3 Jimat Ampuh Jenderal Soedirman saat Pimpin Perang Gerilya Melawan Belanda dengan Satu Paru-paru
Senin, 10 Februari 2025 - 11:25 WIB
Pertolongan Allah SWT pun turun di mana ketika ditunjukkan terhadap sosok Soedirman, ketika komandan tentara Belanda itu ternyata tidak percaya dan malah memerintahkan untuk mengeksekusi dengan menembak anak buah Jenderal Sudirman yang berkhianat.
Karena sang anak buah yang telah menjadi mata mata Belanda itu dinilai telah berbohong.
Jenderal Soedirman, yang selalu menyamar sepanjang gerilya, juga kerap diminta mengobati orang sakit. Di sebuah desa di Pacitan, Jawa Timur Teguh bercerita, Jenderal Soedirman dan pasukannya kelaparan karena tak menemukan makanan berhari-hari.
Saat rombongan ini beristirahat, seorang penduduk menghampiri mereka dan meminta air mantra untuk kesembuhan istri lurah di situ.
Sang Panglima Besar mengambil air dari sumur, kemudian meniupkan doa. Ajaib, istri lurah yang terbaring payah itu bisa bangun setelah minum.
Pak Lurah pun mempersilakan Soedirman dan anak buahnya beristirahat. Ia menjamunya dengan berbagai menu masakan. "Baru setelah itu Bapak mengenalkan diri," kata Teguh.
Selain itu, konon ada cerita jika Jenderal Soedirman memiliki Keris Penolak Mortir. Kisahnya dimulai saat suara pesawat membangunkan Desa Bajulan yang senyap pada suatu hari di awal Januari 1949.
Lalu penduduk desa di Nganjuk, Jawa Timur, yang tengah berada di sawah, halaman, dan jalanan itu panik masuk ke rumah atau bersembunyi ke balik pepohonan.
Warga Nganjuk tahu itu pesawat Belanda yang sedang mencari para gerilyawan dan bisa saja memuntahkan bom atau peluru. Tak terkecuali Jirah, perempuan 16 tahun itu gemetar di dapur, seraya membayangkan gubuknya dihujani peluru.
Menurut dia, di rumahnya ada sembilan laki-laki asing sebagai tamu Pak Kedah (ayah angkatnya), yang dia layani makan dan minum.
Karena sang anak buah yang telah menjadi mata mata Belanda itu dinilai telah berbohong.
Jenderal Soedirman, yang selalu menyamar sepanjang gerilya, juga kerap diminta mengobati orang sakit. Di sebuah desa di Pacitan, Jawa Timur Teguh bercerita, Jenderal Soedirman dan pasukannya kelaparan karena tak menemukan makanan berhari-hari.
Saat rombongan ini beristirahat, seorang penduduk menghampiri mereka dan meminta air mantra untuk kesembuhan istri lurah di situ.
Sang Panglima Besar mengambil air dari sumur, kemudian meniupkan doa. Ajaib, istri lurah yang terbaring payah itu bisa bangun setelah minum.
Pak Lurah pun mempersilakan Soedirman dan anak buahnya beristirahat. Ia menjamunya dengan berbagai menu masakan. "Baru setelah itu Bapak mengenalkan diri," kata Teguh.
Selain itu, konon ada cerita jika Jenderal Soedirman memiliki Keris Penolak Mortir. Kisahnya dimulai saat suara pesawat membangunkan Desa Bajulan yang senyap pada suatu hari di awal Januari 1949.
Lalu penduduk desa di Nganjuk, Jawa Timur, yang tengah berada di sawah, halaman, dan jalanan itu panik masuk ke rumah atau bersembunyi ke balik pepohonan.
Warga Nganjuk tahu itu pesawat Belanda yang sedang mencari para gerilyawan dan bisa saja memuntahkan bom atau peluru. Tak terkecuali Jirah, perempuan 16 tahun itu gemetar di dapur, seraya membayangkan gubuknya dihujani peluru.
Menurut dia, di rumahnya ada sembilan laki-laki asing sebagai tamu Pak Kedah (ayah angkatnya), yang dia layani makan dan minum.
Lihat Juga :
tulis komentar anda