Prof Al Makin: Keberagaman Adalah Kunci Kemajuan Peradaban
Rabu, 13 Mei 2020 - 07:43 WIB
"Kalau kita menyadari sejarah, kita runut pelan-pelan seperti tadi, maka kita akan menjadi moderat, sikap kita akan di tengah-tengah. Oh ternyata Islam seribu tahun lalu tidak menolak eksistensi yang lain," kata Al Makin.
Al Makin menambhakan, untuk menumbuhkan kesadaran keberagaman kita diperlukan pembiasaan diri, pengalaman berupa interaksi dengan orang yang berbeda, entah suku atau agama.
Ia mencontohkan hal tersebut sebagaimana dipraktekkan kehidupan masyarakat di Singapura dan Malaysia. Di dua negara tersebut telah diterapkan sistem kuota.
"Misalnya di Singapura, apartemen itu harus dihuni sekian persen sekian persen etnis China, sekian persen etnis Melayu, sekian persen etnis Bule, sekian persen etnis India, sekian persen etnis yang lain," jelas Al Makin.
"Dengan begitu, pengalaman hidup bergaul dengan budaya dan tradisi yang berbeda itu terbentuk," tambah Al Makin.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
Al Makin menambhakan, untuk menumbuhkan kesadaran keberagaman kita diperlukan pembiasaan diri, pengalaman berupa interaksi dengan orang yang berbeda, entah suku atau agama.
Ia mencontohkan hal tersebut sebagaimana dipraktekkan kehidupan masyarakat di Singapura dan Malaysia. Di dua negara tersebut telah diterapkan sistem kuota.
"Misalnya di Singapura, apartemen itu harus dihuni sekian persen sekian persen etnis China, sekian persen etnis Melayu, sekian persen etnis Bule, sekian persen etnis India, sekian persen etnis yang lain," jelas Al Makin.
"Dengan begitu, pengalaman hidup bergaul dengan budaya dan tradisi yang berbeda itu terbentuk," tambah Al Makin.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
(nun)
tulis komentar anda