Ribuan Umat Islam Tasikmalaya Geruduk Polresta, Minta Presiden Bentuk Tim Independen
Jum'at, 18 Desember 2020 - 17:43 WIB
TASIKMALAYA - Buntut penahanan Habib Rizieq Sihab (HRS) dan penembakan enam anggota laskar FPI beberapa waktu lalu, ribuan massa dari sejumlah ormas Islam dan elemen masyarakay di Kota Tasiklamaya, Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolresta, Jumat (18/12/2020).
(Baca juga : Gaji PNS Tidak Lagi Lihat Pangkat dan Golongan, Ini Skema yang Diterapkan )
Massa mendesak Presiden Jokowi bersikap tegas untuk mmenurunkan tim independen agar kasus tersebut tidak berlarut-larut. Massa long march dari Masjid Agung ke mapolresta setempat.
(Baca juga: Tarif Kencan Artis TA Rp75 Juta, Mucikari Potong 10 Persen )
Aksi ini sebagai buntut penahanan HRS di Polda Metro Jaya beberapa hari lalu. Selain itu juga kasus penembakan enam anggota laskar FPI di Tol Cikampek.
Menggunakan mobil komando, satu persatu massa berorasi di depan Mapolresta Tasikmalaya dengan dikawal personel polisi. Dalam orasinya, massa menyuarakan kekecewaan terhadap Presiden joko Widodo karena belum menurunkan tik independen untuk mengusut tuntas kasus penembakan tersebut.
(Baca juga : Satpam Modern yang Memberikan Rasa Aman Bagi Keluarga di Rumah )
(Baca juga: Terdampak Pandemi, Biaya Pembangunan PLTA Jatigede Diprediksi Membengkak )
Massa juga empertanyakan sikap Presiden karena HAM Internasional saja sudah merespons kasus tersebut. "Jika Presiden tidak menurunkan tim independen, citra pemerintah akan hancur," ujar perwakilan massa, Miftah Fauzi.
Para demonstran meminta kepada ulama-ulama nusantara secepatnya berembug untuk mengeluarkan statetmen yang posisinya netral di tengah-tengah. Massa menunutu aparat kepolisian untuk menyebutkan nama-nama anggota yang menembak laskar.
(Baca juga : Hidup Mewah Putin: Kekayaan Rp3.066 T, Istana hingga Armada Kapal Pesiar )
(Baca juga : Gaji PNS Tidak Lagi Lihat Pangkat dan Golongan, Ini Skema yang Diterapkan )
Massa mendesak Presiden Jokowi bersikap tegas untuk mmenurunkan tim independen agar kasus tersebut tidak berlarut-larut. Massa long march dari Masjid Agung ke mapolresta setempat.
(Baca juga: Tarif Kencan Artis TA Rp75 Juta, Mucikari Potong 10 Persen )
Aksi ini sebagai buntut penahanan HRS di Polda Metro Jaya beberapa hari lalu. Selain itu juga kasus penembakan enam anggota laskar FPI di Tol Cikampek.
Menggunakan mobil komando, satu persatu massa berorasi di depan Mapolresta Tasikmalaya dengan dikawal personel polisi. Dalam orasinya, massa menyuarakan kekecewaan terhadap Presiden joko Widodo karena belum menurunkan tik independen untuk mengusut tuntas kasus penembakan tersebut.
(Baca juga : Satpam Modern yang Memberikan Rasa Aman Bagi Keluarga di Rumah )
(Baca juga: Terdampak Pandemi, Biaya Pembangunan PLTA Jatigede Diprediksi Membengkak )
Massa juga empertanyakan sikap Presiden karena HAM Internasional saja sudah merespons kasus tersebut. "Jika Presiden tidak menurunkan tim independen, citra pemerintah akan hancur," ujar perwakilan massa, Miftah Fauzi.
Para demonstran meminta kepada ulama-ulama nusantara secepatnya berembug untuk mengeluarkan statetmen yang posisinya netral di tengah-tengah. Massa menunutu aparat kepolisian untuk menyebutkan nama-nama anggota yang menembak laskar.
(Baca juga : Hidup Mewah Putin: Kekayaan Rp3.066 T, Istana hingga Armada Kapal Pesiar )
(msd)
tulis komentar anda