Bus Terguling di Jalan Tol Tebing Tinggi-Medan, 1 Tewas, 15 Terluka
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 11:11 WIB
DELISERDANG - Insiden kecelakaan lalu-lintas di jalan tol Tebingtinggi-Medan terulang lagi, Jumat (2/10/2020) sore.
Kali ini bus Putra Pelangi BK 7515 AA dari Padang menuju Medan mengalami kecelakaan tunggal di Km 47 Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang persisnya di area pintu inter change (tikungan).
Dalam peristiwa tersebut, kenek bus Bahtiar (51) warga Bireuen, Aceh, tewas terjepit. Sementara 15 penumpang mengalami luka ringan dan parah telah dilarikan ke Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa itu terjadi, Jumat (2/10/2020) sekitar pukul 16.30 WIB. "Yang tewas satu orang, kernetnya. Kalau yang luka berat 3 orang sudah dibawa ke Grand Med. Luka ringan ada juga 5 orang sudah pulang. Kita sedang periksa saksi-saksi,"ujar Kasat Lantas Polresta Deliserdang , AKP SL Widodo.
Lanjut Kasat, pihaknya akan meminta tim Polda Sumut meninjau TKP untuk mengetahui penyebab kecelakaan tunggal tersebut.
Pantauan di lapangan, kondisi bus Mercedes Benz itu tampak rusak berat. Bagian depan paling parah, kaca-kaca bus berpecahan. Selain itu barang-barang milik penumpang juga berserakan.
Menurut keterangan Zulkifli (51), penumpang saat ditemui di rumah sakit mengatakan, sedari awal dirinya merasa aneh dengan sopir bus.
Saat masuk pintu tol Tebing Tinggi, sopir tidak mengerti cara melengketkan kartu tol. Akhirnya dibantu oleh sopir dua. (Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan, Satgas COVID-19 Sumut Tutup Wahana Hiburan Hairos Waterpark)
"Nggak tahu dia pakai kartu tol. Sopir sepertinya juga nggak tahu mau keluar tol. Dibantai aja (ngebut) sama dia di tikungan, makanya terguling ke kanan," ujarnya seraya menambahkan saat kejadian yang dipikirkannya hanyalah anaknya, Zahra (8) yang duduk di sampingnya. (Baca juga: Pesta Air saat Pandemi, General Manager Hairos Waterpark Jadi Tersangka)
Begitu bus terguling, ia pun buru-buru mencari keberadaan anaknya. "Kepala anakku terbentur besi. Kalau aku lengan saja yang sakit. Setelah anakku kupegang, keluarlah aku pelan-pelan. Nangis saja dia tadi, ini baru diam sekarang. Kami berdua saja naik dari Bukit Tinggi, mau ke Bromo Medan. Setelah itu ada juga sekitar lima orang yang kuselamatkan karena kejepit-jepit mereka," kata Zulkifli.
Disebutkannya lagi, saat di jalan sopir sebenarnya tidak begitu ngebut. Ia pun heran mengapa kemudian saat di jalan tol sopir seperti lepas kendali. "Lari-lari 80 kayaknya. Kalau di jalan raya nggak begitu ngebut, biasa aja," tutup Zulkifli.
Kali ini bus Putra Pelangi BK 7515 AA dari Padang menuju Medan mengalami kecelakaan tunggal di Km 47 Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang persisnya di area pintu inter change (tikungan).
Dalam peristiwa tersebut, kenek bus Bahtiar (51) warga Bireuen, Aceh, tewas terjepit. Sementara 15 penumpang mengalami luka ringan dan parah telah dilarikan ke Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa itu terjadi, Jumat (2/10/2020) sekitar pukul 16.30 WIB. "Yang tewas satu orang, kernetnya. Kalau yang luka berat 3 orang sudah dibawa ke Grand Med. Luka ringan ada juga 5 orang sudah pulang. Kita sedang periksa saksi-saksi,"ujar Kasat Lantas Polresta Deliserdang , AKP SL Widodo.
Lanjut Kasat, pihaknya akan meminta tim Polda Sumut meninjau TKP untuk mengetahui penyebab kecelakaan tunggal tersebut.
Pantauan di lapangan, kondisi bus Mercedes Benz itu tampak rusak berat. Bagian depan paling parah, kaca-kaca bus berpecahan. Selain itu barang-barang milik penumpang juga berserakan.
Menurut keterangan Zulkifli (51), penumpang saat ditemui di rumah sakit mengatakan, sedari awal dirinya merasa aneh dengan sopir bus.
Saat masuk pintu tol Tebing Tinggi, sopir tidak mengerti cara melengketkan kartu tol. Akhirnya dibantu oleh sopir dua. (Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan, Satgas COVID-19 Sumut Tutup Wahana Hiburan Hairos Waterpark)
"Nggak tahu dia pakai kartu tol. Sopir sepertinya juga nggak tahu mau keluar tol. Dibantai aja (ngebut) sama dia di tikungan, makanya terguling ke kanan," ujarnya seraya menambahkan saat kejadian yang dipikirkannya hanyalah anaknya, Zahra (8) yang duduk di sampingnya. (Baca juga: Pesta Air saat Pandemi, General Manager Hairos Waterpark Jadi Tersangka)
Begitu bus terguling, ia pun buru-buru mencari keberadaan anaknya. "Kepala anakku terbentur besi. Kalau aku lengan saja yang sakit. Setelah anakku kupegang, keluarlah aku pelan-pelan. Nangis saja dia tadi, ini baru diam sekarang. Kami berdua saja naik dari Bukit Tinggi, mau ke Bromo Medan. Setelah itu ada juga sekitar lima orang yang kuselamatkan karena kejepit-jepit mereka," kata Zulkifli.
Disebutkannya lagi, saat di jalan sopir sebenarnya tidak begitu ngebut. Ia pun heran mengapa kemudian saat di jalan tol sopir seperti lepas kendali. "Lari-lari 80 kayaknya. Kalau di jalan raya nggak begitu ngebut, biasa aja," tutup Zulkifli.
(boy)
tulis komentar anda