Maluku Tabaos, Aspirasi untuk Akselerasi Pembangunan Maluku
Sabtu, 08 Juni 2024 - 14:27 WIB
JAKARTA - Memperingati Hari Laut Sedunia, Perhimpunan Masyarakat Maluku Indonesia mempersembahkan inisiatif ‘Maluku Tabaos’. Ini sebagai momentum penting mempercepat pembangunan Maluku serta mendukung Indonesia menjadi poros maritim pada Sabtu, (8/6/2024) di Tugu Proklamasi, Jakarta.
Acara tersebut dihadiri oleh Reza Valdo Maspaitella selaku Raja Rutong – Ketua Majelis Latupati Ambon, Said Assagaff (Gubernur Maluku 2014 - 2019), Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Karel Albert Ralahalu (Gubernur Maluku 2003-2008, 2008-2013), mahasiswa, masyarakat hingga tokoh-tokoh masyarakat Maluku di Jakarta.
Reza Valdo Maspaitella menyatakan Maluku merupakan provinsi kepulauan di mana 90,7 persen dari wilayah adalah laut. Namun sayangnya kondisi Maluku masih tertinggal, dalam berbagai aspek baik dalam kualitas kehidupan masyarakat, pendidikan kesehatan dan lain. "Bisa dikatakan sangat mundur dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, .
Kondisi ini menurut Reza, berbanding terbalik dengan zaman dulu sebelum abad masehi dan setelah abad masehi, dimana Maluku bagian dari globalisasi pada masa itu. Baik bagian dari globalisasi dan perdagangan dunia, karena rempahnya.
Setelah berabad-abad, hingga hari ini ungkap Reza, Maluku adalah tiga provinsi termiskin di Indonesia. "Harapannya dengan adanya pemerintahan yang baru ke depannya ini, kita Indonesia sedang ada tema untuk menuju Indonesia Emas, komponen dari generasi muda Maluku khususnya yang ada di kemahasiswaan yang ada di Jakarta maupun di daerah, merasa perlu adanya sebuah gerakan kebersamaan dari masyarakat Maluku di dalam membangun Maluku, " urainya.
Menanggapi persoalan ketertinggalan yang terjadi di Maluku, diperlukan konsensus kolektif dari seluruh elemen masyarakat Maluku. Elemen-elemen tersebut mencakup elit, politisi, praktisi, akademisi, pelaku usaha, musisi, artis, LSM, organisasi masyarakat, mahasiswa, serta masyarakat akar rumput. Selain itu, partisipasi aktif dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga sangat penting untuk merespons dan mengawal cita-cita mulia untuk mendorong percepatan pembangunan laut Maluku.
"Kami sebagai generasi muda dan mahasiswa Maluku mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berhimpun bersama menjadi satu kesatuan Masyarakat Maluku Indonesia dalam acara ‘Maluku Tabaos’ yang juga bertepatan dengan Hari Laut Sedunia sebagai titik refleksi mendalam terhadap keadaan laut di Maluku. Melalui acara ini, kami berupaya membangkitkan kembali semangat dan komitmen terhadap pembangunan Maluku dan terintegrasi secara nasional berdasarkan karakteristik bangsa bahari," ujar Christina Rumahlatu selaku Ketua Steering Committee dan Rehan Wattimena selaku Ketua Organizing Committee.
Terkait Maluku Tabaos, Reza menyatakan acara tersebut bagian dari inisiatif para generasi muda Maluku untuk turut berkontribusi mempercepat pembangunan Maluku. "Mereka datang kepada kami, menyampaikan kegelisahan hatinya sebagai generasi muda pada kami sebagai ketua adat. Apa yang kira-kira bisa dilaksanakan untuk melakukan gerakan untuk mempercepat pembangunan Maluku, " katanya.
Acara tersebut dihadiri oleh Reza Valdo Maspaitella selaku Raja Rutong – Ketua Majelis Latupati Ambon, Said Assagaff (Gubernur Maluku 2014 - 2019), Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Karel Albert Ralahalu (Gubernur Maluku 2003-2008, 2008-2013), mahasiswa, masyarakat hingga tokoh-tokoh masyarakat Maluku di Jakarta.
Reza Valdo Maspaitella menyatakan Maluku merupakan provinsi kepulauan di mana 90,7 persen dari wilayah adalah laut. Namun sayangnya kondisi Maluku masih tertinggal, dalam berbagai aspek baik dalam kualitas kehidupan masyarakat, pendidikan kesehatan dan lain. "Bisa dikatakan sangat mundur dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, .
Kondisi ini menurut Reza, berbanding terbalik dengan zaman dulu sebelum abad masehi dan setelah abad masehi, dimana Maluku bagian dari globalisasi pada masa itu. Baik bagian dari globalisasi dan perdagangan dunia, karena rempahnya.
Setelah berabad-abad, hingga hari ini ungkap Reza, Maluku adalah tiga provinsi termiskin di Indonesia. "Harapannya dengan adanya pemerintahan yang baru ke depannya ini, kita Indonesia sedang ada tema untuk menuju Indonesia Emas, komponen dari generasi muda Maluku khususnya yang ada di kemahasiswaan yang ada di Jakarta maupun di daerah, merasa perlu adanya sebuah gerakan kebersamaan dari masyarakat Maluku di dalam membangun Maluku, " urainya.
Menanggapi persoalan ketertinggalan yang terjadi di Maluku, diperlukan konsensus kolektif dari seluruh elemen masyarakat Maluku. Elemen-elemen tersebut mencakup elit, politisi, praktisi, akademisi, pelaku usaha, musisi, artis, LSM, organisasi masyarakat, mahasiswa, serta masyarakat akar rumput. Selain itu, partisipasi aktif dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga sangat penting untuk merespons dan mengawal cita-cita mulia untuk mendorong percepatan pembangunan laut Maluku.
"Kami sebagai generasi muda dan mahasiswa Maluku mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berhimpun bersama menjadi satu kesatuan Masyarakat Maluku Indonesia dalam acara ‘Maluku Tabaos’ yang juga bertepatan dengan Hari Laut Sedunia sebagai titik refleksi mendalam terhadap keadaan laut di Maluku. Melalui acara ini, kami berupaya membangkitkan kembali semangat dan komitmen terhadap pembangunan Maluku dan terintegrasi secara nasional berdasarkan karakteristik bangsa bahari," ujar Christina Rumahlatu selaku Ketua Steering Committee dan Rehan Wattimena selaku Ketua Organizing Committee.
Terkait Maluku Tabaos, Reza menyatakan acara tersebut bagian dari inisiatif para generasi muda Maluku untuk turut berkontribusi mempercepat pembangunan Maluku. "Mereka datang kepada kami, menyampaikan kegelisahan hatinya sebagai generasi muda pada kami sebagai ketua adat. Apa yang kira-kira bisa dilaksanakan untuk melakukan gerakan untuk mempercepat pembangunan Maluku, " katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda