Begini Kisah Marda, Pendarahan 10 Hari Tak Ketemu Dokter di RSBS Pangkep
Jum'at, 21 Agustus 2020 - 19:29 WIB
"Sejak itu komunikasi kami hanya lewat WA saja karena dokter takut Corona . Bidan kasi obat dan suntikan setiap hari. Katanya takut Corona tapi kalau ada pasien operasi dia datang," ujarnya.
Pihak keluarga sempat menghubungi pimpinan RSBS dan meminta dirujuk ke Makassar. Tapi pihak RSBS berjanji akan memberikan pelayanan yang baik kepada Marda.
Tepat tujuh hari di RS dengan setiap hari disuntik dan diberi obat, akhirnya Marda melahirkan normal prematur. Bayi perempuan seberat satu kilogram itu lahir dengan kondisi meninggal dunia. Marda menyesalkan dokter yang tak pernah datang memeriksa kandungannya disaat-saat kritis. "Setidaknya datanglah satu kali saja," ucapnya dengan mata merah berkaca-kaca.
Tiga hari setelah melahirkan, Marda memilih pulang ke rumah. Meski pihak RS menahan karena kondisinya belum stabil. "Apa lagi yang harus saya tunggu di RS, anakku sudah meninggal," kata Dia.
Selain tak ada dokter, ia juga mengungkapkan pelayanan di RSBS yang jauh dari kata paripurna. Ia mengaku sempat menunggu berjam-jam untuk meminta penggantian cairan infus yang habis.
"Sudah melahirkan, subuh jam 4 cairan infus habis dan kami tidak lihat ada petugas. Suami saya mondar-mandir mencari. Nanti beberapa jam baru dikasi cairan baru," ungkapnya.
Lihat Juga: Selundupkan Puluhan Reptil Dilindungi, Mahasiswi Korea Diamankan Petugas Karantina Banten
Pihak keluarga sempat menghubungi pimpinan RSBS dan meminta dirujuk ke Makassar. Tapi pihak RSBS berjanji akan memberikan pelayanan yang baik kepada Marda.
Tepat tujuh hari di RS dengan setiap hari disuntik dan diberi obat, akhirnya Marda melahirkan normal prematur. Bayi perempuan seberat satu kilogram itu lahir dengan kondisi meninggal dunia. Marda menyesalkan dokter yang tak pernah datang memeriksa kandungannya disaat-saat kritis. "Setidaknya datanglah satu kali saja," ucapnya dengan mata merah berkaca-kaca.
Tiga hari setelah melahirkan, Marda memilih pulang ke rumah. Meski pihak RS menahan karena kondisinya belum stabil. "Apa lagi yang harus saya tunggu di RS, anakku sudah meninggal," kata Dia.
Selain tak ada dokter, ia juga mengungkapkan pelayanan di RSBS yang jauh dari kata paripurna. Ia mengaku sempat menunggu berjam-jam untuk meminta penggantian cairan infus yang habis.
"Sudah melahirkan, subuh jam 4 cairan infus habis dan kami tidak lihat ada petugas. Suami saya mondar-mandir mencari. Nanti beberapa jam baru dikasi cairan baru," ungkapnya.
Lihat Juga: Selundupkan Puluhan Reptil Dilindungi, Mahasiswi Korea Diamankan Petugas Karantina Banten
(agn)
tulis komentar anda