Ayah-Anak Dokter Hewan Raih Penghargaan dari Leprid

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 16:06 WIB
Emile Bambang S Tjahjokoesoemo dan Francisco W Tjahjokoesoemo bersama stafnya usai menerima penghargaan Leprid. Foto SINDOnews
SEMARANG - Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) memberikan dua penghargaan kepada dua dokter yang berprestasi dan menginspirasi. Menariknya, kedua dokter tersebut masih memiliki ikatan darah yakni seorang ayah dan anak yang memiliki profesi yang sama yaitu sebagai dokter hewan dan akupunkturis.

Sang ayah bernama Emile Bambang S Tjahjokoesoemo (69) dianugerahi sebagai dokter hewan dan praktek pelayanan akupunktur dengan pendekatan penyembuhan energi pada manusia selama lebih dari 20 tahun. (Baca: Dokter Indonesia Raih Penghargaan Ditingkat Internasional )

Sedangkan sang anak, Francisco W Tjahjokoesoemo (37) dianugerahi sebagai dokter hewan dan praktek pelayanan akupunktur dengan pendekatan penyembuhan energi pada manusia selama lebih dari 10 tahun. Sementara ayah dan anak tersebut membuka klinik bersama di lokasi yang sama di Jalan Kusuma Bangsa No 5 Surabaya.



“Dokter Emile telah menekuni profesi tersebut lebih 20 tahun kemudian dokter Francisco menyusul di bidang sama dan lebih 10 tahun memberikan pelayanan dengan metode yang dilakukan yakni pendekatan penyembuhan energi pada manusia dan selalu mengkombinasikan wawasan dari kedokteran konvensional, pengobatan tradisional Cina dan penyembuhan energi,” terang Ketua Umum dan Pendiri Leprid, Paulus Pangka, Jumat (21/8/2020).

“Kami melihat apa yang telah dilakukan oleh dokter Emile dan dokter Francisco layak diapreasiasi dan dicatat sebagai prestasi rekor yang mengagumkan dan menginspirasi,” ungkapnya. Sementara itu, dokter Francisco berharap penghargaan dari Leprid ini bisa menjadi inspirasi bersama dalam mewujudkan visi kesehatan global (one health). Menurutnya, dokter hewan dan pengobatan tradisional tidak terpisahkan dari kesehatan global.

“Saya sangat berterima kasih dapat penghargaan ini. Harapannya ini bisa jadi inspirasi kita bersama-sama mewujudkan visi one health ini, intinya itu. Untuk mewujudkan one health, kita menggabungkan antara wawasan dari kesehatan konvensional dengan kesehatan alternatif,” kata Francisco saat dihubungi SINDOnews, Jumat (21/8/2020).

Ia menjelaskan, karena penyakit-penyakit di masa depan itu bisa kemungkinan Zoonosis, sehingga diperlukan wawasan kesehatan hewan dan kesehatan manusia. “Zoonosis ini adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, ada penularan dari manusia ke hewan. Yang penyebabnya patogin, bisa virus, bakteri, jamur, fungi, serta parasit seperti protozoa dan cacing,” ungkapnya.

Menurutnya, selama ini kurang disadari bahwa hidup kita saling berdampingan. Kalau terjadi kerusakan suatu lingkungan maka mempengaruhi hewan di sekelilingnya. Hewan disekelilingnya akan mempengaruhi kesehatan manusia. (Baca: Forum Dokter Indonesia Nobatkan Danny Pomanto 'Pejuang Kesehatan' )

“Jadi semua kalau kita hubungkan ya berkesinambungan,” ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini. Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan kesejahteraan hewan, kelestarian lingkungan lebih ditingkatkan dan tak kalah penting kesehatan manusia juga ditingkatkan.

(don)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content