BMKG Ingatkan Operator Penerbangan Waspada Fenomena La Nina
Kamis, 17 Desember 2020 - 15:18 WIB
MAKASSAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar mengingatkan operator penerbangan untuk waspada terhadap fenomena la nina , yang diprediksi mengganggu aktivitas transportasi di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kasubid Pelayanan Jasa BMKG Makassar, Siswanto menjelaskan, saat ini terjadi perkembangan pertumbuhan awan di selat Makassar. Awan itu kata dia akan mengganggu operator penyeberangan laut maupun udara.
"Yang sangat terganggu terutama udara. Karena tidak ada posisi pilihan terbang selain arah terbangnya ke bagian barat dan pertumbuhan awan itu ada di barat sebagai selat Makassar. Ini akan sangat mengganggu sekali operator penerbangan, makanya harus hati-hati," kata Siswanto di Makassar, Kamis (17/12/2020).
Efeknya kata dia, akan mengurangi jarak pandang dan posisi jarak tinggi terbang. Sebab, penerbangan juga tidak akan menembus awan.
Lebih jauh Siswanto menjelaskan, dari pantauan BMKG , awan yang disebut cumulonimbus ini mulai tumbuh dan terlihat tebal di langit barat Makassar.
"Operator penerbangan pasti sudah mulai tidak nyaman karena awan ini mulai tumbuh. Itu akan mengganggu sekali karena pasti mereka (pesawat) akan menghindar dan tidak mungkin masuk ke awan," katanya.
Posisi puncak fenomena la nina yang diprediksi pada Januari dan Februari 2021 dinilai telah mulai terlihat tanda-tandanya. Hal itu diketahui dari curah hujan yang mulai tinggi, seperti pada curah hujan dasarian terakhir November 2020 yang telah di atas normal, yaitu 161 mm dalam 10 hari.
"Itu yang sudah kita khawatirkan karena sudah mulai kelihatan ada peningkatan curah hujan dan dikhawatirkan lebih dari 100 mm setiap hari," katanya.
Kasubid Pelayanan Jasa BMKG Makassar, Siswanto menjelaskan, saat ini terjadi perkembangan pertumbuhan awan di selat Makassar. Awan itu kata dia akan mengganggu operator penyeberangan laut maupun udara.
"Yang sangat terganggu terutama udara. Karena tidak ada posisi pilihan terbang selain arah terbangnya ke bagian barat dan pertumbuhan awan itu ada di barat sebagai selat Makassar. Ini akan sangat mengganggu sekali operator penerbangan, makanya harus hati-hati," kata Siswanto di Makassar, Kamis (17/12/2020).
Efeknya kata dia, akan mengurangi jarak pandang dan posisi jarak tinggi terbang. Sebab, penerbangan juga tidak akan menembus awan.
Lebih jauh Siswanto menjelaskan, dari pantauan BMKG , awan yang disebut cumulonimbus ini mulai tumbuh dan terlihat tebal di langit barat Makassar.
"Operator penerbangan pasti sudah mulai tidak nyaman karena awan ini mulai tumbuh. Itu akan mengganggu sekali karena pasti mereka (pesawat) akan menghindar dan tidak mungkin masuk ke awan," katanya.
Posisi puncak fenomena la nina yang diprediksi pada Januari dan Februari 2021 dinilai telah mulai terlihat tanda-tandanya. Hal itu diketahui dari curah hujan yang mulai tinggi, seperti pada curah hujan dasarian terakhir November 2020 yang telah di atas normal, yaitu 161 mm dalam 10 hari.
"Itu yang sudah kita khawatirkan karena sudah mulai kelihatan ada peningkatan curah hujan dan dikhawatirkan lebih dari 100 mm setiap hari," katanya.
(luq)
Lihat Juga :
tulis komentar anda