Atasi Pandemi Covid-19, Hong Kong Racik Tiga Obat Mujarab

Senin, 11 Mei 2020 - 09:26 WIB
Komisioner FDA Stephen Hahn mengungkapkan, pertama kalinya obat Covid-19 secara resmi diumumkan kepada publik. “Kita sangat bangga menjadi bagian hal tersebut,” ujarnya. Meski demikian, saran FDA bukan persetujuan formal karena harus membutuhkan kajian yang lebih tinggi.

Uji klinis remdesivir dilaksanakan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) AS yang menemukan obat tersebut mampu menurunkan durasi gejala Covid-19 dari 15 hari menjadi 11 hari. Uji coba itu dilakukan kepada 1.063 orang di rumah sakit di seluruh dunia, termasuk AS, Prancis, Italia, Inggris, China, dan Korea Selatan. “Remdesivir memiliki dampak signifikan dan positif untuk pemulihan pasien Covid-19,” kata Direktur NIAID Anthony Fauci.

Berapa biaya perawatan pasien Covid-19 dengan obat remdesivir? The Institute for Clinical and Economic Review, lembaga pengkaji harga obat di AS, memperkirakan perawatan selama 10 hari dengan harga obat remdesivir sekitar USD10 per butir, maka biaya totalnya bisa mencapai USD4.500.

Michael Head, peneliti kesehatan global di Universitas Southampton, mengatakan langkah tersebut menunjukkan perlunya eksplorasi obat baru ketika patogen terus berkembang. “Efektivitas remdesivir masih terbatas, maka perlu obat alternatif lainnya,” katanya.

Sementara itu, penelitian terbaru yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa pengobatan dengan obat hydroxycholoquine yang disebut oleh Presiden Donald Trump sebagai “pengubah permainan” untuk pasien Covid-19 ternyata menunjukkan hal yang tidak menggembirakan.

Obat hydroxycholoquine tidak menunjukkan ada upaya untuk kesembuhan bagi pasien Covid-19. “Pasien yang mengonsumsi obat hydroxycholoquine tidak menunjukkan perbaikan,” kata Neil Schluger, peneliti Universitas Columbia, New York, AS.

Sebanyak 32,3% pasien yang mendapatkan pengobatan hydroxycholoquine justru membutuhkan ventilator, sedangkan 14,9% yang tidak diberi obat itu tanpa membutuhkan ventilator. Itu menunjukkan obat hydroxycholoquine sama sekali tidak membantu.

Selama beberapa dekade, hydroxycholoquine dikenal untuk menyembuhkan pasien penderita lupus dan rheumatoid arthritis. Para dokter di Departemen Hubungan Veteran bahkan melaporkan hydroxychloroquine tidak membantu pasien Covid-19 dan justru bisa memicu kematian.
(don)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content