Siswa Diduga Jadi Korban Perundungan Kakak Kelas, Perwakilan Sekolah Sebut Itu Hal Biasa
Senin, 16 November 2020 - 06:23 WIB
LAMPUNG UTARA - Aksi perundungan atau bullying yang dialami sejumlah siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Insan Robani, Kotabumi, Lampung Utara (Lampura), ditanggapi dingin oleh pihak sekolah.
Pihak yayasan yang diwakili Kepala Pondok Arif Budiman berdalih, bahwa pihaknya sudah melakukan pembinaan.
“Sudah kita lakukan pembinaan, dan orang tuanya sudah legowo dan menerima, dan sudah islahkan, tidak ada masalah lagi. Kami ini bukan pondok kecil loh mas. Kami ini pondok besar. Saya ini S2 loh mas. Jadi bukan tenaga pengajar yang tidak berpendidikan. Bahkan di sekolah negeri pun hal ini sering terjadi. Ini (Perundungan) hal yang biasa terjadi mas,” tuturnya.
Untuk diketahui, Sejumlah siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Insan Robani, Kotabumi, Lampung Utara (Lampura), diduga menjadi korban perundungan atau bullying oleh kakak tingkatnya.
Berdasarkan pengakuan salah satu siswa berinisial A (13), dia bersama sejumlah rekan sekelasnya menerima bulian dari kakak kelas hingga menyentuh kepada penganiayaan fisik.
Bukan hanya lisan, sehingga mengurangi kenyamanan dalam menimba ilmu. Seharusnya yang senior dapat menjadi contoh atau memberi pelajaran baik kepada adik-adiknya, namun disana kebalikan yang terjadi.
"Kami tidak berani bicara karena takut dipukuli dan diancam, jadi kami memilih diam. Kalau ada makanan harus diberikan kepada mereka, ada duit diminta juga. Dan suatu waktu kami pernah juga diskap dalam kamar mandi dan dipukuli karena melakukan perlawanan,” jelasnya. (Baca juga: 4 Penambang Emas Tradisional di Gunung Mas Kalteng Tewas Tertimbun Longsor)
Senada diungkapkan AG. Menurutnya, kejadian tersebut sudah cukup lama dialami, hampir setiap hari mereka dimintai kakak kelas uang. Ingin mengadu ke guru atau kepala sekolah mereka mendapatkan ancaman dari kakak kelas. (Baca juga: 3 Hari Menghilang, 2 Nelayan di Pesisir Barat Lampung Akhirnya Ditemukan)
“Kami sering dimintai uang sama kakak kelas, mulai dari Rp1.000 hingga Rp5 ribu perhari. Apabila kami tidak memberikan uang kami disekap di dalam kamar mandi dan dipukul,” kata AG.
Pihak yayasan yang diwakili Kepala Pondok Arif Budiman berdalih, bahwa pihaknya sudah melakukan pembinaan.
“Sudah kita lakukan pembinaan, dan orang tuanya sudah legowo dan menerima, dan sudah islahkan, tidak ada masalah lagi. Kami ini bukan pondok kecil loh mas. Kami ini pondok besar. Saya ini S2 loh mas. Jadi bukan tenaga pengajar yang tidak berpendidikan. Bahkan di sekolah negeri pun hal ini sering terjadi. Ini (Perundungan) hal yang biasa terjadi mas,” tuturnya.
Untuk diketahui, Sejumlah siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Insan Robani, Kotabumi, Lampung Utara (Lampura), diduga menjadi korban perundungan atau bullying oleh kakak tingkatnya.
Berdasarkan pengakuan salah satu siswa berinisial A (13), dia bersama sejumlah rekan sekelasnya menerima bulian dari kakak kelas hingga menyentuh kepada penganiayaan fisik.
Bukan hanya lisan, sehingga mengurangi kenyamanan dalam menimba ilmu. Seharusnya yang senior dapat menjadi contoh atau memberi pelajaran baik kepada adik-adiknya, namun disana kebalikan yang terjadi.
"Kami tidak berani bicara karena takut dipukuli dan diancam, jadi kami memilih diam. Kalau ada makanan harus diberikan kepada mereka, ada duit diminta juga. Dan suatu waktu kami pernah juga diskap dalam kamar mandi dan dipukuli karena melakukan perlawanan,” jelasnya. (Baca juga: 4 Penambang Emas Tradisional di Gunung Mas Kalteng Tewas Tertimbun Longsor)
Senada diungkapkan AG. Menurutnya, kejadian tersebut sudah cukup lama dialami, hampir setiap hari mereka dimintai kakak kelas uang. Ingin mengadu ke guru atau kepala sekolah mereka mendapatkan ancaman dari kakak kelas. (Baca juga: 3 Hari Menghilang, 2 Nelayan di Pesisir Barat Lampung Akhirnya Ditemukan)
“Kami sering dimintai uang sama kakak kelas, mulai dari Rp1.000 hingga Rp5 ribu perhari. Apabila kami tidak memberikan uang kami disekap di dalam kamar mandi dan dipukul,” kata AG.
(boy)
tulis komentar anda