Guru Besar Unila: Cegah Stunting dengan Ketahanan Pangan
Senin, 26 Oktober 2020 - 13:18 WIB
“Terganggunya sitem pangan di sisi produksi distribusi konsumsi akan ganggu upaya mitigasi pandemi sehingga perlu dikelola risikonya yang mungkin ada pada sistem pangan,” kata Prof Purwiyatno seraya nenambahkan kaum milenial bisa membantu memperbaiki ketahanan pangan agar makin kokoh.
Di kesempatan yang sama, tim panelis IRN Dr Widjaya Lukito SpGK PhD mengatakan, pangan fungsional bisa menjadi cara mudah untuk menjaga imunitas tubuh.
Widjaya mencontohkan di Ambon, sagu dianggap sebagai makanan pokok namun kurang dihargai. ”Padahal sagu ini memiliki kelebihan, indeks glikemik rendah namun tinggi serat sehingga baik bagi kesehatan usus,” kata dia.
Sagu bisa mnejadi prebiotik yang memberi makanan untuk bakteri baik (mikrobiota) di usus. Demikian juga dengan pisang, yang tingkat kematangan berbeda maka beda pula fungsinya.
Tim panelis IRN yang juga spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia menekankan harus ada terobosan promosi nutrisi kesehatan dengan pendekatan terbaru. “Pangan fungsional bisa direkayasa sehingga kandungan gizinya bisa naik, misalnya telur diperkaya dengan omega 3,” ujar dia.
Indonesia, lanjut Widjaya, memiliki miliki kekayaan pangan fungsonal yang luar biasa. Widjaya menyarankan agar masyarakat tidak euforia dengan datangnya vaksin COVID-19. Alternatif terbaik adalah dengan pendekatan pangan dan gizi untuk menghadapi pandemi, karena itulah yang kita konsumsi sehari-hari.
Di kesempatan yang sama, tim panelis IRN Dr Widjaya Lukito SpGK PhD mengatakan, pangan fungsional bisa menjadi cara mudah untuk menjaga imunitas tubuh.
Widjaya mencontohkan di Ambon, sagu dianggap sebagai makanan pokok namun kurang dihargai. ”Padahal sagu ini memiliki kelebihan, indeks glikemik rendah namun tinggi serat sehingga baik bagi kesehatan usus,” kata dia.
Sagu bisa mnejadi prebiotik yang memberi makanan untuk bakteri baik (mikrobiota) di usus. Demikian juga dengan pisang, yang tingkat kematangan berbeda maka beda pula fungsinya.
Tim panelis IRN yang juga spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia menekankan harus ada terobosan promosi nutrisi kesehatan dengan pendekatan terbaru. “Pangan fungsional bisa direkayasa sehingga kandungan gizinya bisa naik, misalnya telur diperkaya dengan omega 3,” ujar dia.
Indonesia, lanjut Widjaya, memiliki miliki kekayaan pangan fungsonal yang luar biasa. Widjaya menyarankan agar masyarakat tidak euforia dengan datangnya vaksin COVID-19. Alternatif terbaik adalah dengan pendekatan pangan dan gizi untuk menghadapi pandemi, karena itulah yang kita konsumsi sehari-hari.
(nth)
Lihat Juga :
tulis komentar anda