Isu Pungli Pemakaman, Pemikul Jenazah Minta Pemkot Lihat Kondisi Lapangan
Kamis, 28 Januari 2021 - 16:24 WIB
BANDUNG - Para pemikul jenazah di TPU Cikadut, Kota Bandung, meminta agar pejabat Pemkot Bandung melihat langsung kondisi di pemakaman, sehingga polemik terkait isu pungutan liar bisa terselesaikan. Para pemikul peti jenazah mengaku butuh tenaga dan perlengkapan untuk melakukan proses pemakaman .
"Silahkan datang dan rasakan sendiri, jadi tau bagaimana kondisi di lapangan. Dari pada dengar sebelah pihak," kata Koordinator Jasa Pikul Jenazah TPU Cikadut, Fajar Rifana, Kamis (28/1/2021). Baca juga: Baru 5 Hari Dibuka, Makam Covid-19 di Bambu Apus Sudah Terisi 25 Persen
Menurut dia, untuk proses pemakaman satu peti jenazah, setidaknya dibutuhkan antara 8 hingga 14 orang. Mereka akan membantu memikul, hingga proses memasukkan peti jenazah ke dalam liang lahat. Belum lagi bila malam hari, harus ada yang memegang lampu."Medannya juga susah. Jadi kalau makam kan oleh pihak keluarga sendiri, agak sulit. Kami juga gitu, harus pasang lampu sendiri, menyiapkan baju hazmat sendiri, masker daa lainnya sendiri," imbuh dia.
Menurut dia, pihaknya tidak mematok harga untuk jasa pikul. Tetapi ada ahli waris yang menanyakan, baru akan disampaikan harga jasa untuk dinegosiasikan. Pada akhirnya, kata dia, pembayaran tergantung kemampuan ahli waris. Pihaknya juga tidak memaksa bila mereka akan melakukan proses pemakaman sendiri.
Ketika ditanya sampai kapan aksi mogok dilakukan, dia tidak bisa memastikan. Pihaknya masih menunggu keputusan Pemkot Bandung terkait mereka. "Kalau sudah ada keputusan, kami akan mulai lagi. Terarah apakah mau jadi tenaga kontrak atau seperti apa. Pastinya jangan sampai ada anggapan kami lakukan pungli lagi," imbuh dia.
"Silahkan datang dan rasakan sendiri, jadi tau bagaimana kondisi di lapangan. Dari pada dengar sebelah pihak," kata Koordinator Jasa Pikul Jenazah TPU Cikadut, Fajar Rifana, Kamis (28/1/2021). Baca juga: Baru 5 Hari Dibuka, Makam Covid-19 di Bambu Apus Sudah Terisi 25 Persen
Menurut dia, untuk proses pemakaman satu peti jenazah, setidaknya dibutuhkan antara 8 hingga 14 orang. Mereka akan membantu memikul, hingga proses memasukkan peti jenazah ke dalam liang lahat. Belum lagi bila malam hari, harus ada yang memegang lampu."Medannya juga susah. Jadi kalau makam kan oleh pihak keluarga sendiri, agak sulit. Kami juga gitu, harus pasang lampu sendiri, menyiapkan baju hazmat sendiri, masker daa lainnya sendiri," imbuh dia.
Menurut dia, pihaknya tidak mematok harga untuk jasa pikul. Tetapi ada ahli waris yang menanyakan, baru akan disampaikan harga jasa untuk dinegosiasikan. Pada akhirnya, kata dia, pembayaran tergantung kemampuan ahli waris. Pihaknya juga tidak memaksa bila mereka akan melakukan proses pemakaman sendiri.
Ketika ditanya sampai kapan aksi mogok dilakukan, dia tidak bisa memastikan. Pihaknya masih menunggu keputusan Pemkot Bandung terkait mereka. "Kalau sudah ada keputusan, kami akan mulai lagi. Terarah apakah mau jadi tenaga kontrak atau seperti apa. Pastinya jangan sampai ada anggapan kami lakukan pungli lagi," imbuh dia.
(don)
tulis komentar anda