TMMD Ke-109, Bangun Daerah Terisolir di Kotawaringin Timur dengan Kebersamaan
Kamis, 22 Oktober 2020 - 10:31 WIB
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bekerja bersama-sama dengan semangat gotong royong membangun daerah kita masing-masing, Teruslah membangun diri agar kita menjadi masyarakat yang maju dan berbudaya luhur," katanya.
Desa Bapinang Hilir dan Hulu, menjadi lokasi TMMD, karena dua desa tersebut terisolir. Aktivitas perekonomian terhambat karena infrastruktur yang rusak.
Selama ini untuk mencapai desa itu, dari kota Sampit menempuh perjalanan lebih dari 1,5 jam ke Samuda di kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Perjalanan berlanjut dengan menggunakan kapal kayu menyusuri perairan Sungai Mentaya.
Sungai Mentaya dikenal sebagai habitat buaya muara. Serangan buaya terhadap warga sudah beberapa kali terjadi. Tiba di Pulau Hanaut, perjalanan dilanjut dengan menggunakan sepeda motor menuju Desa Bapinang Hilir.
Di Desa Bapinang Hilir ada dua sasaran kegiatan TMMD Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt, yakni merenovasi jembatan Handil Gayam dan jembatan Handil Samsu.Kegiatan rehab jembatan juga berlangsung di jembatan Sei Babirah di Desa Babirah.
Kegiatan fisik TMMD lainnya yakni rehabilitasi Mushola Al Hidayah di Desa Bapinang Hulu dan pembangunan pos terpadu di Desa Bapinang Hulu. “Kegiatan TMMD bukan sekedar menghadirkan bangunan fisik seperti jalan saja, akan tetapi jauh yang lebih penting membangun semangat gotong royong antara semua elemen masyarakat,” kata Dandim 1015/Spt, Letkol CZI Akhmad Safari.
Dia menjelaskan, kegiatan TMMD salah satu wujud operasi bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan masyarakat serta lembaga pemerintah, yang dilaksanakan secara terintegrasi untuk meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan.
“Semangat kebersamaan dalam membangun desa sebagai basis ketahanan wilayah menuju ketahanan nasional,” katanya.
Desa Bapinang Hilir dan Hulu, menjadi lokasi TMMD, karena dua desa tersebut terisolir. Aktivitas perekonomian terhambat karena infrastruktur yang rusak.
Selama ini untuk mencapai desa itu, dari kota Sampit menempuh perjalanan lebih dari 1,5 jam ke Samuda di kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Perjalanan berlanjut dengan menggunakan kapal kayu menyusuri perairan Sungai Mentaya.
Sungai Mentaya dikenal sebagai habitat buaya muara. Serangan buaya terhadap warga sudah beberapa kali terjadi. Tiba di Pulau Hanaut, perjalanan dilanjut dengan menggunakan sepeda motor menuju Desa Bapinang Hilir.
Di Desa Bapinang Hilir ada dua sasaran kegiatan TMMD Reguler ke-109 Kodim 1015/Spt, yakni merenovasi jembatan Handil Gayam dan jembatan Handil Samsu.Kegiatan rehab jembatan juga berlangsung di jembatan Sei Babirah di Desa Babirah.
Kegiatan fisik TMMD lainnya yakni rehabilitasi Mushola Al Hidayah di Desa Bapinang Hulu dan pembangunan pos terpadu di Desa Bapinang Hulu. “Kegiatan TMMD bukan sekedar menghadirkan bangunan fisik seperti jalan saja, akan tetapi jauh yang lebih penting membangun semangat gotong royong antara semua elemen masyarakat,” kata Dandim 1015/Spt, Letkol CZI Akhmad Safari.
Dia menjelaskan, kegiatan TMMD salah satu wujud operasi bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan masyarakat serta lembaga pemerintah, yang dilaksanakan secara terintegrasi untuk meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan.
“Semangat kebersamaan dalam membangun desa sebagai basis ketahanan wilayah menuju ketahanan nasional,” katanya.
(shf)
tulis komentar anda