Debat Pilkada Jateng, Upaya Jitu Ahmad Luthfi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kamis, 31 Oktober 2024 - 12:27 WIB
SEMARANG - Debat calon Gubernur Jateng untuk Pilkada Jawa Tengah 2024 kembali memanas ketika Ahmad Luthfi , cagub nomor urut 2 mempertanyakan langkah cagub nomor urut 1 Andika Perkasa meningkatkan kesejahteraan desa-desa terpencil di wilayah timur provinsi.
Mantan Kapolda Jateng ini menyoroti fakta bahwa Jawa Tengah memiliki 7.810 desa dan 753 kelurahan mengingat banyaknya wilayah yang masih minim akses dan fasilitas. Dia menanyakan kepada Andika mengenai rencana konkret dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Andika kemudian menjawab dengan menawarkan solusi berupa penyediaan akses internet ke seluruh desa. Dia menekankan penetrasi internet di Jawa Tengah saat ini baru mencapai 82 persen yang masih jauh di bawah rata-rata nasional.
"Penggunaan teknologi satelit seperti Telkom Mangosky dan Starlink untuk mengatasi masalah akses internet di desa-desa yang tergolong sebagai blackspot," kata Andika dalam debat, Rabu (30/10/2024).
Jawaban Andika tidak lepas dari kritik Luthfi. Dengan nada tegas, Luthfi mengungkapkan bahwa meskipun akses internet penting, ada isu mendesak lain yang harus diperhatikan, terutama bagi desa-desa di ujung timur Jawa Tengah seperti Desa Temparak yang mayoritas penduduknya nelayan.
Menurut Luthfi, kebutuhan nelayan tidak hanya terbatas pada akses internet, tetapi juga perhatian terhadap berbagai tantangan yang mereka hadapi sehari-hari.
Dia menyoroti masalah serius yang mengganggu kehidupan nelayan seperti pendangkalan muara dan harga jual ikan yang sangat rendah. Misalnya, harga ikan kembung yang hanya Rp3.000 per kilogram.
“Ada hal yang menggelitik dari 7.810 desa bahwa blackspot di 102 desa itu bisa terpenuhi dengan internet. Tapi, bagaimana dengan desa-desa di ujung timur Jateng? Di sana ada Desa Temparak yang isinya nelayan,” kata Luthfi.
Dia menekankan pentingnya pemimpin yang memahami kondisi nyata yang dihadapi masyarakat, khususnya nelayan. Pemimpin harus terjun langsung ke lapangan dan mendalami masalah yang dialami warga, terutama di daerah pesisir.
Luthfi mencatat berbagai tantangan, termasuk tingginya biaya bahan bakar solar dan kesulitan dalam mendapatkan harga jual yang layak di pasar.
Dia menegaskan seorang pemimpin perlu memiliki pemahaman mendalam tentang permasalahan yang dihadapi berbagai lapisan masyarakat. Pemda perlu mengembangkan solusi komprehensif untuk seluruh masyarakat, bukan hanya bagi mereka yang berada di area dengan akses teknologi yang lebih baik.
Lihat Juga: Ahmad Luthfi Sebut Kebijakan Publik Bukan Sekadar Angka, tapi Sentuh Dimensi Kemanusiaan
Mantan Kapolda Jateng ini menyoroti fakta bahwa Jawa Tengah memiliki 7.810 desa dan 753 kelurahan mengingat banyaknya wilayah yang masih minim akses dan fasilitas. Dia menanyakan kepada Andika mengenai rencana konkret dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Andika kemudian menjawab dengan menawarkan solusi berupa penyediaan akses internet ke seluruh desa. Dia menekankan penetrasi internet di Jawa Tengah saat ini baru mencapai 82 persen yang masih jauh di bawah rata-rata nasional.
"Penggunaan teknologi satelit seperti Telkom Mangosky dan Starlink untuk mengatasi masalah akses internet di desa-desa yang tergolong sebagai blackspot," kata Andika dalam debat, Rabu (30/10/2024).
Jawaban Andika tidak lepas dari kritik Luthfi. Dengan nada tegas, Luthfi mengungkapkan bahwa meskipun akses internet penting, ada isu mendesak lain yang harus diperhatikan, terutama bagi desa-desa di ujung timur Jawa Tengah seperti Desa Temparak yang mayoritas penduduknya nelayan.
Menurut Luthfi, kebutuhan nelayan tidak hanya terbatas pada akses internet, tetapi juga perhatian terhadap berbagai tantangan yang mereka hadapi sehari-hari.
Dia menyoroti masalah serius yang mengganggu kehidupan nelayan seperti pendangkalan muara dan harga jual ikan yang sangat rendah. Misalnya, harga ikan kembung yang hanya Rp3.000 per kilogram.
“Ada hal yang menggelitik dari 7.810 desa bahwa blackspot di 102 desa itu bisa terpenuhi dengan internet. Tapi, bagaimana dengan desa-desa di ujung timur Jateng? Di sana ada Desa Temparak yang isinya nelayan,” kata Luthfi.
Dia menekankan pentingnya pemimpin yang memahami kondisi nyata yang dihadapi masyarakat, khususnya nelayan. Pemimpin harus terjun langsung ke lapangan dan mendalami masalah yang dialami warga, terutama di daerah pesisir.
Luthfi mencatat berbagai tantangan, termasuk tingginya biaya bahan bakar solar dan kesulitan dalam mendapatkan harga jual yang layak di pasar.
Dia menegaskan seorang pemimpin perlu memiliki pemahaman mendalam tentang permasalahan yang dihadapi berbagai lapisan masyarakat. Pemda perlu mengembangkan solusi komprehensif untuk seluruh masyarakat, bukan hanya bagi mereka yang berada di area dengan akses teknologi yang lebih baik.
Lihat Juga: Ahmad Luthfi Sebut Kebijakan Publik Bukan Sekadar Angka, tapi Sentuh Dimensi Kemanusiaan
(jon)
tulis komentar anda