Terkubur 61 Tahun, Jejak Trem Malang Kembali Muncul ke Permukaan
Rabu, 11 November 2020 - 17:57 WIB
MALANG - Besi tua, membujur sejajar dalam kondisi telah berkarat. Tanah yang menempel di sekujur besi tua itu telah membatu hingga sulit untuk dibersihkan. Namun, bantalan kayu yang menjadi penyangga dua bujur besi tua itu sebagian masih nampak utuh. (Baca juga: Diduga Pondasi Candi Sebelum Era Majapahit Ditemukan di Langlang )
Usia telah memakan besi tua yang dalam sejarahnya menjadi jalur trem Jagalan-Blimbing-Singosari. Besi tua itu kembali muncul ke permukaan saat para pekerja dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), memulai pengerjaan pembangunan kawasan bersejarah Kayutangan.
Saat alat berat membongkar aspal dan tanah di tengah persimpangan antara Jalan basuki Rachmad, dengan Jalan Semeru, yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan kawasan Raja Bali, jalur trem tua itu kembali muncul.
Bukaan tanah sepanjang 20 meter, mempertontonkan kokohnya rel trem yang di masa lalu menjadi salah satu penopang angkutan masal di Malang Raya. "Berdasarkan catatan sejarahnya, trem Jagalan-Blimbing ini, mulai beroperasi 15 Februari 1903," ujar anggota Komunitas Malang Raya Heritage, Tjahjana Indra Kusuma.
Trem tersebut, menurutnya dioperasikan oleh perusahan swasta Belanda, Malang Stoomtram Maatschappy (MS). Setelah trem ini tidak beroperasi lagi, akhirnya secara perlahan jalur trem tersebut mati dan ditutup total sekitar tahun 1959.
"Kita ingin selalu benda-benda bersejarah ini dilestarikan, sebagai bahan belajar generasi bangsa ini. Bahwa di masa lampau sudah ada angkutan massal di Kota Malang, yang kaya manfaatnya," tuturnya. (Baca juga: Mas-mas TRIP Berjuang Hingga Akhir Zaman... )
Munculnya kembali jalur trem kuno ini, juga menarik perhatian Wali Kota Malang, Sutiaji. Dia bersama Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menyempatkan meninjau langsung jalur trem yang terbuka lagi.
"Ini bagian dari sejarah Kota Malang. Tentunya nanti akan diberi penanda khusus di jalur ini, dan diberi keterangan yang bisa dibaca masyarakat tentang keberadaan sejarah trem tersebut," tuturnya.
Usia telah memakan besi tua yang dalam sejarahnya menjadi jalur trem Jagalan-Blimbing-Singosari. Besi tua itu kembali muncul ke permukaan saat para pekerja dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), memulai pengerjaan pembangunan kawasan bersejarah Kayutangan.
Saat alat berat membongkar aspal dan tanah di tengah persimpangan antara Jalan basuki Rachmad, dengan Jalan Semeru, yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan kawasan Raja Bali, jalur trem tua itu kembali muncul.
Bukaan tanah sepanjang 20 meter, mempertontonkan kokohnya rel trem yang di masa lalu menjadi salah satu penopang angkutan masal di Malang Raya. "Berdasarkan catatan sejarahnya, trem Jagalan-Blimbing ini, mulai beroperasi 15 Februari 1903," ujar anggota Komunitas Malang Raya Heritage, Tjahjana Indra Kusuma.
Trem tersebut, menurutnya dioperasikan oleh perusahan swasta Belanda, Malang Stoomtram Maatschappy (MS). Setelah trem ini tidak beroperasi lagi, akhirnya secara perlahan jalur trem tersebut mati dan ditutup total sekitar tahun 1959.
"Kita ingin selalu benda-benda bersejarah ini dilestarikan, sebagai bahan belajar generasi bangsa ini. Bahwa di masa lampau sudah ada angkutan massal di Kota Malang, yang kaya manfaatnya," tuturnya. (Baca juga: Mas-mas TRIP Berjuang Hingga Akhir Zaman... )
Munculnya kembali jalur trem kuno ini, juga menarik perhatian Wali Kota Malang, Sutiaji. Dia bersama Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menyempatkan meninjau langsung jalur trem yang terbuka lagi.
"Ini bagian dari sejarah Kota Malang. Tentunya nanti akan diberi penanda khusus di jalur ini, dan diberi keterangan yang bisa dibaca masyarakat tentang keberadaan sejarah trem tersebut," tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda