Awalnya Alas Beringin, Pasar Beringharjo Terus Ngangeni

Jum'at, 11 September 2020 - 07:04 WIB
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan, secara umum Pasar Beringharjo berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare. Terdiri atas bangunan Pasar Beringharjo barat dan timur. Bangunan utama di bagian barat terdiri atas dua lantai.

Adapun bangunan yang kedua di bagian timur terdiri atas tiga lantai. Pintu masuk utama pasar ini terletak di bagian barat, tepat menghadap Jalan Malioboro. Pintu gerbang utama ini merupakan bangunan dengan ciri khas kolonial bertuliskan “Pasar Beringharjo” dengan aksara Latin dan Jawa.

Pada sisi kanan dan kiri pintu utama terdapat dua buah ruangan berukuran 2,5 x 3,5 meter yang digunakan untuk kantor pengelola pasar. Sisi selatan untuk kantor lurah dan carik pasar, sisi utara untuk kantor petugas keamanan dan ketertiban (trantib) pasar. (Baca juga: AS Tolak Visa 1.000 Pelajar dan Peneliti, China Murka)

Pintu utama ini berhubungan langsung dengan jalan utama pasar yang dibangun lurus dari arah barat ke timur. Lebar jalan utama di dalam pasar ini 2 meter dengan los-los terbuka di sisi kanan dan kiri.

Di samping pintu utama terdapat pula pintu-pintu lain di bagian utara, timur, selatan dengan ukuran lebih kecil daripda pintu utama. “Pasar Beringharjo sempat direnovasi dua kali, yakni tahun 1951 dan 1970,” sebutnya.

Bangunan sisi barat menyediakan keperluan belanja bagi membutuhkan sandang dan aksesori, terutama bagi wisatawan, sehingga dikonsep sebagai tempat wisata belanja. Bangunan sisi timur untuk keperluan kebutuhan sehari-hari, terutama untuk kulakan pedagang. Misalnya sayur-mayur, daging, sembako. “Selain itu Pasar Beringharjo juga menyediakan barang-barang antik (kuno), kletikan dan kuliner (jajanan pasar dan makanan tradisional),” terangnya.

Menurut Yunianto di Pasar Beringharjo tercatat ada 5.563 pedagang. Mereka tersebar di Beringharjo barat sebanyak 1.486 pedagang, Beringharjo tengah 1,558, dan Beringharjo timur 2,519 pedagang. Mereka bukan hanya warga Yogyakarta, tetapi juga warga dari kabupaten lain di DIY. Untuk perputaran omzet mencapai Rp7 miliar per hari. Namun dengan adanya pandemi korona (Covid-19), omzet sempat turun hingga 50%.

Bahkan pada Maret–Mei lalu, sisi barat yang mengandalkan wisatawan sempat tidak beroperasi. Titik ini baru Juni mulai menggeliat lagi sampai sekarang. Adapun untuk sisi timur yang menyediakan barang kebutuhan pokok tetap beroperasi. Protokol kesehatan telah diberlakukan baik di kawasan ini.

“Dengan penerapan protokol kesehatan ini Pasar Beringharjo menjadi juara terbaik II Pasar Siaga Covid-19 oleh Dinkes DIY kategori tipe A,” paparnya. (Baca juga: Baru Disuntik Vaksin Buatan China, Pulang dari Semarang Relawan Ini Positif Corona)

Mengenai membanjirnya pasar modern di Yogyakarta, Yunianto mengatakan hal itu tidak ada dampaknya bagi Pasar Beringharjo dan pasar tradisional lainnya di Yogyakarta. Sebab segmen dan komoditasnya berbeda. Bahkan Pasar Beringharjo sudah dikonsep seperti pasar modern. Khususnya di pasar bagian barat yang memang dikhususkan untuk wisata belanja.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More