Pemkab Batang Lanjutkan Padat Karya di Tengah Pandemi Covid-19
Jum'at, 20 November 2020 - 12:01 WIB
BATANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang melanjutkan program padat karya di tengah ketidakpastian ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Selain pemberdayaan masyarakat untuk terlibat dalam normalisasi sungai di wilayah perkotaan, padat karya tersebut sebagai upaya mengantisipasi banjir di wilayah kota Batang yang diakibatkan pendangkalan sungai. Bupati Wihaji yang langsung ikut terjun dalam normalisasi sungai mengatakan, padat karya normalisasi sungai upaya normalisasi sungai.
"Selama ini di wilayah sekitar di musim penghujan sungai kota Batang debit airnya nya naik," kata Wihaji, Kamis (19/11/2020). Kemudian padat karya melibatkan warga sekitar sungai dengan total pekerja 150 orang, dengan harapan sungainya bersih dan warga terlibat kerja dapat upah.
"Upah padat karya selama empat jam dapat uang Rp75 ribu dan usng makan Rp10 ribu," ungkap Wihaji Ia menambahkan, padat karya tersebut dirasa lebih hemat dan efektif untuk meminimalisir banjir dititik - titik alur sungai yang terdapat penyumbatan karena sedimentasi akibat sampah.
"Target padat karya normalisasi sungai sepanjang sungai 4,8 km selama 25 hari, jadi kalau satu minggu satu orang bisa mengantongi uang Rp1juta," jelas Wihaji.
Bupati berharap kepada masyarakat yang tinggal di sekitar sungai jangan membuang sampah di sungai.
Adapun Padat karya normalisasi berlokasi di saluran sekunder Kalimati, dan saluran pembuangan Guyangan. Normalisasi tersebut sepanjang 1,4 km terletak di wilayah Kelurahan Kasepuhan.
Selain pemberdayaan masyarakat untuk terlibat dalam normalisasi sungai di wilayah perkotaan, padat karya tersebut sebagai upaya mengantisipasi banjir di wilayah kota Batang yang diakibatkan pendangkalan sungai. Bupati Wihaji yang langsung ikut terjun dalam normalisasi sungai mengatakan, padat karya normalisasi sungai upaya normalisasi sungai.
"Selama ini di wilayah sekitar di musim penghujan sungai kota Batang debit airnya nya naik," kata Wihaji, Kamis (19/11/2020). Kemudian padat karya melibatkan warga sekitar sungai dengan total pekerja 150 orang, dengan harapan sungainya bersih dan warga terlibat kerja dapat upah.
"Upah padat karya selama empat jam dapat uang Rp75 ribu dan usng makan Rp10 ribu," ungkap Wihaji Ia menambahkan, padat karya tersebut dirasa lebih hemat dan efektif untuk meminimalisir banjir dititik - titik alur sungai yang terdapat penyumbatan karena sedimentasi akibat sampah.
"Target padat karya normalisasi sungai sepanjang sungai 4,8 km selama 25 hari, jadi kalau satu minggu satu orang bisa mengantongi uang Rp1juta," jelas Wihaji.
Bupati berharap kepada masyarakat yang tinggal di sekitar sungai jangan membuang sampah di sungai.
Adapun Padat karya normalisasi berlokasi di saluran sekunder Kalimati, dan saluran pembuangan Guyangan. Normalisasi tersebut sepanjang 1,4 km terletak di wilayah Kelurahan Kasepuhan.
(atk)
tulis komentar anda