Dekan FK Unair Dipecat Gegara Tolak Dokter Asing, Para Dekan Se-Indonesia Bereaksi!
Kamis, 04 Juli 2024 - 08:31 WIB
SURABAYA - Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. dr. Budi Santoso, SpOG (K) dipecat dari jabatannya. Pemecatan ini dikabarkan terkait dengan penolakan Budi terhadap rencana pemerintah mendatangkan dokter asing.
Budi membenarkan pemecatannya melalui pesan yang beredar luas. Ia mengaku menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. "Assalamualaikum wr wb, Bpk ibu Dosen FK Unair, per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair jika ada salah dan khilaf. Mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang, aamiin. Salam hormat untuk guru, senior, dan sejawat semuanya," ujar Budi dalam pesannya.
Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair, Martha Kurnia Kusumawardani, membenarkan kabar tersebut. "Terkait beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial, dengan ini kami humas Universitas Airlangga menyatakan bahwa pemberitaan tersebut benar adanya," terang Martha dalam keterangannya pada Rabu (3/7/2024).
Martha menyatakan bahwa alasan atau pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian ini merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan di lingkungan FK Unair. "Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Budi Santoso, SpOG (K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut," tambahnya.
Pemecatan Budi ini sontak menuai reaksi keras dari para Dekan Fakultas Kedokteran se-Indonesia. Melalui pernyataan sikap, mereka menyesalkan keputusan pemecatan yang tiba-tiba dan tanpa proses yang jelas. Para dekan memandang hal ini sebagai bentuk tidak menghargai kebebasan akademik dan dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas kelembagaan dan proses akademik di FK Unair.
"Mencermati pemberhentian secara tiba-tiba Ketua AIPKI yang juga Dekan FK Unair, maka kami, dekan-dekan FK seluruh Indonesia, yang bernaung di bawah PP AIPKI, menyesalkan keputusan pemberhentian Dekan FK Unair secara tiba-tiba oleh Rektor," tulis pernyataan tersebut yang diterima pada Kamis (4/7/2024).
Para Dekan menyoroti pentingnya kebebasan akademik yang seharusnya dijunjung tinggi di lingkungan pendidikan tinggi. Mereka juga menegaskan bahwa pemberhentian mendadak ini berdampak negatif terhadap kestabilan kelembagaan dan proses akademik di Fakultas Kedokteran Unair. "Kami menyerukan agar setiap keputusan strategis yang menyangkut pemimpin akademik mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan melibatkan proses yang transparan dan partisipatif," jelasnya.
Pernyataan tersebut juga menyinggung soal perlindungan terhadap integritas akademik dan pentingnya penanganan yang profesional dan etis terhadap posisi pimpinan akademik seperti Dekan. "Kami menegaskan bahwa pemberhentian yang tidak melalui proses yang jelas dan adil berpotensi merusak kepercayaan komunitas akademik dan publik terhadap institusi pendidikan tersebut," tegas mereka.
Sebagai Ketua AIPKI, Dekan FK Unair memiliki tanggung jawab besar dalam memajukan pendidikan kedokteran di Indonesia. "Kami menyatakan dukungan kami kepada beliau dan berharap agar keputusan ini tidak menghalangi upaya bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan kedokteran di tanah air. Kami mendesak pihak rektorat Unair untuk mempertimbangkan ulang keputusan ini demi kepentingan bersama," pungkas pernyataan sikap tersebut.
Budi membenarkan pemecatannya melalui pesan yang beredar luas. Ia mengaku menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. "Assalamualaikum wr wb, Bpk ibu Dosen FK Unair, per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair jika ada salah dan khilaf. Mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang, aamiin. Salam hormat untuk guru, senior, dan sejawat semuanya," ujar Budi dalam pesannya.
Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair, Martha Kurnia Kusumawardani, membenarkan kabar tersebut. "Terkait beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial, dengan ini kami humas Universitas Airlangga menyatakan bahwa pemberitaan tersebut benar adanya," terang Martha dalam keterangannya pada Rabu (3/7/2024).
Martha menyatakan bahwa alasan atau pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian ini merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan di lingkungan FK Unair. "Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Budi Santoso, SpOG (K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut," tambahnya.
Pemecatan Budi ini sontak menuai reaksi keras dari para Dekan Fakultas Kedokteran se-Indonesia. Melalui pernyataan sikap, mereka menyesalkan keputusan pemecatan yang tiba-tiba dan tanpa proses yang jelas. Para dekan memandang hal ini sebagai bentuk tidak menghargai kebebasan akademik dan dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas kelembagaan dan proses akademik di FK Unair.
"Mencermati pemberhentian secara tiba-tiba Ketua AIPKI yang juga Dekan FK Unair, maka kami, dekan-dekan FK seluruh Indonesia, yang bernaung di bawah PP AIPKI, menyesalkan keputusan pemberhentian Dekan FK Unair secara tiba-tiba oleh Rektor," tulis pernyataan tersebut yang diterima pada Kamis (4/7/2024).
Para Dekan menyoroti pentingnya kebebasan akademik yang seharusnya dijunjung tinggi di lingkungan pendidikan tinggi. Mereka juga menegaskan bahwa pemberhentian mendadak ini berdampak negatif terhadap kestabilan kelembagaan dan proses akademik di Fakultas Kedokteran Unair. "Kami menyerukan agar setiap keputusan strategis yang menyangkut pemimpin akademik mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dan melibatkan proses yang transparan dan partisipatif," jelasnya.
Pernyataan tersebut juga menyinggung soal perlindungan terhadap integritas akademik dan pentingnya penanganan yang profesional dan etis terhadap posisi pimpinan akademik seperti Dekan. "Kami menegaskan bahwa pemberhentian yang tidak melalui proses yang jelas dan adil berpotensi merusak kepercayaan komunitas akademik dan publik terhadap institusi pendidikan tersebut," tegas mereka.
Sebagai Ketua AIPKI, Dekan FK Unair memiliki tanggung jawab besar dalam memajukan pendidikan kedokteran di Indonesia. "Kami menyatakan dukungan kami kepada beliau dan berharap agar keputusan ini tidak menghalangi upaya bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan kedokteran di tanah air. Kami mendesak pihak rektorat Unair untuk mempertimbangkan ulang keputusan ini demi kepentingan bersama," pungkas pernyataan sikap tersebut.
(hri)
tulis komentar anda