Ridwan Kamil Sebut Ending Pandemi COVID-19 Mulai Terlihat
Rabu, 26 Agustus 2020 - 16:22 WIB
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku lelah menghadapi isu pandemi COVID-19. Meski begitu, dia bersyukur karena saat ini, akhir dari pandemi COVID-19 mulai terlihat dengan hadirnya kandidat vaksin COVID-19, Sinovac. (BACA JUGA : 15 Juta Orang Indonesia Bisa Divaksinasi Covid Akhir 2020 )
Diketahui, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menjadi bagian dari 1.620 relawan uji klinis kandidat vaksin COVID-19, Sinovac asal China. Dia berharap, keikutsertaan dirinya sebagai relawan uji klinis vaksin membawa harapan besar bahwa pandemi COVID-19 benar-benar bakal segera berakhir. (BACA JUGA: DJKN Jabar Targetkan Sertifikasi 621 Aset Tanah Negara di Jawa Barat )
"Semoga dengan menjadi relawan vaksin ini dapat membawa ketenangan kepada masyarakat bahwa vaksin COVID-19 akan hadir di tengah situasi pandemi dan ending dari pandemi sudah mulai terlihat. Mohon doanya, kami juga sudah kelelahan terhadap isu ini," kata Kang Emil saat menjalani tahapan uji klinis di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). (BACA JUGA: Kapolres Cimahi: Objek Wisata yang Abaikan Protokol Kesehatan Bakal Ditutup )
"Mohon doanya, mudah-mudahan inilah jalan yang Allah berikan di ujung pandemi dan kita bisa hidup normal lebih baik dan produktif lagi di 2021," ujar Kang Emil. (BACA JUGA: Ini Kronologi Aksi Koboi di Depan Kampus Unpad, Korban Yoga Ditembak 3 Kali )
Kang Emil menuturkan, =setelah menjalani tahapan pertama uji klinis, masih ada empat rangkaian tes yang harus dijalani selama enam bulan ke depan. Tahap pertama uji klinis ini fokus pada pemeriksaan kesehatan guna memastikan bisa lolos masuk ke tahap kedua yang akan dilaksanakan tiga hari ke depan atau Jumat (28/8/2020) mendatang. (KLIK YUK : Menkes Anggarkan Rp3,8 Triliun untuk Uang Muka Vaksin COVID-19 )
"Kunjungan pertama ini kami dicek kondisi kesehatan, mulai dari tinggi badan, berat badan, wawancara riwayat kesehatan, kemudian tubuh kami dicek menggunakan stetoskop, khususnya di bagian dada untuk memastikan kondisi awal memungkinkan," tutur Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar itu.
Kang Emil juga menyatakan, telah menandatangani perjanjian kesukarelaan menjadi relawan uji klinis dan menjalani seluruh tahapan uji klinis, termasuk kembali menjalani swab test. "Jadi, hidung kami diucek-ucek lagi untuk dilihat apakah kami aman untuk melaksanakan tes kedua di hari Jumat," ungkap Gubernur.
Selama menjalani tahapan uji klinis, kata Kang Emil, dirinya akan disuntik dua dosis vaksin di mana dosis pertama diberikan pada tahap kedua dan berikutnya di tahap ke tiga. "Memang ada dua tahap ya, satu vaksin betulan, satu yang plasebo, nanti akan diperbandingkan," ungkap Gubernur.
Kang Emil mengaku bersyukur karena uji klinis vaksin Sinovac pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat Jabar. Terbukti, sekitar 2.000 warga Jabar tercatat mendaftarkan diri menjadi relawan dari total 1.620 relawan yang dibutuhkan. "Karena dalam perjalanan nanti mungkin ada 1-2 yang tidak lanjut karena ada lain hal," kata Kang Emil.
Dia berharap, proses uji klinis vaksin Sinovac berjalan lancar hingga dipatenkan nanti. Menurutnya, jika sudah dipatenkan, vaksin ini bakal memiliki keunggulan dari segi harga dibandingkan vaksin yang diproduksi di luar negeri.
