Kota Makassar Butuh Pemimpin Berkarakter Mewujudkan Perencanaan
Minggu, 11 Oktober 2020 - 16:12 WIB
MAKASSAR - Pengusaha nasional kelahiran Makassar Erwin Aksa memandang Kota Makassar ke depan butuh sosok pemimpin yang mampu menyusun perencanaan dan mewujudkannya menjadi hal yang konkrit.
"Banyak mimpi pemimpin di Kota Makassar saat ini tidak terlaksana karena dia tidak mengerti dan tidak tahu perencanaan bahkan eksekusi," tegas Erwin lewat pesan singkat, Minggu (11/10/2020).
Sebagai putra daerah, lahir dan besar di Makassar, putra founder Bosowa Group Aksa Mahmud itu prihatin dengan tata ruang dan letak kota Makassar yang amburadul dan dirusak.
Termasuk proyek reklamasi di Teluk Makassar yang menurut pemerhati lingkungan merusak sistem biota laut hingga merugikan nelayan. (BACA JUGA: Politikus Ferdinand Hutahaean Mundur dari Demokrat, Ini Alasannya)
"Persoalan reklamasi di kota Makassar tidak terlepas dari perencanaan Danny waktu dia menjadi urban planner sebelum jadi wali kota, tapi banyak yang tidak dipelajari aspek lingkungan dan juga perizinan yang baik," katanya.
Erwin juga menilai tak ada kemajuan berarti dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi Makassar. Erwin memandang, kemajuan ekonomi dan peradaban Makassar dari sisi history tak terlepas dari peran para saudagar dan masyarakatnya yang berjiwa pedagang.
Hal tersebut bertolak belakang dengan klaim yang selama ini digaungkan bahwa Makassar berubah wujud menjadi kota dunia dan disegani di kancah nasional khususnya Indonesia timur karena pengaruh keberhasilan walikotanya.
Senada dengan itu, dalam sebuah kesempatan belum lama ini, Ilham Arief Sirajuddin, mantan wali kota Makassar menyebut suksesornya, Danny Pomanto sebatas hebat sebagai arsitek, bukan wali kota. Buktinya, pertumbuhan ekonomi melambat dan tak ada bangunan monumental yang dibuatnya.
Hal tersebut diungkapkan IAS kala menanggapi pernyataan Danny yang malah mengklaim pembangunan monumental di eranya adalah jasanya. (BACA JUGA: Jimly Asshiddiqie: Stop Kerumunan yang Bisa Pancing Emosi)
Tidak ditampiknya bahwa Danny berkontribusi dalam rancangan. Memang benar IAS memilih Danny sebagai arsitek pembangunan Kota Daeng di masa kepemimpinannya.
"Saya meminta tolong kepadanya agar membantu saya merancangnya karena DP cukup bagus sebagai arsitektur. Tapi pertanyaan saya, kenapa saat menjabat sebagai penentu kebijakan, DP tidak membangun apapun kecuali membenahi lorong dan mengklaimnya sebagai Lorong Nasdem?" terang IAS. (BACA JUGA: Demo Tolak Omnibus Law Berakhir Ricuh)
Pilwalkot Makassar tahun ini menghadirkan empat pasangan kandidat yang bertarung merebut hati masyarakat yang ditentukan 9 Desember mendatang. Salah satunya Danny Pomanto yang dipasangkan dengan kader NasDem, Fatmawati Rusdi
"Banyak mimpi pemimpin di Kota Makassar saat ini tidak terlaksana karena dia tidak mengerti dan tidak tahu perencanaan bahkan eksekusi," tegas Erwin lewat pesan singkat, Minggu (11/10/2020).
Sebagai putra daerah, lahir dan besar di Makassar, putra founder Bosowa Group Aksa Mahmud itu prihatin dengan tata ruang dan letak kota Makassar yang amburadul dan dirusak.
Termasuk proyek reklamasi di Teluk Makassar yang menurut pemerhati lingkungan merusak sistem biota laut hingga merugikan nelayan. (BACA JUGA: Politikus Ferdinand Hutahaean Mundur dari Demokrat, Ini Alasannya)
"Persoalan reklamasi di kota Makassar tidak terlepas dari perencanaan Danny waktu dia menjadi urban planner sebelum jadi wali kota, tapi banyak yang tidak dipelajari aspek lingkungan dan juga perizinan yang baik," katanya.
Erwin juga menilai tak ada kemajuan berarti dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi Makassar. Erwin memandang, kemajuan ekonomi dan peradaban Makassar dari sisi history tak terlepas dari peran para saudagar dan masyarakatnya yang berjiwa pedagang.
Hal tersebut bertolak belakang dengan klaim yang selama ini digaungkan bahwa Makassar berubah wujud menjadi kota dunia dan disegani di kancah nasional khususnya Indonesia timur karena pengaruh keberhasilan walikotanya.
Senada dengan itu, dalam sebuah kesempatan belum lama ini, Ilham Arief Sirajuddin, mantan wali kota Makassar menyebut suksesornya, Danny Pomanto sebatas hebat sebagai arsitek, bukan wali kota. Buktinya, pertumbuhan ekonomi melambat dan tak ada bangunan monumental yang dibuatnya.
Hal tersebut diungkapkan IAS kala menanggapi pernyataan Danny yang malah mengklaim pembangunan monumental di eranya adalah jasanya. (BACA JUGA: Jimly Asshiddiqie: Stop Kerumunan yang Bisa Pancing Emosi)
Tidak ditampiknya bahwa Danny berkontribusi dalam rancangan. Memang benar IAS memilih Danny sebagai arsitek pembangunan Kota Daeng di masa kepemimpinannya.
"Saya meminta tolong kepadanya agar membantu saya merancangnya karena DP cukup bagus sebagai arsitektur. Tapi pertanyaan saya, kenapa saat menjabat sebagai penentu kebijakan, DP tidak membangun apapun kecuali membenahi lorong dan mengklaimnya sebagai Lorong Nasdem?" terang IAS. (BACA JUGA: Demo Tolak Omnibus Law Berakhir Ricuh)
Pilwalkot Makassar tahun ini menghadirkan empat pasangan kandidat yang bertarung merebut hati masyarakat yang ditentukan 9 Desember mendatang. Salah satunya Danny Pomanto yang dipasangkan dengan kader NasDem, Fatmawati Rusdi
(vit)
tulis komentar anda