Nestapa Warga Cijagra Bandung Tidur di Kandang Ayam saat Rumah Terendam Banjir
Kamis, 12 September 2024 - 17:20 WIB
Ayun menuturkan jika tidur di saung dekat kandang ayam itu merupakan salah satu solusi lantaran tidak adanya tenda pengungsian.
Berbeda dengan beberapa tahun lalu ada salah satu warga yang berbaik hati menyediakan tempat pengungsian sehingga banyak warga beristirahat di sana.
"Ibu ngungsi di saung. Ada panggung di rumah bikin cuman buat kasur, pakaian semua disimpen di sana. Jadi bikin panggung di dalam rumah. Nah kalau tidur ibu di sini, sekarang mah enggak ada pengungsian kayak dulu, kalau dulu ada pengungsian. Sekarang enggak ada, pemerintah enggak ngasih itu, dari dulu juga enggak ngasih," tuturnya.
Ayun yang memang sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di kampung ini sudah terbiasa bertemen dengan banjir. Bahkan hal itu sudah sering dilakukanya pada saat masih anak-anak.
"Ibu mah asli orang sini, si bapak orang sini, kakek nenek buyut ibu asli, orang sini. Iya dari kecil ibu mah di sini tapi sekarang mendingan banjirnya," ungkapnya.
Menurutnya banjir kali ini sudah terjadi dua hari yang lalu.
"Ini banjir dari kemarin. Pas hujan datang satu kali udah banjir, jadi udah dua hari sama sekarang. kadang-kadang kalau hujannya besar di rumah 1 meter setengah, sekarang lagi se-lutut udah masuk, kalau yang sebelahnya mah udah dalam," katanya.
Ayun menyebut jika surutnya air ini juga akan dibantu dengan pompa air yang nanti masuki melalui selokan atau saluran air yang mengarah dar Cikapundung dan Citarum.
"Dulu sebelum ada pompa sampai 21 hari Ibu ngungsi di pinggir jalan, banjirnya besar lama. Tapi sekarang Alhamdulillah udah ada pompa dari BBWS. Alhamdulillah paling lama 2 hari," ungkapnya.
Berbeda jika hujan kembali turun, kemungkinan banjir tidak akan surut bahkan bisa bertambah ketinggian airnya,
Berbeda dengan beberapa tahun lalu ada salah satu warga yang berbaik hati menyediakan tempat pengungsian sehingga banyak warga beristirahat di sana.
"Ibu ngungsi di saung. Ada panggung di rumah bikin cuman buat kasur, pakaian semua disimpen di sana. Jadi bikin panggung di dalam rumah. Nah kalau tidur ibu di sini, sekarang mah enggak ada pengungsian kayak dulu, kalau dulu ada pengungsian. Sekarang enggak ada, pemerintah enggak ngasih itu, dari dulu juga enggak ngasih," tuturnya.
Ayun yang memang sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di kampung ini sudah terbiasa bertemen dengan banjir. Bahkan hal itu sudah sering dilakukanya pada saat masih anak-anak.
"Ibu mah asli orang sini, si bapak orang sini, kakek nenek buyut ibu asli, orang sini. Iya dari kecil ibu mah di sini tapi sekarang mendingan banjirnya," ungkapnya.
Menurutnya banjir kali ini sudah terjadi dua hari yang lalu.
"Ini banjir dari kemarin. Pas hujan datang satu kali udah banjir, jadi udah dua hari sama sekarang. kadang-kadang kalau hujannya besar di rumah 1 meter setengah, sekarang lagi se-lutut udah masuk, kalau yang sebelahnya mah udah dalam," katanya.
Ayun menyebut jika surutnya air ini juga akan dibantu dengan pompa air yang nanti masuki melalui selokan atau saluran air yang mengarah dar Cikapundung dan Citarum.
"Dulu sebelum ada pompa sampai 21 hari Ibu ngungsi di pinggir jalan, banjirnya besar lama. Tapi sekarang Alhamdulillah udah ada pompa dari BBWS. Alhamdulillah paling lama 2 hari," ungkapnya.
Berbeda jika hujan kembali turun, kemungkinan banjir tidak akan surut bahkan bisa bertambah ketinggian airnya,
tulis komentar anda