Ulama Diserang, Ikadi Jateng: Kehidupan Sosial Politik Lagi Tak Sehat
Rabu, 16 September 2020 - 07:15 WIB
SEMARANG - Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah prihatin atas kasus penyerangan dan kekerasan terhadap ulama yang terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir ini.
Dua kasus terakhir terjadi pada ulama Syekh Ali Jaber yang terluka pada lengan kanannya setelah ditusuk oleh seorang pemuda di Lampung dan seorang imam masjid meninggal setelah dibacok di OKI Sumatera Selatan.
Namun demikian, Ikadi Jateng meminta masyarakat untuk tidak gegabah berspekulasi dalam merespon kejadian tersebut. “Kita sangat prihatin bahwa ini terjadi di negeri ini, dan ini bukan yang pertama.
Meskipun begitu kita juga gak boleh gegabah berspekulasi, siapakah sesungguhnya pembuat onar itu dan apa motif dibaliknya,” kata Ketua Ikadi Jateng, Wahid Ahmadi kepada SINDOnews, Selasa (15/9/2020) malam.(Baca juga : Cegah Spekulasi, AHY Dorong Aparat Usut Tuntas Kekerasan terhadap Ulama )
Menurut dia, munculnya kasus penyerangan dan kekerasan terhadap ulama menunjukkan bahwa kehidupan sosial politik saat ini tidak dalam keadaan sehat ditambah kondisi perekonomian yang terpukul akibat dampak pandemi COVID-19.(Baca juga : Tersangka Penusuk Syekh Ali Jaber Diobservasi 10 Hari oleh Ahli Jiwa )
“Saat- saat seperti ini negara harusnya tampil kuat sebagai pengayom, penjamin, dan pemberi harapan. Namun tampaknya itu tak terjadi. Berbagai statemen dari pejabat dan langkah menghadapi pandemi menunjukkan bahwa Pemerintah gamang dan tak berkarakter kuat menyikapi persoalan besar bangsa,” tandasnya.
Oleh karena itu, lanjut ustadz Wahid, pihaknya mengajak umat Islam untuk bersatu, saling membantu, baik antar ormas Islam yang ada maupun masyarakat secara individual.
“Ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah yang memiliki Banser dan Kokam, saatnya mereka tunjukkan kesigapannya melindungi para ulama di manapun berada, agar tak ada lagi ada tangan jahat yang mencoba menyentuhnya,” pungkasnya.
Dua kasus terakhir terjadi pada ulama Syekh Ali Jaber yang terluka pada lengan kanannya setelah ditusuk oleh seorang pemuda di Lampung dan seorang imam masjid meninggal setelah dibacok di OKI Sumatera Selatan.
Namun demikian, Ikadi Jateng meminta masyarakat untuk tidak gegabah berspekulasi dalam merespon kejadian tersebut. “Kita sangat prihatin bahwa ini terjadi di negeri ini, dan ini bukan yang pertama.
Meskipun begitu kita juga gak boleh gegabah berspekulasi, siapakah sesungguhnya pembuat onar itu dan apa motif dibaliknya,” kata Ketua Ikadi Jateng, Wahid Ahmadi kepada SINDOnews, Selasa (15/9/2020) malam.(Baca juga : Cegah Spekulasi, AHY Dorong Aparat Usut Tuntas Kekerasan terhadap Ulama )
Menurut dia, munculnya kasus penyerangan dan kekerasan terhadap ulama menunjukkan bahwa kehidupan sosial politik saat ini tidak dalam keadaan sehat ditambah kondisi perekonomian yang terpukul akibat dampak pandemi COVID-19.(Baca juga : Tersangka Penusuk Syekh Ali Jaber Diobservasi 10 Hari oleh Ahli Jiwa )
“Saat- saat seperti ini negara harusnya tampil kuat sebagai pengayom, penjamin, dan pemberi harapan. Namun tampaknya itu tak terjadi. Berbagai statemen dari pejabat dan langkah menghadapi pandemi menunjukkan bahwa Pemerintah gamang dan tak berkarakter kuat menyikapi persoalan besar bangsa,” tandasnya.
Oleh karena itu, lanjut ustadz Wahid, pihaknya mengajak umat Islam untuk bersatu, saling membantu, baik antar ormas Islam yang ada maupun masyarakat secara individual.
“Ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah yang memiliki Banser dan Kokam, saatnya mereka tunjukkan kesigapannya melindungi para ulama di manapun berada, agar tak ada lagi ada tangan jahat yang mencoba menyentuhnya,” pungkasnya.
(nun)
tulis komentar anda