Asal-usul Bengawan Solo, Sungai Terpanjang dan Penuh Sejarah di Pulau Jawa
Jum'at, 23 Agustus 2024 - 17:38 WIB
SOLO - Sungai Bengawan Solo , aliran air terbesar dan terpanjang di Pulau Jawa, mengalir dengan tenang namun penuh kisah dari masa lampau. Melintasi wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sungai ini tidak hanya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar, tetapi juga menyimpan banyak cerita sejarah dan budaya yang tak lekang oleh waktu.
Dengan panjang aliran mencapai sekitar 600 kilometer, Bengawan Solo membawa air dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, hingga bermuara di Laut Jawa di utara Surabaya. Sungai ini melintasi setidaknya 12 kabupaten dan kota di kedua provinsi tersebut, menjadikannya sungai yang sangat penting bagi kehidupan dan perekonomian warga.
Asal usul nama "Bengawan Solo" memiliki cerita yang menarik. Dalam bahasa Jawa klasik, "Bengawan" berarti sungai besar, sementara "Solo" sebenarnya merupakan bentuk lain dari "Sala," yang merujuk pada sebuah desa di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Desa Sala dikenal sejak zaman Kerajaan Pajang, yang kemudian menjadi pusat kerajaan baru bernama Surakarta.
Keberadaan Bengawan Solo telah lama menjadi tumpuan hidup masyarakat yang tinggal di sepanjang alirannya, mulai dari Desa Jeblogan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, hingga Kecamatan Ujung Pangkah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Pemkot Solo menggelar lomba kreasi getek bertajuk Bengawan Solo Gethek Festival 2015. Foto/Dok.Koran Sindo
Bagi penduduk di sekitar sungai, Bengawan Solo bukan sekadar aliran air, tetapi juga sumber utama untuk berbagai kebutuhan seperti air minum, irigasi pertanian, pertambangan pasir, transportasi perahu, hingga industri rumah tangga seperti pembuatan batu bata.
Dengan panjang aliran mencapai sekitar 600 kilometer, Bengawan Solo membawa air dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, hingga bermuara di Laut Jawa di utara Surabaya. Sungai ini melintasi setidaknya 12 kabupaten dan kota di kedua provinsi tersebut, menjadikannya sungai yang sangat penting bagi kehidupan dan perekonomian warga.
Asal usul nama "Bengawan Solo" memiliki cerita yang menarik. Dalam bahasa Jawa klasik, "Bengawan" berarti sungai besar, sementara "Solo" sebenarnya merupakan bentuk lain dari "Sala," yang merujuk pada sebuah desa di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Desa Sala dikenal sejak zaman Kerajaan Pajang, yang kemudian menjadi pusat kerajaan baru bernama Surakarta.
Keberadaan Bengawan Solo telah lama menjadi tumpuan hidup masyarakat yang tinggal di sepanjang alirannya, mulai dari Desa Jeblogan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, hingga Kecamatan Ujung Pangkah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Pemkot Solo menggelar lomba kreasi getek bertajuk Bengawan Solo Gethek Festival 2015. Foto/Dok.Koran Sindo
Bagi penduduk di sekitar sungai, Bengawan Solo bukan sekadar aliran air, tetapi juga sumber utama untuk berbagai kebutuhan seperti air minum, irigasi pertanian, pertambangan pasir, transportasi perahu, hingga industri rumah tangga seperti pembuatan batu bata.
tulis komentar anda