Cerita Masyhur Jalan Braga dan Noni-noni Cantik yang Melegenda

Senin, 26 Oktober 2020 - 05:00 WIB


Bangunan toko tertua kedua setelah toko yang dibangun C.A.Hellerman adalah bangunan toko yang dibangun oleh C.M Luyks yang mempunyai toko di Tjibadakweg (Jalan Cibadak) yaitu NV.Handelmij C.M.Luyks pada tahun 1898.

Tidak hanya toko, seiring semakin pesatnya perkembangan Jalan Braga, gedung-gedung megah pun mulai dibangun, di antaranya Gedung Escompo Bank pada tahun 1900, Javasche Bank pada tahun 1909, hingga Bioskop Majestic dan Hotel Braga. Selain itu, dibangun pula Societeit Concordia yang sekarang menjadi Gedung Merdeka.



Di Jalan Braga, juga dikenal dengan toko-tokonya yang menjual barang-barang eksklusif yang khusus didatangkan dari Eropa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Eropa yang tinggal di Bandung dan sekitarnya. Kemudian pada dasawarsa 1920-1930-an, bermunculan pula toko-toko dan butik (boutique) pakaian yang mengambil model di Kota Paris, Prancis yang saat itu merupakan kiblat model pakaian di dunia.

Dibangunnya gedung Societeit Concordia yang digunakan untuk pertemuan, khususnya bagi kalangan tuan-tuan hartawan, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran, dan lain-lain di beberapa blok di sekitarnya membuat Jalan Braga semakin ramai dan masyhur.

Perkembangannya yang sangat pesat menjadikan Jalan Braga sebagai kawasan komersial paling bergengsi, tempat di mana para preanger planters dan masyarakat Eropa berrekreasi, berjalan-jalan, berbelanja atau sekedar menikmati suasana sambil minum dan makan di Maison Bogerijn (sekarang Braga Permai) dan kafe-kafe yang terdapat di jalan tersebut.

Di balik kemasyhurannya, kawasan Jalan Braga nyatanya menyimpan cerita kelam. Cerita diawali sebuah kegiatan kongres Pengurus Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula (Bestuur van de Vereniging van Suikerplanters) yang berpusat di Surabaya, pada 1896 saat Bandung mulai dikembangkan sebagai kota.

Meneer Jacob, seorang panitia kongres mendapat masukan dari Meneer Schenk, seorang tuan perkebunan (onderneming) di Priangan untuk memeriahkan dan menghangatkan suhu dingin pegunungan serta suasana pertemuan waktu itu mengingat fasilitas yang tersedia di Bandung belum memadai.

Maka, didatangkanlah noni-noni cantik yang berasal dari kawasan Perkebunan Pasir Malang. Letak Perkebunan Pasir Malang sendiri tak jauh dari perkebunan Malabar di daerah Pangalengan atau kurang lebih 50 kilometer ke arah Selatan dari Kota Bandung saat ini. Plang perkebunan Pasir Malang dapat ditemui tak jauh dari Situ Cileunca ke arah perkebunan teh Cukul, tepatnya di Desa Wates.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More