Heboh, Kerumunan Massa Final Sepakbola Tarkam di Serang Tanpa Protokol Kesehatan

Rabu, 02 Desember 2020 - 21:15 WIB
Puluhan ribu penonton memadati pertandingan final sepakbola tarkam di Kota Serang, Banten, Rabu (2/12/2020). Even itu tanpa menerapkan protokol kesehatan. Foto/SINDOnews/Teguh Mahardika
SERANG - Puluhan ribu orang penonton memadati laga pertandingan final sepakbola antar kampung (Tarkam) di Kota Serang , Banten, Rabu (2/12/2020). Pertandingan yang digelar di Lapangan Geraha Cibogo Nyapah, Kecamatan Walantaka, Kota Serang itu digelar tanpa menerapkan protokol kesehatan.

(Baca juga: Puluhan Pendemo Tolak Habib Rizieq Kocar-Kacir Dibubarkan Paksa oleh Massa)

Padahal, kasus kerumunan massa saat ini tengah menjadi sorotan karena dinilai menyebabkan terus meningkatnya kasus positif COVID-19 di Indonesia.

(Baca juga: Lama Menghilang, Buaya Berkalung Ban Muncul Lagi dengan Wanita Misterius)

Tusnedi salah satu warga mengatakan, pada laga final yang menampilkan laga derbi asing klasik antara klub Jaran Ireng versus Ataga Ripuh itu dihadiri puluhan ribu penonton. Sehingga dirinya sulit menyaksikan pertandingan tersebut "Saya aja susah pak nontonnya, karena kan banyak tuh yang menonton," katanya.



Sayangnya, laga final yang menimbulkan terjadinya kerumunan massa dan berpotensi menjadi klaster penyebaran COVID-19 itu tidak dilakukan pengawasan. Diketahui, acara rangkaian laga final dimulai pukul 13.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Bahkan, dilihat dari pantauan video dan foto yang beredar banyak para penonton tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak. "Saya sih enggak lihat ada petugas kepolisian yang berjaga," katanya.

Tusnedi menambahkan, kompetisi sepakbola tarkam tersebut merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh pemuda setempat dan selalu dipadati oleh warga dari berbagai kampung yang menonton.

"Ini acara tahunan ulang tahun pemuda. Biasanya kalau final sampe 10 ribu orang yang nonton," katanya.
(shf)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More