Pengembangan Holistik Gangguan Jiwa Dibutuhkan di Tengah Pandemi
Senin, 12 Oktober 2020 - 08:27 WIB
Prof. Yusuf menambahkan, dalam lingkungan masyarakat masih terdapat stigma yang melekat pada orang dengan gangguan jiwa. Masalah lainnya mengenai penerimaan keluarga terhadap orang dengan gangguan jiwa di mana masih banyak keluarga yang menelantarkan orang dengan gangguan jiwa tersebut.
Sehingga dari permasalahan itu, Prof. Yusuf menyatakan jika masalah kesehatan jiwa bukan hanya masalah pasien, tetapi juga masalah keluarga, kelompok, dan masyarakat. Makanya perlu pengembangan model holistik yang tidak hanya memandang urusan fisik, tetapi juga urusan psikologis, sosial, spiritual, dan kultural.
“Dapat disimpulkan penanganan masalah gangguan jiwa harus komprehensif, melibatkan semua pihak, lintas sektor dan lintas program,” jelasnya.
Terakhir, Prof. Yusuf berharap agar semua masyarakat dapat mewujudkan kesehatan jiwa, di mana individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga dia menyadari dengan kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan dapat berkontribusi bagi komunitasnya.
Sehingga dari permasalahan itu, Prof. Yusuf menyatakan jika masalah kesehatan jiwa bukan hanya masalah pasien, tetapi juga masalah keluarga, kelompok, dan masyarakat. Makanya perlu pengembangan model holistik yang tidak hanya memandang urusan fisik, tetapi juga urusan psikologis, sosial, spiritual, dan kultural.
“Dapat disimpulkan penanganan masalah gangguan jiwa harus komprehensif, melibatkan semua pihak, lintas sektor dan lintas program,” jelasnya.
Terakhir, Prof. Yusuf berharap agar semua masyarakat dapat mewujudkan kesehatan jiwa, di mana individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga dia menyadari dengan kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan dapat berkontribusi bagi komunitasnya.
(msd)
tulis komentar anda