Pesantren Nahdlatul Ulum Maros Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka

Rabu, 09 September 2020 - 15:30 WIB
Pesantren Nahdlatul Ulum di Kabupaten Maros sudah memberlakukan pembelajaran tatap muka. Foto: SINDOnews/Najmi LImonu
MAROS - Pesantren Nahdlatul Ulum milik AGH Sanusi Baco di Kabupaten Maros sudah memberlakukan pembelajaran tatap muka . Proses pembelajaran ini telah berlangsung sejak dua minggu lalu.

Sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka, seluruh santri yang datang dari berbagai daerah terlebih dahulu menjalani karantina mandiri.





Kepala Kampus Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum , Syamsuddin menjelaskan, awalnya pihak pesantren mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan pembelajaran dari rumah. Hanya saja banyak orang tua yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh, karena terkendala jaringan seluler dan kuota internet.

"Kita memang telah membuka pembelajaran tatap muka setelah sebelumnya kami melakukan rapat dengan orang tua murid. Dari hasil rapat itu, kebanyakan orang tua memilih anak-anak mereka untuk kembali mondok. Makanya kami membuka pembelajaran tatap muka. Utamanya bagi mereka yang berasal dari luar Sulsel, seperti Papua, Kalimantan dan beberapa daerah lainnya," ujarnya, Rabu (9/9/2020).

Syamsuddin yang juga Mantan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Maros ini menjelaskan, pondok pesantren merupakan kawasan karantina yang dianggap aman, karena santri tidak keluar dari lingkungan pesantren. Dia juga mengatakan, untuk menghindari penyebaran virus corona di area pesantren, orang tua murid yang ingin membesuk tidak diperkenankan masuk ke dalam pesantren.

"Orang tua yang ingin membesuk anaknya, tidak dibolehkan masuk ke dalam pesantren. Mereka hanya dibolehkan sampai di pos satpam saja. Demikan juga dengan anak santri. Kami tidak membolehkan mereka untuk pulang ke rumah. Karena kalau itu dilakukan, mereka terpaksa harus di karantina selama 14 hari sebelum berbaur dengan santri lain," terangnya.

Sementara itu, salah satu orang tua santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Muhammad Ridwan menuturkan, pada dasarnya dia sangat setuju jika proses pembelajaran santri dilakukan di pesantren. Karena dia menganggap lingkungan pesantren merupakan lingkungan paling aman dan tempat isolasi terbaik.



Kepala seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kemenag Kabupaten Maros, Ahmad Ihyaddin menuturkan, memang ada beberapa pesantren yang telah melakukan tatap muka.

"Dan itu dibolehkan oleh Kementerian Agama. Selama pesantren tersebut menjalankan dan menerapkan protokol kesehatan ," jelasnya.
(luq)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content