Dari Limbah, Berakhir Menjadi Karya Seni Beromset Puluhan Juta

Jum'at, 18 September 2020 - 08:53 WIB
Beromset Puluhan Juta Rupiah hingga Mendapat Pesanan PON XX

Dalam kelompok Kobek Millenial Papua, Mama Yane dibantu oleh 5 orang yang terdiri dari sanak keluarganya untuk memproduksi kerajinan tempurung kelapa sekaligus menjual hasil kerajinannya. Harga produk yang dipatok untuk setiap hasil kerajinannya, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 2 jutaan. Total omzet atau penjualan dari sejak didampingi Pertamina dari tahun 2019 hingga saat ini telah mencapai puluhan jutaan rupiah.

Penjualan kerajinan tempurung kelapa yang dikerjakan oleh Mama Yane dan kelompoknya ini kebanyakan mendapatkan pesanan melalui facebook “Kobek Millenial Papua” yang dibantu juga pembuatan akunnya oleh Pertamina. Selain itu, Mama Yane juga menjajakan hasil kerajinannya di pinggir jalan raya perempatan Kelurahan Imbi, Kota Jayapura.



Selain membuatkan laman facebook, Pertamina juga membuatkan kartu nama sebagai sarana promosi Mama Yane. “Jadi siapa saja yang pernah melihat kerajinan yang kami buat ini pasti tak lupa saya sisipkan kartu nama, agar orang-orang itu bisa mengingat kerajinan yang kami buat,” ujar Mama Yane.

Mama Yane menceritakan, kerajinan dari tempurung kelapa tidak membutuhkan modal yang besar. Apalagi pembuatan kerajinan ini relatif mudah dan ramah lingkungan. Selama ini, limbah tempurung kelapa didapatkan dari penjual kelapa di Koya, salah satu daerah yang terkenal dengan sentra pertanian dan perkebunan di Kota Jayapura.

Tempurung kelapa yang diambil dibeli dengan harga Rp1.000 hingga Rp2.000 per buah agar menjaga kualitas bahan tempurung kelapa. Dari bahan baku limbah tempurung kelapa tersebut, dihasilkan beberapa produk misalnya alat makan dan minum dari tempurung kelapa, yang dijual dengan harga mulai Rp200 ribu hingga Rp350 ribu per set.

Sementara itu, Mama Yane juga memproduksi lampu hias dari tempurung kelaoa seharga Rp1 juta hingga Rp2 juta tergantung besar dan kecilnya lampu hias yang dibuatnya. “Lampu-lampu hias ini per satu lampu dibuat 2 hari,” jelas Mama Yane.(Baca juga : Wakil Bupati Penabrak Polwan Hingga Tewas Terancam 12 Tahun Penjara )

Dengan semangat, Mama Yane terus mengajarkan pemanfaatan limbah sampah dan menghasilkan keuntungan bagi keberlangsungan hidup sehari-hari bagi masyarakat sekitarnya.

Hasil kerja keras Mama Yane akhirnya berbuah manis. Kelompok Kobek Milenial Papua telah mengantongi pemesanan cinderamata untuk kebutuhan PON XX yang rencananya diselenggarakan tahun 2021 di Papua. “Pelan-pelan pesanan ini akan kami kerjakan, agar para tamu bisa membawa cinderamata hasil karya anak asli Papua,” kata Mama Yane sambil tersenyum.

Edi turut mengapresiasi kerja keras Mama Yane selama ini. “Kami bersyukur selama dua tahun kami dampingi, Mama Yane dan kelompoknya merupakan kelompok yang bisa kami kategorikan sebagai kelompok yang berhasil dalam bertahan dan terus maju dalam menghadapi berbagai kondisi bisnis. Beliau terus berinovasi dan melakukan peningkatan produknya untuk mengenalkan pada pasar karena produk kerajinan tempurung kelapa ini baru ada dan satu-satunya di Jayapura,” ungkap Edi.

“Kegiatan ini juga dalam rangka Pencapaian target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Pertamina juga selalu menjalankan komitmen ISO 26000 dalam hal ini khususnya aspek pelibatan & pengembangan masyarakat”, pungkas Edi.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina tidak lepas dari Agen Pembangunan Negara. Dalam hal ini, Pertamina wilayah Marketing Operation Region VIII berkomitmen untuk berkontribusi dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar wilayah operasi di Maluku hingga Papua melalui program-program pemberdayaan masyarakat dalam kerangka program CSR dan PKBL, selain tugas-tugas pokoknya mendistribusikan energi hingga ke pelosok negeri.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More