Mayoritas 8 Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Malang Patah Tulang
Selasa, 24 Desember 2024 - 14:15 WIB
MALANG - Delapan korban luka berat dalam kecelakaan di Tol Malang antara bus pariwisata SMP IT Darul Qur'an Mulia Putri Bogor dan truk masih dirawat intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Mayoritas korban menderita patah tulang.
Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RSSA Malang dr. Syaifullah Azmiragani mengatakan, total awal ada 9 pasien yang masuk ke RSSA Malang, tapi satu di antaranya akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sedangkan 8 orang lainnya masih menjalani perawatan, mayoritas merupakan anak-anak rentang usia 6-13 tahun.
"Saat ini tersisa 8 pasien, dari 8 kasus yang kami tangani semua kasus multi trauma, nggak hanya satu bagian korban yang terkena jadi melibatkan beberapa dokter," kata Syaifullah Azmiragani saat konferensi pers di RSSA Malang, Selasa (23/12/2024) siang.
Menurutnya, mayoritas korban mengalami luka cedera kepala, pendarahan di otak, trauma tumpul di abdomen, fraktur atau patah di tulang, serta ada dengan kondisi kritis saat ini. Beberapa korban juga disebut Syaifullah, dicurigai mengalami trauma di jantungnya.
"Dua orang dirawat tanpa ventilator, dua masih ventilator. Kasus yang cukup banyak dialami korban adalah patah tulang. Pasien bersifat multi trauma gak hanya satu bagian tubuh yang kena tapi beberapa, ditangani secara multidisiplin," katanya.
Darı 8 pasien itu, lima pasien disebut berpotensi dilakukan operasi mulai darı operasi ortopedi pada pangkal tulang paha, patah tulang kaki, patah tulang tengkorak di wajah. Penanganan seluruh pasien itu dikoordinasikan dengan satuan kerja (satker) di RSSA Malang, dari lintas keilmuan kedokteran.
"Pasien akan dikerjakan walaupun hari libur karna urgen. Proses pelaksanaan di rumah sakit mengutamakan mana yang prioritas dan kita tangani, meskipun tanpa keluarga yang mendampingi," katanya.
Pihaknya sudah berhasil memintai persetujuan pihak sekolah dan keluarga, melalui sambungan video untuk memastikan dan menjelaskan, kondisi para korban yang dirawat di RSSA Malang, dengan luka serius.
Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RSSA Malang dr. Syaifullah Azmiragani mengatakan, total awal ada 9 pasien yang masuk ke RSSA Malang, tapi satu di antaranya akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sedangkan 8 orang lainnya masih menjalani perawatan, mayoritas merupakan anak-anak rentang usia 6-13 tahun.
"Saat ini tersisa 8 pasien, dari 8 kasus yang kami tangani semua kasus multi trauma, nggak hanya satu bagian korban yang terkena jadi melibatkan beberapa dokter," kata Syaifullah Azmiragani saat konferensi pers di RSSA Malang, Selasa (23/12/2024) siang.
Menurutnya, mayoritas korban mengalami luka cedera kepala, pendarahan di otak, trauma tumpul di abdomen, fraktur atau patah di tulang, serta ada dengan kondisi kritis saat ini. Beberapa korban juga disebut Syaifullah, dicurigai mengalami trauma di jantungnya.
"Dua orang dirawat tanpa ventilator, dua masih ventilator. Kasus yang cukup banyak dialami korban adalah patah tulang. Pasien bersifat multi trauma gak hanya satu bagian tubuh yang kena tapi beberapa, ditangani secara multidisiplin," katanya.
Darı 8 pasien itu, lima pasien disebut berpotensi dilakukan operasi mulai darı operasi ortopedi pada pangkal tulang paha, patah tulang kaki, patah tulang tengkorak di wajah. Penanganan seluruh pasien itu dikoordinasikan dengan satuan kerja (satker) di RSSA Malang, dari lintas keilmuan kedokteran.
"Pasien akan dikerjakan walaupun hari libur karna urgen. Proses pelaksanaan di rumah sakit mengutamakan mana yang prioritas dan kita tangani, meskipun tanpa keluarga yang mendampingi," katanya.
Pihaknya sudah berhasil memintai persetujuan pihak sekolah dan keluarga, melalui sambungan video untuk memastikan dan menjelaskan, kondisi para korban yang dirawat di RSSA Malang, dengan luka serius.
Lihat Juga :
tulis komentar anda