Dari Limbah, Berakhir Menjadi Karya Seni Beromset Puluhan Juta

Jum'at, 18 September 2020 - 08:53 WIB
Limbah tempurung kelapa bisa diolah menjadi kerajinan bernilai jutaan rupiah. FOTO : iNews.tv /Chanry Andrew Suripaty
JAYAPURA - Siapa sangka bahwa limbah tempurung kelapa bisa diolah menjadi kerajinan bernilai jutaan rupiah. Hal itulah yang dilakukan oleh kelompok usaha Kobek Millenial Papua yang diinisiasi oleh Pertamina.

Melalui program corporate social responsibility, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII telah mengembangkan kelompok yang beranggotakan warga lokal Kota Jayapura yang berlokasi di sekitar Fuel Terminal Jayapura . Kelompok inilah yang kemudian dilatih oleh Pertamina untuk menjadi kelompok pengrajin limbah tempurung kelapa sejak tahun 2019 dan saat ini telah berhasil menjual puluhan hasil karya kerajinan daur ulangnya hingga beromzet puluhan juta rupiah.

Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR VIII, Edi Mangun, mengungkapkan bahwa program ini merupakan cara Pertamina untuk memunculkan potensi kemampuan kreativitas masyarakat asli Papua dalam membuat kerajinan. (Baca juga : Apel Putsa Tumbuh Subur di Nimbokrang Jayapura )



“Dengan basis kreativitas dalam budaya kerajinan noken di Papua yang telah mendarahdaging, kami ingin mengembangkan jiwa kreativitas masyarakat asli Papua yang telah menjadi budaya ini untuk berkreasi memanfaatkan daur ulang limbah yang mempunyai nilai jual tinggi, yaitu limbah tempurung kelapa,” ungkap Edi.

Menurut Edi, semua keberhasilan warga asli Papua ini, semua berawal Dari Ketekunan

Dari hasil pemetaan sosial di sekitar wilayah operasi Fuel Terminal Jayapura, Menurut Edi, Pertamina menemukan sesosok inspiratif yang juga merupakan warga asli Papua yang telah lama menggeluti kerajinan daur ulang sampah.

Yane Maria Nari (55) misalnya, merupakan sosok seorang mama asli Papua telah lebih dari 20 tahun yang lalu menekuni kerajinan daur ulang sampah dari limbah kertas dan plastik. Dari sini lah, menurut Edi, Pertamina melihat potensi dan bakat yang dimiliki oleh mama Yane dan anggota kelompoknya dapat diberdayakan untuk membuat produk yang bernilai dari limbah tempurung kelapa.

“Kami kagum dengan potensi sekaligus konsistensi yang dimiliki mama Yane dalam kerajinan daur ulang sampah. Sehingga kami kirim mama Yane ke Yogyakarta untuk ‘magang’ dan belajar dengan pengrajin tempurung kelapa disana pada bulan Mei 2019,” papar Edi.

Dari hasil belajar membuat kerajinan daur ulang dari limbah tempurung kelapa dengan pengrajin di Yogyakarta, mama Yane dan anggota kelompok Kobek Millenial Papua akhirnya dapat menghasilkan sejumlah kerajinan, mulai dari lampu hias, peralatan makan dan minum, pernak pernik hiasan rumah tangga, hingga jepit rambut dan anting-anting.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content