Isu Reshuffle Kabinet Mencuat, Pengamat: Momentumnya Memungkinkan
Rabu, 16 Desember 2020 - 05:30 WIB
BANDUNG - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, mencuatnya isu reshuffle kabinet merupakan momentum bagi presiden untuk melakukan perombakan terhadap para pembantunya.
Momentum perombakan kabinet setelah adanya kasus korupsi yang melibatkan dua parpol dominator di dua kementerian. Yakni, Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) mencatat Edi Prabowo dan Kementrian Sosial menjerat Juliari P Batubara beberapa pekan lalu. (Baca Juga: Isu Reshuffle, Pengganti Edhy dan Juliari Bisa Bukan dari Gerindra-PDIP)
“Selain itu, juga faktor kinerja kementerian yang tidak kunjung membaik. Hal ini bahkan diungkap secara terbuka oleh Presiden sendiri,” kata Dedi kepada MNC Group, Selasa (15/12/2020). (Baca Juga: Dorong Kesejahteraan Masyarakat, KKP Kembangkan Budidaya Lele Sistem Bioflok)
Pertimbangan adanya reshuffle oleh Presiden Joko Widodo juga bisa karena dua faktor. Pertama terjadi perubahan komposisi mitra koalisi. Walaupun kata Dedi, alasan tersebut tentu sangat politis, tetapi hal itu sudah menjadi keniscayaan. (Baca Juga: Di Bawah Guyuran Hujan Ratusan Massa Kepung Mapolres Cianjur, Tuntut Pembebasan Habib Rizieq)
“Kedua, menteri non parpol dengan pertimbangan kinerja yang tidak memuaskan, atau tidak banyak berkontribusi menjaga nama baik presiden. Misalnya terlalu kontroversial dan tidak mengemuka kuat loyalitasnya,” imbuh dia.
Momentum perombakan kabinet setelah adanya kasus korupsi yang melibatkan dua parpol dominator di dua kementerian. Yakni, Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) mencatat Edi Prabowo dan Kementrian Sosial menjerat Juliari P Batubara beberapa pekan lalu. (Baca Juga: Isu Reshuffle, Pengganti Edhy dan Juliari Bisa Bukan dari Gerindra-PDIP)
“Selain itu, juga faktor kinerja kementerian yang tidak kunjung membaik. Hal ini bahkan diungkap secara terbuka oleh Presiden sendiri,” kata Dedi kepada MNC Group, Selasa (15/12/2020). (Baca Juga: Dorong Kesejahteraan Masyarakat, KKP Kembangkan Budidaya Lele Sistem Bioflok)
Pertimbangan adanya reshuffle oleh Presiden Joko Widodo juga bisa karena dua faktor. Pertama terjadi perubahan komposisi mitra koalisi. Walaupun kata Dedi, alasan tersebut tentu sangat politis, tetapi hal itu sudah menjadi keniscayaan. (Baca Juga: Di Bawah Guyuran Hujan Ratusan Massa Kepung Mapolres Cianjur, Tuntut Pembebasan Habib Rizieq)
“Kedua, menteri non parpol dengan pertimbangan kinerja yang tidak memuaskan, atau tidak banyak berkontribusi menjaga nama baik presiden. Misalnya terlalu kontroversial dan tidak mengemuka kuat loyalitasnya,” imbuh dia.
(nic)
tulis komentar anda