Akademisi: Jelang Pencoblosan Pergeseran Dukungan Semakin Dinamis
Jum'at, 27 November 2020 - 16:09 WIB
MAKASSAR - Minus dua pekan pencoblosan calon wali kota dan wakil wali Kota Makassar , 9 Desember 2020, dinamika politik di Kota Anging Mamiri semakin bergeliat. Empat kandidat makin gencar menggaet pemilih.
Di saat paslon sibuk menjaring suara masyarakat, pergeseran dukungan ke paslon lain justru marak terjadi. Hal tersebut menurut pengamat, wajar dan sudah lumrah terjadi di menit-menit akhir.
"Memang menjelang hari pencoblosan, maka dinamika politik akan semakin dinamis termasuk potensi pergeseran-pergeseran dukungan. Terutama dari mereka yang selama ini belum betul-betul menetapkan pilihannya pada satu kandidat tertentu," papar pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar , Sukri Tamma dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
"Atau mereka yang merasa tidak menemukan kecocokan dengan visi misi dan strategi yang dilakukan oleh kandidat yang mungkin awalnya mereka dukung," jelas Sukri lebih lanjut.
Dengan demikian kata dia, bisa jadi pergeseran dukungan ini dipandang sebagai suatu bentuk ketidaksepakatan komunitas tertentu pada kandidat sebelumnya dan menemukan kesepakatan yang sesuai dengan kepentingan mereka pada kandidat lain.
Hal ini pada dasarnya suatu hal yang biasa namun kondisi tersebut dapat saja memberikan efek psikologis yang cukup kuat, terutama karena terjadi hanya beberapa hari sebelum pemilihan.
Dengan makin dekatnya hari pemilihan, dan masih ada kalangan yang belum menentukan pilihan atau belum betul-betul menetapkan pilihan maka, pergeseran ini sangat mungkin dilihat sebagai suatu tanda bahwa ada kandidat yang tidak dianggap tepat dan ada yang lebih tepat untuk dipilih.
"Dengan melihat hal tersebut, dapat saja masyarakat yang belum menetapkan pilihan kemudian menjadikannya sebagai alasan untuk menetapkan pilihan," kunci Sukri.
Di saat paslon sibuk menjaring suara masyarakat, pergeseran dukungan ke paslon lain justru marak terjadi. Hal tersebut menurut pengamat, wajar dan sudah lumrah terjadi di menit-menit akhir.
"Memang menjelang hari pencoblosan, maka dinamika politik akan semakin dinamis termasuk potensi pergeseran-pergeseran dukungan. Terutama dari mereka yang selama ini belum betul-betul menetapkan pilihannya pada satu kandidat tertentu," papar pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar , Sukri Tamma dalam siaran pers yang diterima SINDOnews.
"Atau mereka yang merasa tidak menemukan kecocokan dengan visi misi dan strategi yang dilakukan oleh kandidat yang mungkin awalnya mereka dukung," jelas Sukri lebih lanjut.
Dengan demikian kata dia, bisa jadi pergeseran dukungan ini dipandang sebagai suatu bentuk ketidaksepakatan komunitas tertentu pada kandidat sebelumnya dan menemukan kesepakatan yang sesuai dengan kepentingan mereka pada kandidat lain.
Hal ini pada dasarnya suatu hal yang biasa namun kondisi tersebut dapat saja memberikan efek psikologis yang cukup kuat, terutama karena terjadi hanya beberapa hari sebelum pemilihan.
Dengan makin dekatnya hari pemilihan, dan masih ada kalangan yang belum menentukan pilihan atau belum betul-betul menetapkan pilihan maka, pergeseran ini sangat mungkin dilihat sebagai suatu tanda bahwa ada kandidat yang tidak dianggap tepat dan ada yang lebih tepat untuk dipilih.
"Dengan melihat hal tersebut, dapat saja masyarakat yang belum menetapkan pilihan kemudian menjadikannya sebagai alasan untuk menetapkan pilihan," kunci Sukri.
tulis komentar anda