Strategi Perang Andalan Kerajaan Majapahit, Gerakan Gajah Mengamuk Paling Mematikan
Minggu, 02 Februari 2025 - 06:45 WIB
KERAJAAN Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada konon mempunyai angkatan perang yang kuat. Tak hanya angkatan perang, strategi perang Gajah Mada juga terbilang jitu.
Sapit Urang menjadi satu dari sekian strategi mematikan yang diterapkan oleh Kerajaan Majapahit saat berperang melawan lawannya. Sapit Urang menempatkan para prajurit dalam beberapa pasukan, dua kelompok pasukan pertama akan bertindak menjadi tangan-tangan perkasa dari seekor udang masing-masing dipimpin oleh komandan sayap, bisa Senapati, Penatus, atau seorang Lurah, tergantung besarnya jumlah pasukan yang ada.
Dua kelompok pasukan pertama akan menjepit dan mengacaukan pihak musuh dari dua arah yang berlawanan. Sementara di bagian tengahnya pasukan utama akan berhadapan dengan pihak lawan.
Jika dilihat dari atas menara pengawas di depan keraton, pasukan Sapit Urang akan membentuk garis melengkung bagaikan tapal kuda. Dikutip dari buku "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit," dari Sri Wintala Achmad, strategi itu juga pernah dipakai oleh Gajah Mada saat melawan dan menaklukkan wilayah lain.
Serangan Garuda Ngalayang menjadi serangan andalan keduanya. Pasukan ini mengandalkan kekuatan pasukan yang besar dan meniru gerakan terbang burung garuda.
Panglima dan pemimpin pasukan yang berada di paruh, kepala, sayap, dan ekor memberikan perintah kepada anak buahnya dengan bertingkah seperti burung garuda, menyambar, mematuk, dan sebagainya. Inilah kenapa dinamakan serangan Garuda Nglayang.
Serangan ini mengandalkan seorang senapati utama pada posisi paruh, kemudian sayap kiri kanan bergerak bebas dengan posisi sebagai pengatur yang sedikit heroik. Karena perlindungan posisi cakar kaki, kemudian pemimpin utama berada di ekor sebagai posisi penyapu terakhir.
Sapit Urang menjadi satu dari sekian strategi mematikan yang diterapkan oleh Kerajaan Majapahit saat berperang melawan lawannya. Sapit Urang menempatkan para prajurit dalam beberapa pasukan, dua kelompok pasukan pertama akan bertindak menjadi tangan-tangan perkasa dari seekor udang masing-masing dipimpin oleh komandan sayap, bisa Senapati, Penatus, atau seorang Lurah, tergantung besarnya jumlah pasukan yang ada.
Dua kelompok pasukan pertama akan menjepit dan mengacaukan pihak musuh dari dua arah yang berlawanan. Sementara di bagian tengahnya pasukan utama akan berhadapan dengan pihak lawan.
Jika dilihat dari atas menara pengawas di depan keraton, pasukan Sapit Urang akan membentuk garis melengkung bagaikan tapal kuda. Dikutip dari buku "Perang Bubat 1279 Saka, Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit," dari Sri Wintala Achmad, strategi itu juga pernah dipakai oleh Gajah Mada saat melawan dan menaklukkan wilayah lain.
Serangan Garuda Ngalayang menjadi serangan andalan keduanya. Pasukan ini mengandalkan kekuatan pasukan yang besar dan meniru gerakan terbang burung garuda.
Panglima dan pemimpin pasukan yang berada di paruh, kepala, sayap, dan ekor memberikan perintah kepada anak buahnya dengan bertingkah seperti burung garuda, menyambar, mematuk, dan sebagainya. Inilah kenapa dinamakan serangan Garuda Nglayang.
Serangan ini mengandalkan seorang senapati utama pada posisi paruh, kemudian sayap kiri kanan bergerak bebas dengan posisi sebagai pengatur yang sedikit heroik. Karena perlindungan posisi cakar kaki, kemudian pemimpin utama berada di ekor sebagai posisi penyapu terakhir.
Lihat Juga :
tulis komentar anda