Mistis Kampung Pitu, Hanya Bisa Dihuni 7 KK di Timur Gunung Nglanggeran
Senin, 14 September 2020 - 05:00 WIB
Salah satu keturunan Eyang Iro Kromo yang boleh menetap di Kampung Pitu adalah Rejodimulyo. Kakek Rejodimulyo kini sudah berusia sekitar 103 tahun ini mengaku menikah dengan istri yang dia minta sebelum istrinya tersebut dilahirkan.
Dalam ceritanya ada keanehan tersendiri karna dia meminta istri pada orang dewasa yang belum menikah. "Jadi waktu itu saya disuruh menggembala kerbau. Akhirnya saya mau tapi nanti kalau sampeyan (anda) menikah dan punya anak maka anaknya harus menikah dengan saya," tuturnya.
Benar saja Rejodimulyo akhirnya menikahi istrinya yang sudah ditunggu sejak belum lahir. "Saya memiliki 16 anak dan 10 yang hidup," kata dia.
Hingga saat ini di kampung tersebut dihuni keturunan Eyang Iro Kromo dan hanya dihuni 7 KK dengan 30 jiwa. "Pokoknya kalau sudah menikah saya suruh membuat rumah di luar Kampung Pitu ini. Boleh di sekitar lahan dengan luas 7 hektare pemberian Keraton Yogyakarta ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Dalam ceritanya ada keanehan tersendiri karna dia meminta istri pada orang dewasa yang belum menikah. "Jadi waktu itu saya disuruh menggembala kerbau. Akhirnya saya mau tapi nanti kalau sampeyan (anda) menikah dan punya anak maka anaknya harus menikah dengan saya," tuturnya.
Benar saja Rejodimulyo akhirnya menikahi istrinya yang sudah ditunggu sejak belum lahir. "Saya memiliki 16 anak dan 10 yang hidup," kata dia.
Hingga saat ini di kampung tersebut dihuni keturunan Eyang Iro Kromo dan hanya dihuni 7 KK dengan 30 jiwa. "Pokoknya kalau sudah menikah saya suruh membuat rumah di luar Kampung Pitu ini. Boleh di sekitar lahan dengan luas 7 hektare pemberian Keraton Yogyakarta ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(shf)
tulis komentar anda