Densus 88 Sebut Kelompok JAD Sudah Siapkan Agenda Bom Bunuh Diri
Kamis, 07 Januari 2021 - 23:01 WIB
MAKASSAR - Densus 88 Anti Teror mengungkapkan, dua orang terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditembak mati di perumahan Villa Mutiara Cluster Biru Jalan Boulevard, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, sudah punya agenda bom bunuh diri .
Dua terduga teroris jaringan JAD yang ditembak mati itu adalah MR dan SA. Mereka ditembak Rabu 6 Januari 2021 pagi. Keduanya ditembak karena dianggap melawan saat akan diamankan oleh polisi.
Analis Utama Intelijen Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Brigjen Pol Ibnu Suhendra menyebutkan, MR dan SA memiliki agenda bom bunuh diri ketika upaya mereka berangkat ke Suriah, membantu ISIS dijegal di Bandara Soekarno Hatta pada 2016 lalu.
"Kemudian dipulangkan ke Makassar. Namun karena tidak bisa berangkat lagi, dua orang ini merencanakan bom bunuh diri . Sama seperti saudaranya di Jolo, Filipina. Untuk target atau sasaran mereka belum kita temukan. Namun niat mereka untuk melakukan bom bunuh diri , berhasil dicegah," sebut Ibnu.
Sementara itu, Kapolda Sulsel , Irjen Pol Merdisyam menjelaskan bahwa MR merupakan saudara kandung pelaku bom bunuh diri Gereja Katolik di Jolo, Filipina yakni Ulfa Handayani Saleh. Ulfa disebutkan Kapolda beraksi bersama suaminya, Rullie Rian Zeke yang sama-sama dari Sulsel.
"Terduga pelaku (MR) terlibat dalam perencanaan bom gereja Jolo 2019 suami istri di Filipina. Ulfa saudara kandung dari tersangka (MR). Jadi kelompok ini memang sudah terlatih baik fisik dan teror," ucap Kapolda.
Merdisyam bilang, pengintaian oleh Densus 88 Mabes Polri dilakukan sejak 2015. MR dan SA memiliki pengaruh di kelompok JAD di Sulsel dengan taksiran pengikut ratusan orang. MR dan SA diyakini sudah terlatih serta memiliki kemampuan khusus.
"Mulai oktober 2020 kelompok ini secara rutin melakukan latihan tembak dan naik gunung atau dalam istilah melakukan idad (latihan fisik). Kelompok ini jaringan dan berafiliasi pada kelompok teror ISIS . Mereka juga punya keterlibatan dalam pemboman di Filipina pada Januari 2019," ungkapnya.
Dalam operasi penangkapan jaringan teroris JAD ini, sejumlah orang yang diduga anggota kelompok ini juga diamankan. Mereka diamankan dari beberapa daerah, seperti Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Enrekang. Saat ini mereka telah dibawa ke Mabes Polri untuk menjalani proses hukum lebih lanjut, bersama sejumlah barang bukti.
Dua terduga teroris jaringan JAD yang ditembak mati itu adalah MR dan SA. Mereka ditembak Rabu 6 Januari 2021 pagi. Keduanya ditembak karena dianggap melawan saat akan diamankan oleh polisi.
Baca Juga
Analis Utama Intelijen Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Brigjen Pol Ibnu Suhendra menyebutkan, MR dan SA memiliki agenda bom bunuh diri ketika upaya mereka berangkat ke Suriah, membantu ISIS dijegal di Bandara Soekarno Hatta pada 2016 lalu.
"Kemudian dipulangkan ke Makassar. Namun karena tidak bisa berangkat lagi, dua orang ini merencanakan bom bunuh diri . Sama seperti saudaranya di Jolo, Filipina. Untuk target atau sasaran mereka belum kita temukan. Namun niat mereka untuk melakukan bom bunuh diri , berhasil dicegah," sebut Ibnu.
Sementara itu, Kapolda Sulsel , Irjen Pol Merdisyam menjelaskan bahwa MR merupakan saudara kandung pelaku bom bunuh diri Gereja Katolik di Jolo, Filipina yakni Ulfa Handayani Saleh. Ulfa disebutkan Kapolda beraksi bersama suaminya, Rullie Rian Zeke yang sama-sama dari Sulsel.
"Terduga pelaku (MR) terlibat dalam perencanaan bom gereja Jolo 2019 suami istri di Filipina. Ulfa saudara kandung dari tersangka (MR). Jadi kelompok ini memang sudah terlatih baik fisik dan teror," ucap Kapolda.
Merdisyam bilang, pengintaian oleh Densus 88 Mabes Polri dilakukan sejak 2015. MR dan SA memiliki pengaruh di kelompok JAD di Sulsel dengan taksiran pengikut ratusan orang. MR dan SA diyakini sudah terlatih serta memiliki kemampuan khusus.
"Mulai oktober 2020 kelompok ini secara rutin melakukan latihan tembak dan naik gunung atau dalam istilah melakukan idad (latihan fisik). Kelompok ini jaringan dan berafiliasi pada kelompok teror ISIS . Mereka juga punya keterlibatan dalam pemboman di Filipina pada Januari 2019," ungkapnya.
Dalam operasi penangkapan jaringan teroris JAD ini, sejumlah orang yang diduga anggota kelompok ini juga diamankan. Mereka diamankan dari beberapa daerah, seperti Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Enrekang. Saat ini mereka telah dibawa ke Mabes Polri untuk menjalani proses hukum lebih lanjut, bersama sejumlah barang bukti.
(luq)
tulis komentar anda