Asal-usul Bengawan Solo, Sungai Terpanjang dan Penuh Sejarah di Pulau Jawa
Jum'at, 23 Agustus 2024 - 17:38 WIB
Sejarah mencatat, pembangunan infrastruktur di sekitar Bengawan Solo telah dimulai sejak abad ke-18 oleh pemerintah kolonial Belanda. Salah satu proyek besar pada masa itu adalah pembangunan kanal dan sudetan untuk mengalihkan aliran sungai, guna mencegah sedimentasi di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Namun, proyek tersebut sempat terhenti karena alasan biaya.
Pada tahun 1890, Belanda melakukan terobosan dengan membangun terusan sepanjang 12 kilometer untuk mengalihkan aliran sungai dari Selat Madura ke Laut Jawa. Ini dilakukan untuk mencegah penumpukan sedimen yang dapat menghalangi akses laut ke kota pelabuhan Surabaya, yang saat itu sangat penting.
Delta sungai Bengawan Solo yang kini berada di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, terus mengalami pertumbuhan akibat sedimentasi lumpur. Diperkirakan, delta ini bertambah panjang hingga 70 meter setiap tahunnya, membentuk sebuah tanjung yang dikenal sebagai Tanjung Pangkah.
Bengawan Solo tidak hanya penting sebagai sumber daya alam, tetapi juga sebagai saksi bisu sejarah panjang Pulau Jawa. Dari aliran sungainya yang tenang, hingga delta yang terus berkembang, Bengawan Solo tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan budaya masyarakat Jawa hingga saat ini.
Lihat Juga: Hadiri Majelis Sholawat Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi: Saya Juga Santri, Pencalonan Ini Ikhtiar
Pada tahun 1890, Belanda melakukan terobosan dengan membangun terusan sepanjang 12 kilometer untuk mengalihkan aliran sungai dari Selat Madura ke Laut Jawa. Ini dilakukan untuk mencegah penumpukan sedimen yang dapat menghalangi akses laut ke kota pelabuhan Surabaya, yang saat itu sangat penting.
Delta sungai Bengawan Solo yang kini berada di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, terus mengalami pertumbuhan akibat sedimentasi lumpur. Diperkirakan, delta ini bertambah panjang hingga 70 meter setiap tahunnya, membentuk sebuah tanjung yang dikenal sebagai Tanjung Pangkah.
Bengawan Solo tidak hanya penting sebagai sumber daya alam, tetapi juga sebagai saksi bisu sejarah panjang Pulau Jawa. Dari aliran sungainya yang tenang, hingga delta yang terus berkembang, Bengawan Solo tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan budaya masyarakat Jawa hingga saat ini.
Lihat Juga: Hadiri Majelis Sholawat Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi: Saya Juga Santri, Pencalonan Ini Ikhtiar
(hri)
tulis komentar anda