"Doakan agar setelah ini lancar selama lima kali kunjungan, maka bulan Januari produksi di Biofarma bisa dilakukan. Sehingga, secepatnya diberikan kepada masyarakat Indonesia sesuai dengan kriteria yang menjadi prioritas," pungkas dia.
Diketahui, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menjadi bagian dari 1.620 relawan uji klinis kandidat vaksin COVID-19, Sinovac asal China. Dia berharap, keikutsertaan dirinya sebagai relawan uji klinis vaksin membawa harapan besar bahwa pandemi COVID-19 benar-benar bakal segera berakhir. (BACA JUGA: DJKN Jabar Targetkan Sertifikasi 621 Aset Tanah Negara di Jawa Barat )
"Semoga dengan menjadi relawan vaksin ini dapat membawa ketenangan kepada masyarakat bahwa vaksin COVID-19 akan hadir di tengah situasi pandemi dan ending dari pandemi sudah mulai terlihat. Mohon doanya, kami juga sudah kelelahan terhadap isu ini," kata Kang Emil saat menjalani tahapan uji klinis di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). (BACA JUGA: Kapolres Cimahi: Objek Wisata yang Abaikan Protokol Kesehatan Bakal Ditutup )
"Mohon doanya, mudah-mudahan inilah jalan yang Allah berikan di ujung pandemi dan kita bisa hidup normal lebih baik dan produktif lagi di 2021," ujar Kang Emil. (BACA JUGA: Ini Kronologi Aksi Koboi di Depan Kampus Unpad, Korban Yoga Ditembak 3 Kali )
Kang Emil menuturkan, =setelah menjalani tahapan pertama uji klinis, masih ada empat rangkaian tes yang harus dijalani selama enam bulan ke depan. Tahap pertama uji klinis ini fokus pada pemeriksaan kesehatan guna memastikan bisa lolos masuk ke tahap kedua yang akan dilaksanakan tiga hari ke depan atau Jumat (28/8/2020) mendatang. (KLIK YUK : Menkes Anggarkan Rp3,8 Triliun untuk Uang Muka Vaksin COVID-19 )
"Kunjungan pertama ini kami dicek kondisi kesehatan, mulai dari tinggi badan, berat badan, wawancara riwayat kesehatan, kemudian tubuh kami dicek menggunakan stetoskop, khususnya di bagian dada untuk memastikan kondisi awal memungkinkan," tutur Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar itu.
Kang Emil juga menyatakan, telah menandatangani perjanjian kesukarelaan menjadi relawan uji klinis dan menjalani seluruh tahapan uji klinis, termasuk kembali menjalani swab test. "Jadi, hidung kami diucek-ucek lagi untuk dilihat apakah kami aman untuk melaksanakan tes kedua di hari Jumat," ungkap Gubernur.
Selama menjalani tahapan uji klinis, kata Kang Emil, dirinya akan disuntik dua dosis vaksin di mana dosis pertama diberikan pada tahap kedua dan berikutnya di tahap ke tiga. "Memang ada dua tahap ya, satu vaksin betulan, satu yang plasebo, nanti akan diperbandingkan," ungkap Gubernur.
Kang Emil mengaku bersyukur karena uji klinis vaksin Sinovac pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat Jabar. Terbukti, sekitar 2.000 warga Jabar tercatat mendaftarkan diri menjadi relawan dari total 1.620 relawan yang dibutuhkan. "Karena dalam perjalanan nanti mungkin ada 1-2 yang tidak lanjut karena ada lain hal," kata Kang Emil.
Dia berharap, proses uji klinis vaksin Sinovac berjalan lancar hingga dipatenkan nanti. Menurutnya, jika sudah dipatenkan, vaksin ini bakal memiliki keunggulan dari segi harga dibandingkan vaksin yang diproduksi di luar negeri.
"Doakan agar setelah ini lancar selama lima kali kunjungan, maka bulan Januari produksi di Biofarma bisa dilakukan. Sehingga, secepatnya diberikan kepada masyarakat Indonesia sesuai dengan kriteria yang menjadi prioritas," pungkas dia.
(awd)
tulis komentar anda