknya dievakuasi tim medis untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Dolopo.
Tak disangka, video perdebatan antara Bupati Madiun dengan orang tua pasien positif COVID-19 itu viral di media sosial, hingga akhirnya sampai ke keluarga Bupati. (Baca: Keluarga Pasien Positif COVID-19 Tolak Anaknya Dievakuasi, Bupati Pimpin Negosiasi)
Bupati menceritakan jika anak kandungnya ada yang sempat melihat video itu. Lalu sang anak sempat melarang dirinya mendekat karena khawatir membawa virus saat pulang dan masuk ke rumah. "Ayah di situ saja, jangan mendekat. Ayah membawa virus," cerita Kaji Mbing (sapaan akrab Bupati Madiun) Sabtu pagi (16/05/2020).
Mendengar perkataan sang anak, orang nomor satu di Pemkab Madiun itu tersenyum dan hanya menjawab jika dirinya sudah mandi bersih dan menjalankan protokol kesehatan.
"Sambil tersenyum ya saya jelaskan Mas. Ayah sudah mandi, ganti baju dan bersih semua ini. Jadi gak apa apa kalau ayah peluk dan sayang kamu. Saya jelaskan begitu kepada anak saya," ujarnya.
Dialog sesaat dengan anak anak tercintanya itu membuat Kaji Mbing berpikir panjang. Tetapi bukan memikirkan dirinya, melainkan ratusan tim gugus tugas pencegahan dan penanganan COVID-19 yang ada di wilayahnya. Sebagai Kepala Daerah dirinya membayangkan bagaimana kondisi serupa juga dialami anggota gugus tugas, khususnya tim medis yang bersentuhan langung dengan pasien positif COVID-19.
"Dari pengalaman saya itu, saya membayangkan bagimana tim medis dan anggota gugus tugas yang lain saat di lapangan dan ketika pulang ke rumah keluarganya. Begitu berat beban psikologis yang harus dihadapi. Rasa kangen, sayang dan khawatir berbaur jadi satu," tutur suami Pentalianawati Ahmad itu penuh haru.
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat bersama sama menanggulangi penyebaran virus COVID-19 ini. Bukan hanya oleh tim medis dan gugus tugas, tetapi juga peran serta masyarakat luas. Caranya tidak lain dengan menerapkan kedisiplinan mulai rajin mencuci tangan dengan air mengalir, memakai masker serta menjaga jarak sosial dan fisik seperti anjuran pemerintah.
Sedangkan bagi keluarga pasien positif COVID-19 diharapkan untuk tetap mengisolasi diri di rumah dan tidak ke mana mana. Alasannya untuk memutus penularan wabah itu karena tidak menutup kemungkinan juga sudah ikut terpapar.
Penambahan pasien positif di Kabupaten Madiun 15 Mei 2020, kemarin menjadi contohnya. Lima diantaranya karena tertular dari anggota keluarga yang dinyatakan positif COVID-19. Soal kebutuhan harian keluarga yang mengisolasi diri tidak perlu khawatir karena akan di bantu pemerintah desa dan kabupaten Madiun.
Data Pemkab Madiun menyebutkan hingga 15 Mei 2020 total jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 21 orang. Rincianya, lima orang diantaranya klaster tenaga pelayanan Haji Surabaya dimana tiga diantaranya sudah sembuh. Sebanyak 11 lainnya klaster sebuah pondok di Magetan. Sedangkan lima sisanya adalah pasien positif baru yang tertular dari klaster pondok di Magetan yang hasil swab-nya keluar 15 Mei 2020.
(sms)
Lihat Juga :
tulis komentar anda