Hadapi Corona, Perguruan Tinggi Desain Ulang Tindakan Strategis
Senin, 11 Mei 2020 - 22:09 WIB
SURABAYA - Merebaknya wabah pandemi COVID-19 tidak hanya merubah aktivitas individu, tetapi juga mempengaruhi sektor global seperti bidang ekonomi, politik, kesehatan dan pendidikan termasuk internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia.
(Baca juga: Dukung Perpanjangan PSBB, Sampoerna Hentikan Produksi )
Sub Koordinator Penguatan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemendikbud Republik Indonesia, Adhrial Refaddin menyebut, masa pandemi COVID-19 memberi kesempatan bagi perguruan tinggi untuk merencanakan program dan memformulasikan strategi internasionalisasi di perguruan tinggi masing-masing.
Lantas spa saja yang perlu dipersiapkan selama masa pandemi COVID-19? Adhrial menjelaskan, saat inilah waktunya perguruan tinggi mulai rebranding internationalization. Misalnya, mengubah platform komunikasi menjadi online. Mengevaluasi kembali kebijakan dan mendesain ulang tindakan strategis perguruan tinggi.
"Langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi mitra kerjasama perguruan tinggi dan mahasiswa yang potensial serta membuat program yang dapat mencapai tujuan bersama," katanya saat menjadi pembicara dalam seminar online Ubaya Webinar COVID-19 Series yang diselenggarakan oleh Direktorat Kerjasama Kelembagaan, Senin (11/5/2020).
Adhrial menegaskan, bahwa kondisi yang terjadi saat ini bukan akhir dari internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, ada beragam cara yang dapat dilakukan selama pandemi COVID-19, sehingga nantinya menjadi hal normal bagi internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia.
"Kegiatan pertama yang dapat dilakukan yaitu internationalization at home," kata dia. Kegiatan selanjutnya ada mobility without movement, yaitu mobilitas yang dapat dilakukan tanpa menghadirkan seseorang secara langsung. Berikutnya, melakukan transformasi pembelajaran menggunakan kemajuan teknologi yang relevan.
"Kemudian yang terakhir sesuai dengan tujuan Kampus Merdeka bahwa perguruan tinggi saat ini diharapkan mampu membina dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dibutuhkan oleh sektor publik atau industri," tegasnya.
Direktur Kerjasama Kelembagaan Ubaya, Adi Tedjakusuma menambahkan, ada langkah dan tindakan yang telah dilakukan Ubaya menghadapi internasionalisasi perguruan tinggi saat pandemi COVID-19. Melalui bagan yang ditampilkan, pembahasan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu kegiatan Pre-COVID-19, Current State, dan New Normal and Challenges.
(Baca juga: Dukung Perpanjangan PSBB, Sampoerna Hentikan Produksi )
Sub Koordinator Penguatan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemendikbud Republik Indonesia, Adhrial Refaddin menyebut, masa pandemi COVID-19 memberi kesempatan bagi perguruan tinggi untuk merencanakan program dan memformulasikan strategi internasionalisasi di perguruan tinggi masing-masing.
Lantas spa saja yang perlu dipersiapkan selama masa pandemi COVID-19? Adhrial menjelaskan, saat inilah waktunya perguruan tinggi mulai rebranding internationalization. Misalnya, mengubah platform komunikasi menjadi online. Mengevaluasi kembali kebijakan dan mendesain ulang tindakan strategis perguruan tinggi.
"Langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi mitra kerjasama perguruan tinggi dan mahasiswa yang potensial serta membuat program yang dapat mencapai tujuan bersama," katanya saat menjadi pembicara dalam seminar online Ubaya Webinar COVID-19 Series yang diselenggarakan oleh Direktorat Kerjasama Kelembagaan, Senin (11/5/2020).
Adhrial menegaskan, bahwa kondisi yang terjadi saat ini bukan akhir dari internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, ada beragam cara yang dapat dilakukan selama pandemi COVID-19, sehingga nantinya menjadi hal normal bagi internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia.
"Kegiatan pertama yang dapat dilakukan yaitu internationalization at home," kata dia. Kegiatan selanjutnya ada mobility without movement, yaitu mobilitas yang dapat dilakukan tanpa menghadirkan seseorang secara langsung. Berikutnya, melakukan transformasi pembelajaran menggunakan kemajuan teknologi yang relevan.
"Kemudian yang terakhir sesuai dengan tujuan Kampus Merdeka bahwa perguruan tinggi saat ini diharapkan mampu membina dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dibutuhkan oleh sektor publik atau industri," tegasnya.
Direktur Kerjasama Kelembagaan Ubaya, Adi Tedjakusuma menambahkan, ada langkah dan tindakan yang telah dilakukan Ubaya menghadapi internasionalisasi perguruan tinggi saat pandemi COVID-19. Melalui bagan yang ditampilkan, pembahasan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu kegiatan Pre-COVID-19, Current State, dan New Normal and Challenges.
tulis komentar anda