Pesan Berisi Tinggalkan Mamuju Pascagempa Buat Panik Warga
Minggu, 17 Januari 2021 - 16:51 WIB
MAMUJU - Warga Mamuju dibuat panik dengan beredarnya pesan melalui grup-grup WhatsApp yang berisi ajakan untuk meninggalkan wilayah Mamuju, karena ancaman gempa yang lebih besar hingga berpotensi tsunami .
Dalam pesan yang mengatasnamakan Ahmad Riyadi BPTP Sulbar itu menyebutkan, bahwa BMKG menyatakan akan ada gempa 7,0 SR atau bisa lebih bahkan ada potensi tsunami dan likuifaksi.
Di ujung pesannya dia memohon maaf karena terpaksa menyampaikan informasi itu. “Maaf bu kabalai dan tmn2 skalian bhwa tdk ada maksud sy membuat rasa cemas atau menakut2i tp sy merasa info ini wajib sy share utk kewaspadaan dan bahan pertimbangan tmn2…,” begitu akhir pesan itu.
Sontak saja pesan itu membuat panik, bahkan ada warga yang meminta segera dijemput di Mamuju. “Saya sekarang sudah mau masuk Majene menuju Mamuju, mau jemput keluarga di sana, karena katanya kondisi di sana sudah tidak aman, makanya minta dijemput,” kata salah seorang warga Makassar, Ruslan.
Informasi yang dihimpun, saat ini Kota Mamuju sudah sepi, jalan-jalan sudah lengan karena sebagian besar warga mengungsi ke wilayah dataran tinggi demi menghindari adanya gempa susulan yang lebih besar.
Sejumlah warga Majene yang ada di Mamuju juga sudah berkemas untuk meninggalkan Bumi Manakarra demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Dari kemarin saya tiba di Mamuju, mau menjemput keluarga karena takut di Mamuju,” kata salah seorang warga Majene, Zukfikar, kepada SINDOnews, Minggu (17/1/2021).
Dia mengaku, masih akan kembali ke Mamuju untuk menjemput keluarganya yang lain untuk segera pulang ke Majene. “Ini masih ada keluarga yang menunggu disana, besok mau kembali lagi ke Mamuju untuk menjemput mereka,” pungkasnya.
Kepanikan juga dirasakan salah seorang warga Makassar, Abdullah yang memiliki adik perempuan bersama bayinya yang sementara berada di Mamuju bersama suaminya. “Tentu saya panik, terlepas apakah pesan itu betul atau tidak, tapi kita perlu waspada apalagi, cuaca saat ini masih hujan. Makanya saya minta adik segera pulang, karena saya khawatir,” katanya.
Dalam pesan yang mengatasnamakan Ahmad Riyadi BPTP Sulbar itu menyebutkan, bahwa BMKG menyatakan akan ada gempa 7,0 SR atau bisa lebih bahkan ada potensi tsunami dan likuifaksi.
Di ujung pesannya dia memohon maaf karena terpaksa menyampaikan informasi itu. “Maaf bu kabalai dan tmn2 skalian bhwa tdk ada maksud sy membuat rasa cemas atau menakut2i tp sy merasa info ini wajib sy share utk kewaspadaan dan bahan pertimbangan tmn2…,” begitu akhir pesan itu.
Sontak saja pesan itu membuat panik, bahkan ada warga yang meminta segera dijemput di Mamuju. “Saya sekarang sudah mau masuk Majene menuju Mamuju, mau jemput keluarga di sana, karena katanya kondisi di sana sudah tidak aman, makanya minta dijemput,” kata salah seorang warga Makassar, Ruslan.
Informasi yang dihimpun, saat ini Kota Mamuju sudah sepi, jalan-jalan sudah lengan karena sebagian besar warga mengungsi ke wilayah dataran tinggi demi menghindari adanya gempa susulan yang lebih besar.
Sejumlah warga Majene yang ada di Mamuju juga sudah berkemas untuk meninggalkan Bumi Manakarra demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Dari kemarin saya tiba di Mamuju, mau menjemput keluarga karena takut di Mamuju,” kata salah seorang warga Majene, Zukfikar, kepada SINDOnews, Minggu (17/1/2021).
Dia mengaku, masih akan kembali ke Mamuju untuk menjemput keluarganya yang lain untuk segera pulang ke Majene. “Ini masih ada keluarga yang menunggu disana, besok mau kembali lagi ke Mamuju untuk menjemput mereka,” pungkasnya.
Kepanikan juga dirasakan salah seorang warga Makassar, Abdullah yang memiliki adik perempuan bersama bayinya yang sementara berada di Mamuju bersama suaminya. “Tentu saya panik, terlepas apakah pesan itu betul atau tidak, tapi kita perlu waspada apalagi, cuaca saat ini masih hujan. Makanya saya minta adik segera pulang, karena saya khawatir,” katanya.
(nic)
tulis komentar anda