Terkubur 61 Tahun, Jejak Trem Malang Kembali Muncul ke Permukaan
Rabu, 11 November 2020 - 17:57 WIB
Berdasarkan keputusan bersama antara perwakilan PT KAI, pelaksana proyek kawasan Kayutangan dari Kemen PUPR, dan Pemkot Malang, jalur trem ini akan ditutup kembali tanpa dibongkar.
Selain di titik persimpangan Jalan Basuki Rachmad, dengan Jalan Semeru. Jalur trem tersebut juga ditemukan di ujung Jalan Basuki Rachmad, tepatnya di depan Kantor PT PLN yang akan dijadikan salah satu titik menuju kawasan sejarah Kayutangan. (Baca juga: Di Patirtan Ini, Cinta Pandangan Pertama Arok-Dedes Bersemi )
Trem , memiliki jejak sejarah panjang di Malang Raya. Sisa jalurnya hingga kini masih bisa disaksikan. Salah satunya yang membujur di tepi jalan Malang-Tumpang. Terkadang bujuran besi yang dahulu pernah menjalankan tugas penting, sebagai penghantar ribuan orang hilir mudik dari Malang, menuju Tumpang tersebut, sudah tenggelam dalam gumpalan beton dan tanah.
Besi cokelat berkarat tersebut merupakan saksi sejarah panjang peradaban transportasi di Malang Raya. Pada masa kejayaannya sekitar akhir tahun 1800-an hingga pertengahan tahun 1900-an, menjadi jalur utama trem yang menghubungkan hampir seluruh kota di Malang Raya.
Tak main-main, pada masa kolonial Belanda, trem yang dikelola oleh perusahaan swasta Malang Stoomtram Maatschappy (MS) tersebut, melayani jalur pendek antar kecamatan di Malang Raya, hingga panjang relnya mencapai 85 km.
"Ada sekitar sembilan jalur yang dilayani trem , dan semuanya tercatat dalam sejarah Perkeretaapian Indonesia jilid I yang diterbitkan PT Angkasa Bandung," ujar salah seorang anggota komunitas penggemar kereta api, Endiarto Wijaya.
Pemuda asli Kota Malang ini mengaku, telah menelusuri hampir seluruh jalur trem yang ada di wilayah Malang Raya, dan semua jalur tersebut saat ini ternyata menjadi jalur utama yang acap kali menjadi titik kemacetan lalulintas akibat padatnya kendaraan yang melintas.
Jalur yang mampu terlayani trem pada masa itu antara lain Malang-Bululawang yang berjarak 11 km, dan mulai beroperasi sejak 14 November 1897; Jalur trem Bululawang-Gondanglegi berjarak 12 km beroperasi sejak 4 Februari 1898. (Baca juga: Dwarapala Saksi Bisu Ketangguhan Desa Menjaga Arjuna )
Jalur trem Gondanglegi-Talok berjarak 7 km beroperasi 9 September 1898; Jalur trem Talok-Dampit menempuh jarak 8 km dibangun dan mulai beroperasi sejak 14 Januari 1899; Jalur trem Gondanglegi-Kepanjen berjarak 17 km beroperasi sejak 10 Juni 1900.
Selain itu masih ada jalur trem Tumpang-Singosari berjarak 23 km dibangun 27 April 1900; Jalur trem Malang-Blimbing berjarak 6 km dibangun 15 Februari 1903; dan jalur trem Sedayu-Turen dengan panjang jalur hanya 1 km dibangun pada 25 September 1908.
Selain di titik persimpangan Jalan Basuki Rachmad, dengan Jalan Semeru. Jalur trem tersebut juga ditemukan di ujung Jalan Basuki Rachmad, tepatnya di depan Kantor PT PLN yang akan dijadikan salah satu titik menuju kawasan sejarah Kayutangan. (Baca juga: Di Patirtan Ini, Cinta Pandangan Pertama Arok-Dedes Bersemi )
Trem , memiliki jejak sejarah panjang di Malang Raya. Sisa jalurnya hingga kini masih bisa disaksikan. Salah satunya yang membujur di tepi jalan Malang-Tumpang. Terkadang bujuran besi yang dahulu pernah menjalankan tugas penting, sebagai penghantar ribuan orang hilir mudik dari Malang, menuju Tumpang tersebut, sudah tenggelam dalam gumpalan beton dan tanah.
Besi cokelat berkarat tersebut merupakan saksi sejarah panjang peradaban transportasi di Malang Raya. Pada masa kejayaannya sekitar akhir tahun 1800-an hingga pertengahan tahun 1900-an, menjadi jalur utama trem yang menghubungkan hampir seluruh kota di Malang Raya.
Tak main-main, pada masa kolonial Belanda, trem yang dikelola oleh perusahaan swasta Malang Stoomtram Maatschappy (MS) tersebut, melayani jalur pendek antar kecamatan di Malang Raya, hingga panjang relnya mencapai 85 km.
"Ada sekitar sembilan jalur yang dilayani trem , dan semuanya tercatat dalam sejarah Perkeretaapian Indonesia jilid I yang diterbitkan PT Angkasa Bandung," ujar salah seorang anggota komunitas penggemar kereta api, Endiarto Wijaya.
Pemuda asli Kota Malang ini mengaku, telah menelusuri hampir seluruh jalur trem yang ada di wilayah Malang Raya, dan semua jalur tersebut saat ini ternyata menjadi jalur utama yang acap kali menjadi titik kemacetan lalulintas akibat padatnya kendaraan yang melintas.
Jalur yang mampu terlayani trem pada masa itu antara lain Malang-Bululawang yang berjarak 11 km, dan mulai beroperasi sejak 14 November 1897; Jalur trem Bululawang-Gondanglegi berjarak 12 km beroperasi sejak 4 Februari 1898. (Baca juga: Dwarapala Saksi Bisu Ketangguhan Desa Menjaga Arjuna )
Jalur trem Gondanglegi-Talok berjarak 7 km beroperasi 9 September 1898; Jalur trem Talok-Dampit menempuh jarak 8 km dibangun dan mulai beroperasi sejak 14 Januari 1899; Jalur trem Gondanglegi-Kepanjen berjarak 17 km beroperasi sejak 10 Juni 1900.
Selain itu masih ada jalur trem Tumpang-Singosari berjarak 23 km dibangun 27 April 1900; Jalur trem Malang-Blimbing berjarak 6 km dibangun 15 Februari 1903; dan jalur trem Sedayu-Turen dengan panjang jalur hanya 1 km dibangun pada 25 September 1908.
Lihat Juga :
tulis komentar anda