Cerita Rusunawa Tulungagung, Mereka yang Sempat Dianggap Pembawa COVID-19
Senin, 07 Desember 2020 - 05:22 WIB
Dimas sendiri juga senantiasa sehat. Sampai saat ini keluarganya juga dalam keadaan baik baik. "Mungkin karena melihat itu, mereka kemudian kembali bersikap normal. Berinteraksi dengan saya seperti sedia kala lagi, " jelas Dimas.
Seperti relawan yang lain, Dimas jarang pulang ke rumah. Untuk kebutuhan makan minum, kopi dan rokok, semuanya sudah tercukupi. Bahkan saat lebaran kemarin, para relawan yang hampir seluruhnya masih bujangan, memilih bertahan tinggal di tenda rusunawa.
"Pulang ke rumah hanya beberapa jam. Setelah itu balik lagi ke rusunawa," kata Imam, relawan penanganan COVID-19 yang dituakan. Saat ditemui, Imam mengatakan kapasitas rusunawa yang hanya mampu menampung 54 orang itu sudah tidak mencukupi lagi.
Rusunawa dengan bentuk bangunan bertingkat itu memiliki 24 kamar. Setiap kamar rata rata diisi dua orang. Ada juga tiga orang hingga empat orang, khususnya pasien yang masih terhitung satu keluarga. Sebanyak 54 pasien positif COVID-19 dengan status tanpa gejala tersebut (OTG), rata rata berusia 30 tahun sampai 60 tahun. Pasien terkecil berusia satu tahun.
Sejak muncul kabar gelombang kedua serangan COVID-19 dan telah bermutasi, kata Imam jumlah pasien terus bertambah. Pasien yang tidak bisa masuk rusunawa karena penuh, langsung dibawa ke puskesmas. "Kalau tidak salah ada 15 puskesmas rujukan di Tulungagung," terang Imam.
Seperti diketahui rusunawa yang menjadi tempat isolasi pasien positif COVID-19 tersebut adalah milik IAIN Tulungagung. Pemkab Tulungagung meminjam untuk penanganan COVID-19. Menurut Imam, karena jumlah pasien terus bertambah, Pemkab Tulungagung memutuskan memfungsikan kembali gedung mahad (asrama) yang berdampingan dengan rusunawa.
Gedung mahad yang terdiri dari 40 kamar berkapasitas 80 orang. "Karena dulu jumlah pasien positif COVID-19 berkurang, gedung mahad kemudian ditutup. Sekarang mau difungsikan lagi," kata Imam. Sindonews.com diajak Imam masuk ke dalam gedung mahad.
Beberapa orang terlihat bersih bersih sekaligus membenahi kamar yang bakal ditempati pasien. Di setiap kamar ada dua unit tempat tidur besi bermodel susun. Artinya di setiap kamar berisi empat orang. Di tengah gedung, yakni tepatnya di depan deretan kamar, terdapat ruang kosong yang difungsikan untuk menjemur pakaian.
"Secepatnya gedung mahad akan difungsikan lagi," pungkas Imam. Tercatat hingga 5 Desember, kasus positif COVID-19 di Kabupaten Tulungagung mencapai 722 kasus. Perinciannya, 554 orang sembuh, 7 orang meninggal dunia, 53 orang dirawat di rumah sakit dan 104 orang menjalani isolasi
Seperti relawan yang lain, Dimas jarang pulang ke rumah. Untuk kebutuhan makan minum, kopi dan rokok, semuanya sudah tercukupi. Bahkan saat lebaran kemarin, para relawan yang hampir seluruhnya masih bujangan, memilih bertahan tinggal di tenda rusunawa.
"Pulang ke rumah hanya beberapa jam. Setelah itu balik lagi ke rusunawa," kata Imam, relawan penanganan COVID-19 yang dituakan. Saat ditemui, Imam mengatakan kapasitas rusunawa yang hanya mampu menampung 54 orang itu sudah tidak mencukupi lagi.
Rusunawa dengan bentuk bangunan bertingkat itu memiliki 24 kamar. Setiap kamar rata rata diisi dua orang. Ada juga tiga orang hingga empat orang, khususnya pasien yang masih terhitung satu keluarga. Sebanyak 54 pasien positif COVID-19 dengan status tanpa gejala tersebut (OTG), rata rata berusia 30 tahun sampai 60 tahun. Pasien terkecil berusia satu tahun.
Sejak muncul kabar gelombang kedua serangan COVID-19 dan telah bermutasi, kata Imam jumlah pasien terus bertambah. Pasien yang tidak bisa masuk rusunawa karena penuh, langsung dibawa ke puskesmas. "Kalau tidak salah ada 15 puskesmas rujukan di Tulungagung," terang Imam.
Seperti diketahui rusunawa yang menjadi tempat isolasi pasien positif COVID-19 tersebut adalah milik IAIN Tulungagung. Pemkab Tulungagung meminjam untuk penanganan COVID-19. Menurut Imam, karena jumlah pasien terus bertambah, Pemkab Tulungagung memutuskan memfungsikan kembali gedung mahad (asrama) yang berdampingan dengan rusunawa.
Gedung mahad yang terdiri dari 40 kamar berkapasitas 80 orang. "Karena dulu jumlah pasien positif COVID-19 berkurang, gedung mahad kemudian ditutup. Sekarang mau difungsikan lagi," kata Imam. Sindonews.com diajak Imam masuk ke dalam gedung mahad.
Beberapa orang terlihat bersih bersih sekaligus membenahi kamar yang bakal ditempati pasien. Di setiap kamar ada dua unit tempat tidur besi bermodel susun. Artinya di setiap kamar berisi empat orang. Di tengah gedung, yakni tepatnya di depan deretan kamar, terdapat ruang kosong yang difungsikan untuk menjemur pakaian.
"Secepatnya gedung mahad akan difungsikan lagi," pungkas Imam. Tercatat hingga 5 Desember, kasus positif COVID-19 di Kabupaten Tulungagung mencapai 722 kasus. Perinciannya, 554 orang sembuh, 7 orang meninggal dunia, 53 orang dirawat di rumah sakit dan 104 orang menjalani isolasi
(msd)
tulis komentar anda