Kisah Intelijen Kopassus 100 Prajurit Berambut Gondrong Bergerak di Pedalaman Timor Timur
Selasa, 04 Februari 2025 - 08:46 WIB
Ketiga tim tersebut disusupkan dengan penyamaran. Setiap personel memiliki ciri khas berambut gondrong, berpakaian sipil, kemeja dan celana jeans. Dilengkapi dengan topi dan selendang khas Timor Portugis.
Di kemudian hari, ketiga tim ini dikenal dengan sebutan The Blue Jeans Soldiers yang melegenda.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso mengabadikan perjuangannya dalam tugas di medan operasi Timor Timur dalam buku “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando”.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengisahkan ketika menjalankan tugas rahasia ke perbatasan Timor Portugis atau Timor-Timur (Timtim) yang saat ini disebut Timor Leste.
Sutiyoso yang saat itu berpangkat Kapten dipanggil Ketua G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani untuk menjalankan tugas penting ke Timor Timur.
Dia ditugasi oleh LB Moerdani untuk memantau perkembangan situasi politik dan keamanan daerah tersebut yang semakin genting. Sutiyoso ditugaskan secara klandestin atau rahasia pra Operasi Sandiyudha terbatas yang kemudian dikenal dengan sandi Operasi Flamboyan.
Tepat pada 27 Agustus 1975 Tim Umi yang dipimpin Mayor Infanteri Sofian Effendi dengan Wakil Komandan Kapten Infanteri Sutiyoso kemudian diterbangkan ke Kupang untuk selanjutnya ke Atambua, kota terdekat Indonesia ke Timor Portugis.
Setibanya di Atambua, upaya penyusupan yang rencananya dilakukan melalui Kefamenanu untuk menguasai Ambeno dibatalkan.
Hingga akhirnya Tim Umi diperintahkan melanjutkan perjalanan ke Motaain sebuah desa pantai di wilayah RI yang hanya berjarak 3 Km sebelah barat Kota Batugede, wilayah Timor Portugis.
Di kemudian hari, ketiga tim ini dikenal dengan sebutan The Blue Jeans Soldiers yang melegenda.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso mengabadikan perjuangannya dalam tugas di medan operasi Timor Timur dalam buku “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando”.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengisahkan ketika menjalankan tugas rahasia ke perbatasan Timor Portugis atau Timor-Timur (Timtim) yang saat ini disebut Timor Leste.
Sutiyoso yang saat itu berpangkat Kapten dipanggil Ketua G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani untuk menjalankan tugas penting ke Timor Timur.
Dia ditugasi oleh LB Moerdani untuk memantau perkembangan situasi politik dan keamanan daerah tersebut yang semakin genting. Sutiyoso ditugaskan secara klandestin atau rahasia pra Operasi Sandiyudha terbatas yang kemudian dikenal dengan sandi Operasi Flamboyan.
Nama Samaran
Semua anggota Satgas diberi nama samaran. Sebagai Kasi Intel Satgas, Sutiyoso memilih nama Manix. Nama tersebut terinspirasi dari film mata-mata. Hingga akhirnya Sutiyoso dikenal dengan panggilan Kapten Manix.Tepat pada 27 Agustus 1975 Tim Umi yang dipimpin Mayor Infanteri Sofian Effendi dengan Wakil Komandan Kapten Infanteri Sutiyoso kemudian diterbangkan ke Kupang untuk selanjutnya ke Atambua, kota terdekat Indonesia ke Timor Portugis.
Setibanya di Atambua, upaya penyusupan yang rencananya dilakukan melalui Kefamenanu untuk menguasai Ambeno dibatalkan.
Hingga akhirnya Tim Umi diperintahkan melanjutkan perjalanan ke Motaain sebuah desa pantai di wilayah RI yang hanya berjarak 3 Km sebelah barat Kota Batugede, wilayah Timor Portugis.
Lihat Juga :
tulis komentar anda