Sektor Pertanian Masih Produktif di Era Pandemi COVID-19
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 17:02 WIB
Menurut Cindyanto, Integration of Technology adalah salah satu inti dari strategi bisnis dalam sektor agrikultur. Integrasi tersebut juga menjadi kunci utama efektivitas dari program implementasi
Tak hanya itu, kata dia, untuk mengoptimalkan proses pertanian, perangkat IoT yang dipasang di pertanian juga mendukung proses dan pengumpilan data dalam siklus berulang yang memungkinkan petani untuk dengan cepat bereaksi terhadap masalah yang muncul dan perubahan dalam kondisi sekitar.
Data Analytics dapat membantu memantau produktivitas dan memungkinkan dapat membuat diprediksi lebih tepat. Sangat penting juga dalam menjaga efisiensi produksi pertanian sehingga penting untuk selalu mengelola risiko kegagalan operasi dalam menjalankan kinerja produktivitasnya.
“Namun, permasalahan utama bidang agrikultur di pedesaan sekarang adalah bagaimana kita bisa mengakses pasarnya atau mengelola rantai pasokan sehingga banyak peran masih bisa sangat terbuka di sini,” jelas Irendra Radjawali yang merupakan seorang praktisi dan implementator dari Drone Academy dan Inovator 4.0 Indonesia.
Dalam acara Circle of Data Leaders 2nd Edition, para pakar mengemukakan pendapatnya mengenai kondisi industri agrikultur saat ini. Yakni dan dengan melakukan pendekatan sistem pangan dengan inovasi teknologi akan membantu proses pengambilan keputusan yang biasanya terjadi di berbagai jenjang, dari mikro hingga makro. Sebab pasalnya setiap keputusan dibutuhkan ragam informasi yang berbeda. Sebenarnya ketersediaan data yang relevan untuk sektor pangan dan pertanian di Indonesia cukup beragam. Namun, masih terdapat beberapa tantangan.
Menurut Alika DV Tuwo yang merupakan World Food Programme, kualitas dan ragam data yang semakin baik dapat memperluas dan meningkatkan nilai tambah aplikasi penggunaan data. Tujuannya untuk membantu pengambilan keputusan dan inovasi teknologi juga dapat membantu setiap pihak untuk mengisi kesenjangan data tersebut sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
“Circle of Data Leaders melibatkan stakeholders publik yang berkompeten untuk pemaparan dan penjelasan kondisi dan kebutuhan industri agrikultur, sehingga kita dapat mengangkat topik bahasan yang relevan, aktual dan sesuai dengan kebutuhan industry,” kata dia.
Circle of Data Leaders kali ini turut didukung oleh Strategic Partners diantaranya Sunpride Indonesia, PT Astra Agro Lestari, Techbross GmbH Germany, BANOO dan juga didukung oleh Community Partners diantaranya, Innovator 4.0 Indonesia, Yurmayur, Data Science Indonesia, dan Mitra Desa Indonesia.
Tak hanya itu, kata dia, untuk mengoptimalkan proses pertanian, perangkat IoT yang dipasang di pertanian juga mendukung proses dan pengumpilan data dalam siklus berulang yang memungkinkan petani untuk dengan cepat bereaksi terhadap masalah yang muncul dan perubahan dalam kondisi sekitar.
Data Analytics dapat membantu memantau produktivitas dan memungkinkan dapat membuat diprediksi lebih tepat. Sangat penting juga dalam menjaga efisiensi produksi pertanian sehingga penting untuk selalu mengelola risiko kegagalan operasi dalam menjalankan kinerja produktivitasnya.
“Namun, permasalahan utama bidang agrikultur di pedesaan sekarang adalah bagaimana kita bisa mengakses pasarnya atau mengelola rantai pasokan sehingga banyak peran masih bisa sangat terbuka di sini,” jelas Irendra Radjawali yang merupakan seorang praktisi dan implementator dari Drone Academy dan Inovator 4.0 Indonesia.
Dalam acara Circle of Data Leaders 2nd Edition, para pakar mengemukakan pendapatnya mengenai kondisi industri agrikultur saat ini. Yakni dan dengan melakukan pendekatan sistem pangan dengan inovasi teknologi akan membantu proses pengambilan keputusan yang biasanya terjadi di berbagai jenjang, dari mikro hingga makro. Sebab pasalnya setiap keputusan dibutuhkan ragam informasi yang berbeda. Sebenarnya ketersediaan data yang relevan untuk sektor pangan dan pertanian di Indonesia cukup beragam. Namun, masih terdapat beberapa tantangan.
Menurut Alika DV Tuwo yang merupakan World Food Programme, kualitas dan ragam data yang semakin baik dapat memperluas dan meningkatkan nilai tambah aplikasi penggunaan data. Tujuannya untuk membantu pengambilan keputusan dan inovasi teknologi juga dapat membantu setiap pihak untuk mengisi kesenjangan data tersebut sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
“Circle of Data Leaders melibatkan stakeholders publik yang berkompeten untuk pemaparan dan penjelasan kondisi dan kebutuhan industri agrikultur, sehingga kita dapat mengangkat topik bahasan yang relevan, aktual dan sesuai dengan kebutuhan industry,” kata dia.
Circle of Data Leaders kali ini turut didukung oleh Strategic Partners diantaranya Sunpride Indonesia, PT Astra Agro Lestari, Techbross GmbH Germany, BANOO dan juga didukung oleh Community Partners diantaranya, Innovator 4.0 Indonesia, Yurmayur, Data Science Indonesia, dan Mitra Desa Indonesia.
(nth)
Lihat Juga :
tulis komentar anda