Festival Gau Maraja’ Menggaungkan Jalur Rempah Sulsel Masa Silam
Sabtu, 31 Oktober 2020 - 08:00 WIB
MAKASSAR - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulsel kembali menggelar festival kebudayaan tradisional dan kontemporer Gau' Maraja bertajuk Mozaik Budaya Jalur Rempah Nusantara di Pantai Akkarena, Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Jumat (30/10).
Ratusan seniman lokal dari berbagai sanggar seni di Kota Daeng hadir dalam acara tersebut.Acara ini dikemas dalam berbagai rangkaian kegiatan di antaranya, pertunjukan tari kolosal, teater, seni lukis, pertunjukan seni, festival kuliner, seni instalasi, penghargaan Gau' Maraja, lomba foto dan video, lomba murah, dan festival permainan rakyat.
Kepala BNPB Sulsel, Andi Syamsul Risal dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini difasilitasi langsung Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sebagai ruang ekspresi anak muda khususnya seniman di Sulsel. (Baca Juga: pekan-kebudayaan-nasional-2020-bakal-libatkan-4791-seniman)
“Gau' Maraja itu artinya perhelatan besar. Acara ini penggabungan lima jenis kesenian yakni, seni tari musik, teater, instalasi dan rupa. Penampilan dipersembahkan oleh 19 sanggar seni asal Makassar dan Gowa," terang Syamsul dalam sambutannya.
Pembukaan acara ini diwarnai dengan pertunjukan tari kolosal, yang mengisahkan, perjalanan tokoh bernama Daeng Parewa dalam pelayarannya menyusuri jalur rempah di Sulsel. Dimulai dari Pantai Bira, Bulukumba menuju Buton, Selayar, hingga kembali berlabuh di pesisir Makassar.
Dalam setiap daerah yang disinggahinya, Daeng Parewa banyak mendapat pelajaran hidup. Termasuk ragam budaya, sampai bagaimana rempah-rempah begitu diagungkan. (Baca Juga: pemprov-dorong-budaya-sulsel-terdaftar-di-unesco)
Sementara, Ketua Komite Jalur Rempah, Ananto Kusuma Seta mengapresiasi Gau' Maraja. Menurutnya, kegiatan ini sebagai inspirasi untuk seniman lain di Indonesia mengembangkan potensi rempah-rempah sebagai warisan leluhur nenek moyang di mata dunia. "Nenek moyang kita telah menginspirasi dunia dengan Phinisi berlayar mengarungi samudera dunia membawa rempah-rempah ke negara lain dan pada harinya, banyak bangsa yang mencari rempah-rempah ke Indonesia atau Nusantara," kata Ananto.
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Chrystriyati Arini, yang hadir membuka langsung acara ini berharap, agar acara Gau Maraja’ menjadi wadah agar nilai kebudayaan tetap terjaga.
"Budaya maritim sangat kental di sini. Ini adalah perhelatan budaya pertama kali selama masa pandemi ini. Kami sangat mengapresiasi kepada budayawan yang ada di Sulawesi Selatan, tentu mari kita bersama kita jaga budaya ini," katanya. (Baca Juga: tari-tradisional-indonesia-meriahkan-festival-budaya-antarbangsa-di-mekkah)
Acara Gau Maraja’ ini digelar cukup berbeda di tahun sebelumnya. Diketahui, kegiatan serupa diadakan di Center Point of Indonesia (CPI) 2019 lalu. Selain itu pelaksanaan agenda ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus korona.
Seluruh penikmat Gau' Maraja dicek suhu tubuh, diharuskan cuci tangan, disemprot diinfektan, tetap pakai masker dan jaga jarak. Guna mencegah adanya ledakan jumlah pengunjung, penyelenggara Gau' Maraja menyiapkan opsi menonton event ini melalui kanal YouTube bpnbsulsel dan Instagram @bpnbsulsel. (Baca Juga: festival-budaya-gayo-dimeriahkan-dengan-parade-perahu-hias)
Ratusan seniman lokal dari berbagai sanggar seni di Kota Daeng hadir dalam acara tersebut.Acara ini dikemas dalam berbagai rangkaian kegiatan di antaranya, pertunjukan tari kolosal, teater, seni lukis, pertunjukan seni, festival kuliner, seni instalasi, penghargaan Gau' Maraja, lomba foto dan video, lomba murah, dan festival permainan rakyat.
Kepala BNPB Sulsel, Andi Syamsul Risal dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini difasilitasi langsung Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sebagai ruang ekspresi anak muda khususnya seniman di Sulsel. (Baca Juga: pekan-kebudayaan-nasional-2020-bakal-libatkan-4791-seniman)
“Gau' Maraja itu artinya perhelatan besar. Acara ini penggabungan lima jenis kesenian yakni, seni tari musik, teater, instalasi dan rupa. Penampilan dipersembahkan oleh 19 sanggar seni asal Makassar dan Gowa," terang Syamsul dalam sambutannya.
Pembukaan acara ini diwarnai dengan pertunjukan tari kolosal, yang mengisahkan, perjalanan tokoh bernama Daeng Parewa dalam pelayarannya menyusuri jalur rempah di Sulsel. Dimulai dari Pantai Bira, Bulukumba menuju Buton, Selayar, hingga kembali berlabuh di pesisir Makassar.
Dalam setiap daerah yang disinggahinya, Daeng Parewa banyak mendapat pelajaran hidup. Termasuk ragam budaya, sampai bagaimana rempah-rempah begitu diagungkan. (Baca Juga: pemprov-dorong-budaya-sulsel-terdaftar-di-unesco)
Sementara, Ketua Komite Jalur Rempah, Ananto Kusuma Seta mengapresiasi Gau' Maraja. Menurutnya, kegiatan ini sebagai inspirasi untuk seniman lain di Indonesia mengembangkan potensi rempah-rempah sebagai warisan leluhur nenek moyang di mata dunia. "Nenek moyang kita telah menginspirasi dunia dengan Phinisi berlayar mengarungi samudera dunia membawa rempah-rempah ke negara lain dan pada harinya, banyak bangsa yang mencari rempah-rempah ke Indonesia atau Nusantara," kata Ananto.
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Chrystriyati Arini, yang hadir membuka langsung acara ini berharap, agar acara Gau Maraja’ menjadi wadah agar nilai kebudayaan tetap terjaga.
"Budaya maritim sangat kental di sini. Ini adalah perhelatan budaya pertama kali selama masa pandemi ini. Kami sangat mengapresiasi kepada budayawan yang ada di Sulawesi Selatan, tentu mari kita bersama kita jaga budaya ini," katanya. (Baca Juga: tari-tradisional-indonesia-meriahkan-festival-budaya-antarbangsa-di-mekkah)
Acara Gau Maraja’ ini digelar cukup berbeda di tahun sebelumnya. Diketahui, kegiatan serupa diadakan di Center Point of Indonesia (CPI) 2019 lalu. Selain itu pelaksanaan agenda ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus korona.
Seluruh penikmat Gau' Maraja dicek suhu tubuh, diharuskan cuci tangan, disemprot diinfektan, tetap pakai masker dan jaga jarak. Guna mencegah adanya ledakan jumlah pengunjung, penyelenggara Gau' Maraja menyiapkan opsi menonton event ini melalui kanal YouTube bpnbsulsel dan Instagram @bpnbsulsel. (Baca Juga: festival-budaya-gayo-dimeriahkan-dengan-parade-perahu-hias)
(nic)
Lihat Juga :
tulis komentar anda